tag:blogger.com,1999:blog-6973088289880618732024-03-08T12:09:25.634-08:00Referensi Skripsi, Tesis, Disertasi I PustakaIlmiahSoftDownload Referensi Skripsi, Referensi Disertas, Referensi Tesis, Kumpulan Skripsi Gratis, Panduan membuat skripsi, jual skripsi, beli skripsiAllSofthttp://www.blogger.com/profile/10271180698369713605noreply@blogger.comBlogger13125tag:blogger.com,1999:blog-697308828988061873.post-23064382043348243412011-01-22T13:05:00.000-08:002011-01-22T13:08:09.811-08:00Pengaruh Penggunaan Media Belajar dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika<div style="text-align: center;"><b>BAB I</b></div><div style="text-align: center;"><b>PENDAHULUAN</b></div><br />
<b>A. Latar Belakang</b><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Secara detail dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 (1) pendidikan didefinisikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dalam hal ini tentu saja diperlukan adanya pendidik yang profesional terutama guru-guru di sekolah dasar dan menengah dan dosen-dosen di perguruan tinggi.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Untuk mencapai kualitas seperti yang diharapkan dalam tujuan Pendidikan Nasional diatas, peningkatan pendidikan harus selalu diusahakan baik dari segi kuantitas maupun segi kualitas. Dan ini melibatkan berbagai pihak yang terkait dalam proses ini. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan merupakan lembaga yang terkait langsung telah melakukan berbagai usaha dalam upaya membangun dan menyempurnakan sistem pembangunan nasional baik dalam pendidikan formal maupun pendidikan non formal. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal dimana terdapat kegiatan proses belajar mengajar perlu mendapat perhatian khusus, karena sekolahlah yang bertanggung jawab dalam menghasilkan manusia-manusia pembangunan yang berkualitas. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Salah satu kegiatan proses belajar mengajar adalah belajar. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku. Perubahan ini tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan tetapi juga berbentuk kecakapan, ketrampilan, sikap, pengertian, penyesuaian diri dan sebagainya, dimana perubahan ini terlihat pada sikap dan tingkah laku.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Tindakan manusia dalam bersikap dan bertingkah laku tidak hanya sekedar menanggapi rangsangan dari luar dirinya, tapi juga ada faktor tertentu dari dalam diri yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan. Untuk memahaminya salah satu yang perlu dipelajari adalah minat. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Muhibbin Syah dalam Psikologi Belajar menyatakan bahwa minat merupakan suatu kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Dapat disimpulkan bahwa minat merupakan serangkaian usaha untuk menumbuhkan keinginan terhadap sesuatu sehingga mendorongnya untuk memberikan perhatian yang besar terhadap hal tersebut. Sebagaiman diketahui bahwa minat dapat muncul karena adanya pengaruh luar. Minat seseorang bisa saja berubah karena adanya pengaruh-pengaruh seperti lingkungan dan kebutuhan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sebagaimana telah dikemukakan di atas bahwa seseorang yang memiliki minat terhadap kegiatan tertentu cenderung memberikan perhatian yang besar terhadap kegiatan tersebut. Tentunya dalam melaksanakan kegiatan dan usaha pencapaian tujuan perlu adanya pendorong untuk menumbuhkan minat.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Untuk menumbuhkan minat belajar matematika terhadap siswa SLTA dapat dilakukan oleh guru. Semangat pendidik dalam mengajar terhadap materi yang diajarkan, berhubungan erat dengan minat siswa yang belajar. Karena guru yang mempunyai semangat yang besar dalam mengajar terhadap materi yang diajarkan, akan mempengaruhi minat siswa terhadap materi yang diajarkan. Tidak mungkin seorang guru dapat membangkitkan minat siswanya, jika guru tersebut tidak memiliki minat dalam memberikan materi pelajaran Matematika.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Bidang studi yang menarik akan menumbuhkan minat seseorang untuk mempelajarinya dengan sebaik-baiknya, dan sebaliknya bidang studi yang tidak sesuai minatnya tidak akan mempunyai daya tarik baginya. Maka dari itu dalam kegiatan belajar mengajar diharapkan seorang guru harus dapat menyajikan materi pelajaran sebaik mungkin dan semenarik mungkin, apabila materi pelajaran yang diberikan kepada siswa tidak menarik baginya, maka timbullah rasa bosan, malas untuk belajar sehingga hasil yang diperoleh dalam studinya menurun. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sampai saat ini, berhitung sebagai salah satu bagian dari pelajaran Matematika masih dianggap sulit untuk dipelajari oleh kebanyakan siswa terutama siswa yang mengalami problem belajar dan minat akan pelajaran Matematika. Hal ini terjadi karena kurangnya motivasi dari dalam siswa itu sendiri, baik juga dari guru sebagai motivator yang harus dapat menumbuhkan minat siswa akan pelajaran matematika, serta kurangnya pemahaman tentang bagaimana pengoperasian Matematika yang sesungguhnya. Dari tahun ke tahun masalah ini terus menerus berulang dalam pencapaian prestasi belajar siswa di SMA XXX, hal ini dapat di lihat dari hasil rata- rata hasil Evaluasi Akhir Semester II di kelas XI IPA untuk pelajaran Matematika pada salah satu sekolah SMA </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing tingkat satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan dan silabus. Prinsip pengembangan KTSP adalah berpusat pada potensi, perkembangan dan kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya, tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, relevan dengan kebutuhan kehidupan, menyeluruh dan berkesinambungan, belajar sepanjang hayat.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) atau yang dikenal dengan istilah Kurikulum 2006 , didalam silabus pada kolom sumber/alat/bahan, bahan pembelajaran tidak hanya mencakup lembar kerja , bahan-bahan untuk praktek, LCD, CD interaktif tetapi juga mencakup Komputer di dalamnya. Penyampaian pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar CD interaktif yang berbasis ICT atau TIK ( Teknologi Informasi dan Komunikasi ) , menjadi suatu keharusan yang harus didukung dengan tersedianya media komputer .</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Mempertimbangkan prinsip KTSP tersebut maka sekolah harus menyediakan dan mengembangkan perangkat keras dan perangkat lunak pendidikan serta sumber daya manusia khususnya guru agar dapat menjalankan KTSP sesuai tujuannya. Kondisi tersebut menuntut paradigma bagi pengelola pendidikan di sekolah baik kepala sekolah, guru maupun tenaga administrasi untuk mampu melayani kebutuhan tersebut.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Oleh karena itu perlu dikembangkan sistem yang dapat mengakomodasi keperluan guru dalam pembelajaran dan sistem administrasi pembelajaran agar tujuan pencapaian kompetensi siswa dapat tercapai. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) atau ICT untuk kepentingan pembelajaran dan sistem administrasi pendukungnya. TIK / ICT mempunyai potensi yang sangat besar untuk dimanfaatkan dalam dunia pendidikan. Pada blue print TIK Depdiknas, setidak-tidaknya disebutkan ada tujuh fungsi TIK/ ICT dalam pendidikan, yakni sebagai sumber belajar, alat bantu / penggunaan media belajar, fasilitas pembelajaran, standard kompetensi, sistem administrasi, pendukung keputusan, sebagai infrastruktur. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pemanfaatan perkembangan teknologi multimedia dalam pembelajaran pada umumnya belum maksimal. Komputer yang ada di sekolah saat ini belum dimanfaatkan secara optimal sebagai sarana pembelajaran. Seringkali komputer hanya digunakan sebagai penggunaan media belajar program komputer saja. Padahal kita dapat menggunakan komputer tersebut alat untuk belajar pengetahuan yang lain dengan lebih menyenangkan. Cara ini menjadikan proses belajar mengajar akan lebih menarik dan interaktif, sehingga dapat menambah tingkat pemahaman dalam menyerap materi yang diajarkan. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Jika pemilihan penggunaan media pembelajaran kurang tepat, maka akan menimbulkan masalah kepada para siswa yang berakibat minat dan motivasi belajar menjadi menurun. Hal ini disebabkan karena media pembelajarannya kurang menarik, apalagi kalau jumlah rata-rata siswa per kelas mencapai 40 atau 50 orang. Tetapi dengan menggunakan penggunaan media belajar berbasis ICT (Information Comunication and Teknologi) atau TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) selain akan mengurangi beban guru dalam menyiapkan media pembelajaran , yang lebih penting adalah dengan diikutsertakannya siswa dalam pengoperasian media tersebut, maka siswa akan merasa terlibat di dalamnya yang akibatnya dapat meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa. Siswa selain menjadi objek pembelajaran sekaligus juga sebagai subjek pembelajaran.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Pemanfaatan ICT di Indonesia masih sangat tertinggal bila dibandingkan dengan negara–negara lain. Ketertinggalan itu dalam pendayagunaan ICT merupakan isu kebijakan penting pembangunan pendidikan Indonesia. Dalam rangka mengejar ketertinggalan tersebut, perlu diperluas dan diintensifkan pemanfaatan ICT di bidang pendidikan : pertama, untuk dimanfaatkan dalam pengelolaan pendidikan melalui otomatisasi pendataan, pengelolaan, dan perkantoran. Kedua, pendayagunaan ICT baik sebagai materi kurikulum maupun media dalam proses pembelajaran interaktif.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Program yang berkaitan dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi di bidang pendidikan dapat diwujudkan dalam suatu kegiatan berupa pengembangan system, metode, dan materi pembelajaran dengan menggunakan ICT. Dengan menggunakan ICT dalam pendidikan, siswa dan yang memerlukan layanan dapat memperoleh pendidikan yang bermutu dan relevan. Sehubungan dengan itu, materi bahan ajar berbasis ICT ini kiranya dapat memberi alternatif bagaimana para guru mata pelajaran terkait dapat memanfaatkan perangkat ICT dalam pengembangan bahan ajar.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Mutu pendidikan Indonesia, terutama dalam mata pelajaran Matematika, masih rendah. Data UNESCO menunjukkan, peringkat Matematika Indonesia berada di deretan 34 dari 38 negara. Sejauh ini, Indonesia masih belum mampu lepas dari deretan penghuni papan bawah.</div><div style="text-align: justify;">Hasil penelitian tim Programme of International Student Assessment (PISA) 2001 menunjukkan, Indonesia menempati peringkat ke-9 dari 41 negara pada kategori literatur Matematika. Sementara itu, menurut penelitian Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS), Matematika Indonesia berada di peringkat ke-34 dari 38 negara (data UNESCO).</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hal itu terungkap dalam konferensi pers The First Symposium on Realistic Teaching in Mathematics di Majelis Guru Besar (MGB) ITB, Jln. Surapati No. 1, Bandung, "Peringkat Indonesia berada di bawah Malaysia dan Singapura," ujar Drs. Firman Syah Noor, M.Pd., Ketua Asosiasi Guru Matematika Indonesia (AGMI).</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Padahal, berdasarkan hasil penelitian TIMSS yang dilakukan oleh Frederick K. S. Leung pada 2003, jumlah jam pengajaran Matematika di Indonesia jauh lebih banyak dibandingkan Malaysia dan Singapura. Dalam satu tahun, siswa kelas 8 di Indonesia rata-rata mendapat 169 jam pelajaran Matematika. Sementara di Malaysia hanya mendapat 120 jam dan Singapura 112 jam.</div><div style="text-align: justify;">Namun, hasil penelitian yang dipublikasikan di Jakarta pada 21 Desember 2006 itu menyebutkan, prestasi Indonesia berada jauh di bawah kedua negara tersebut. Prestasi Matematika siswa Indonesia hanya menembus skor rata-rata 411. Sementara itu, Malaysia mencapai 508 dan Singapura 605 (400=rendah, 475= menengah, 550=tinggi, dan 625=tingkat lanjut).</div><div style="text-align: justify;">Waktu yang dihabiskan siswa Indonesia di sekolah tidak sebanding dengan prestasi yang diraih. Itu artinya, ada sesuatu dengan metode pengajaran Matematika di negara ini, seperti yang ditemukan dalam penelitian Frederick dari TIMMS. Dalam penelitian itu, Frederick yang berasal dari The University of Hongkong menyebutkan, mayoritas soal yang diberikan guru Matematika di Indonesia terlalu kaku.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Umumnya, siswa di Indonesia lebih banyak mengerjakan soal yang diekspresikan dalam bahasa dan simbol Matematika yang diset dalam konteks yang jauh dari realitas kehidupan sehari-hari.Akibatnya, siswa sering kali merasa bosan dan menganggap Matematika sebagai pelajaran yang tidak menyenangkan. Mereka pun tidak mampu menerapkan teori di sekolah untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.</div><div style="text-align: justify;">Hal ini merupakan masalah yang mendorong dilakukannya penelitian. Maka dengan menitikberatkan pengaruh penggunaan media belajar berbasis ICT ( TIK ) terhadap minat dan prestasi belajar Matematika, berdasarkan dugaan, minat mempunyai peranan penting dalam keberhasilan prestasi belajar, maka penggunaan media belajar berbasis ICT ( TIK ) adalah merupakan salah satu metode untuk meningkatkan minat belajar tersebut.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Untuk mengetahui dan mendapatkan informasi yang lebih jelas tentang pengaruh penggunaan media belajar berbasis ICT ( TIK ) terhadap hasil belajar Matematika ditinjau dari minat belajar, maka penelitian ini dilakukan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b>B. Identifikasi Masalah</b></div><div style="text-align: justify;">Kualitas pendidikan di sekolah biasanya diukur dari keberhasilan dan prestasi belajar yang diperoleh oleh siswa selama proses belajar mengajar. Kegagalan atau keberhasilan pendidikan tidak hanya bergantung pada guru sebagai pendidik, akan tetapi kemampuan dan kesiapan peserta didik untuk mengikuti pelajaran Matematika juga sangat berperan besar. </div><div style="text-align: justify;">Dalam pemilihan media pembelajaran, guru akan dihadapkan kepada kendala yang akan memberi tambahan beban dalam pemilihan bahan ajar yang merupakan masalah yang harus dihadapi oleh seorang guru. Bertitik tolak dari latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, timbul beberapa masalah yang berkaitan dengan pengaruh penggunaan media belajar berbasis ICT terhadap hasil belajar Matematika ditinjau dari minat belajar tinggi dan rendah. </div><div style="text-align: justify;">1. Apakah proses belajar mengajar di sekolah telah mencapai kualitas yang diharapkan dalam tujuan pendidikan nasional ? </div><div style="text-align: justify;">2. Apakah yang menyebabkan sebagian besar masyarakat menganggap bahwa Matematika itu kurang menarik?</div><div style="text-align: justify;">3. Kendala apa yang sering dihadapi oleh siswa dalam belajar Matematika?</div><div style="text-align: justify;">4. Apakah rendahnya hasil belajar Matematika disebabkan oleh sulitnya materi pelajaran Matematika?</div><div style="text-align: justify;">5. Apakah cara mengajar guru mempengaruhi hasil belajar dan minat siswa dalam belajar Matematika? </div><div style="text-align: justify;">6. Faktor-faktor apa yang paling berpengaruh terhadap hasil belajar siswa?</div><div style="text-align: justify;">7. Apakah ada siswa yang memiliki minat belajar yang rendah dalam belajar Matematika tetapi memiliki hasil belajar yang tinggi?</div><div style="text-align: justify;">8. Apakah ada siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi dalam belajar Matematika tetapi memiliki hasil belajar yang rendah?</div><div style="text-align: justify;">9. Adakah pengaruh penggunaan media belajar berbasis ICT sebagai salah satu metode belajar terhadap hasil belajar Matematika?</div><div style="text-align: justify;">10. Adakah pengaruh metode konvensional terhadap hasil belajar Matematika?</div><div style="text-align: justify;">11. Adakah pengaruh minat belajar siswa terhadap hasil belajar Matematika?</div><div style="text-align: justify;">12. Diharapkan hasil belajar Matematika siswa yang pembelajarannya dengan menggunakan penggunaan media belajar berbasis ICT (Information Comunication and Teknologi) / TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) yang ditinjau dari minat belajar siswa dapat berpengaruh positif.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b>C. Pembatasan Masalah</b></div><div style="text-align: justify;">Penelitian ini dibatasi pada masalah:</div><div style="text-align: justify;">1. Seberapa besar pengaruh hasil belajar matematika siswa yang diberikan dengan menggunakan penggunaan media belajar berbasis ICT (Information Comunication and Teknologi) pada materi “ Fungsi Komposisi dan Fungsi Invers “pada kelas XI IPA SMA Negeri 8 dan kelas XI IPA SMA Negeri 1 yang terdaftar pada semester genap tahun ajaran 2009/2010 ditinjau berdasarkan minat belajar siswa terhadap pelajaran matematika.</div><div style="text-align: justify;">2. Pengaruh artinya kekuatan yang ada atau timbul dari sesuatu, baik dari benda hidup maupun benda mati yang berkuasa. Misalnya dari benda mati “buku “ terhadap siswa, untuk benda hidup “orang tua “ terhadap anak, guru terhadap siswa, siswa terhadap siswa yang lainnya.</div><div style="text-align: justify;">3. Penggunaan media belajar berbasis ICT (Information Comunication technology) atau TIK ( Tekhnik Informasi dan Komputer ) adalah Penyajian bahan ajar dengan menggunakan media komputer yang digunakan dalam proses belajar mengajar, yang melibatkan perangkat komputer (Hardware dan software) serta brainware (yang mengoperasikan komputer)</div><div style="text-align: justify;">4. Minat mempunyai pengertian adanya perhatian lalu timbul rasa suka pada objek yang dimaksud. Berlanjut dari rasa suka maka akan timbul keinginan untuk mengetahui lebih banyak mengenai hal atau objek tertentu.</div><div style="text-align: justify;">5. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan yang diperoleh siswa sebagai hasil dari apa yang dipelajarinya di sekolah, yang relatif menetap dalam potensi tingkah laku yang terjadi sebagai akibat dari latihan dengan pengetahuan pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 8 yang terdaftar pada semester genap tahun ajaran 2010/2011</div>AllSofthttp://www.blogger.com/profile/10271180698369713605noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-697308828988061873.post-23818670496760305242010-12-28T05:41:00.001-08:002010-12-28T05:56:54.351-08:00Pengaruh Kesejahteraan dan Iklim Sekolah Terhadap Kinerja Guru<b>A. Latar Belakang Masalah</b><br />
<div style="text-align: justify;">Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan masalah mendasar yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional .Rendahnya kualitas sumber daya manusia juga akan menjadi batu sandungan dalam era globalisasi, karena era globalisasi merupakan era persaingan mutu. Jika bangsa Indonesia ingin berkiprah dalam percaturan global, maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah menata sumber daya manusia, baik dari aspek intelektual, spiritual, kreativitas, moral, maupun tanggung jawab. </div><div style="text-align: justify;">Penataan sumber daya tersebut perlu diupayakan secara bertahap dan berkesinambungan melalui sistem pendidikan yang berkualitas baik pada jalur pendidikan formal, informal, maupun non formal, mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi (Mulyasa 2004: h. 4). Dikatakan lebih lanjut oleh Mulyasa tentang pentingnya pengembangan sistem pendidikan yang berkualitas perlu lebih ditekankan, karena berbagai indikator menunjukkan bahwa pendidikan yang ada belum mampu menghasilkan sumber daya sesuai dengan perkembangan masyarakat dan kebutuhan pembangunan. </div><div style="text-align: justify;">Sardiman (2005: h. 125) mengemukakan guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan. Oleh karena itu, guru yang merupakan salah satu unsur di bidang kependidikan harus berperan secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Dalam hal ini guru tidak semata-mata sebagai pengajar yang melakukan transfer ilmu pengetahuan, tetapi juga sebagai pendidik yang melakukan transfer nilai-nilai sekaligus sebagai pembimbing yang memberikan pengarahkan dan menuntun siswa dalam belajar. </div><div style="text-align: justify;">Kelengkapan dari jumlah tenaga pengajar, dan kualitas dari guru tersebut akan mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar, yang berujung pada peningkatan mutu pendidikan. Untuk itu guru dituntut lebih profesional dalam menjalankan tugasnya.</div><div style="text-align: justify;">Tugas Keprofesionalan Guru menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 pasal 20 (a) Tentang Guru dan Dosen adalah merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran. Tugas pokok guru tersebut yang diwujudkan dalam kegiatan belajar mengajar serta tugas-tugas guru dalam kelembagaan marupakan bentuk kinerja guru. Apabila kinerja guru meningkat, maka berpengaruh pada peningkatan kualitas keluaran atau outputnya.Oleh karena itu perlu dukungan dari berbagai pihak sekolah untuk meningkatkan kinerja guru. </div><div style="text-align: justify;">Kinerja guru akan menjadi optimal, bilamana diintegrasikan dengan komponen sekolah, baik itu kepala sekolah, iklim sekolah, guru, karyawan maupun anak didik seperti yang dikemukakan oleh Pidarta (1995) dalam Saerozi (2005: h. 2). Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya yaitu : a) Kepemimpinan kepala sekolah, b) Iklim sekolah, c) Harapan-harapan, dan d) Kepercayaan personalia sekolah. Dengan demikian nampaklah bahwa efektivitas kepemimpinan kepala sekolah dan iklim sekolah akan ikut menentukan baik buruknya kinerja guru. </div><div style="text-align: justify;">Keberhasilan pendidikan di sekolah sangat ditentukan oleh keberhasilan kepala sekolah dalam mengelola tenaga kependidikan yang tersedia di sekolah. Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang berpengaruh dalam meningkatkan kinerja guru. Kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana (Mulyasa 2004: h. 25). Hal tersebut menjadi lebih penting sejalan dengan semakin kompleksnya tuntutan tugas kepala sekolah, yang menghendaki dukungan kinerja yang semakin efektif dan efisien. Di samping itu, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta seni dan budaya yang diterapkan dalam pendidikan di sekolah juga cenderung bergerak semakin maju, sehingga menuntut penguasaan secara profesional. Menyadari hal tersebut, setiap kepala sekolah dihadapkan pada tantangan untuk melaksanakan pengembangan pendidikan secara terarah, berencana dan berkesinambungan. </div><div style="text-align: justify;">Kepala sekolah sebagai pimpinan tertinggi yang sangat berpengaruh dan menentukan kemajuan sekolah harus memiliki kemampuan administrasi, memiliki komitmen tinggi, dan luwes dalam melaksanakan tugasnya. Kepemimpinan kepala sekolah yang baik harus dapat mengupayakan peningkatan kinerja guru melalui program pembinaan kemampuan tenaga kependidikan. Oleh karena itu kepala sekolah harus mempunyai kepribadian atau sifat-sifat dan kemampuan serta keterampilan-keterampilan untuk memimpin sebuah lembaga pendidikan. </div><div style="text-align: justify;">Dalam perannya sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah harus dapat memperhatikan kebutuhan dan perasaan orang-orang yang bekerja sehingga kinerja guru selalu terjaga. Selain dipengaruhi oleh kepemimpinan kepala sekolah, kinerja guru juga dipengaruhi oleh iklim sekolah. Iklim sekolah adalah suasana bekerja, belajar, berkomunikasi, dan bergaul dalam organisasi pendidikan (Pidarta 1988: 176). Dengan terciptanya iklim sekolah yang kondusif, maka guru akan merasa nyaman dalam bekerja dan terpacu untuk bekerja lebih baik. Hal tersebut mencerminkan bahwa suasana sekolah yang kondusif sangat mendukung peningkatan kinerja guru.</div><div style="text-align: justify;">Iklim sekolah di Sekolah XXX terutama dimensi hubungan masih perlu ditingkatkan. Dalam dimensi hubungan yang perlu ditingkatkan adalah interaksi antara guru dengan Kepala Sekolah. Interaksi dari atas ke bawah kebanyakan hanya berupa perintah. Sedangkan interaksi dari bawah ke atas, guru hanya menyampaikan laporan hasil belajar siswa maupun hasil kerja dari tugas-tugas lain yang dibebankan kepadanya. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti di Sekolah XXX hubungan yang terjadi antara Kepala Sekolah dengan guru cenderung kaku. Hal tersebut dapat terlihat dari kurangnya keterbukaan dalam komunikasi antara Kepala Sekolah dengan guru. Dari uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: <b>“Pengaruh Kesejahteraan dan Iklim Sekolah Terhadap Kinerja Guru di Sekolah XXX ”</b></div><br />
<b>B. Identifikasi Masalah</b><br />
<div style="text-align: justify;">Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diketahui bahwa banyak hal yang berkaitan dengan kinerja guru. Beberapa faktor yang dapat di identifikasi antara lain : </div><div style="text-align: justify;">1. Guru kurang disiplin dalam melaksanakan tugasnya seperti datang tidak tepat waktu</div><div style="text-align: justify;">2. Rendahnya mutu perlindungan terhadap profesi guru dan kesejahteraan .</div><div style="text-align: justify;">3. Iklim sekolah kurang mendukung .</div><div style="text-align: justify;">4. Kepemimpinan Kepala Sekolah kurang demokratis </div><div style="text-align: justify;">5. Profesionalisme guru sangat minim karena rendahnya pengalaman dan pengetahuan guru dalam mengajar</div><div style="text-align: justify;">6. Fasilitas sekolah kurang memadai.</div><div style="text-align: justify;">7. Kurangnya motivasi terhadap kinerja</div><div style="text-align: justify;">8. Pelaksanaan strategi pembelajaran yang diterapkan belum dapat menciptakan efektivitas pembelajaran yang diterapkan.</div><br />
<b>C. Batasan Masalah </b><br />
Berdasarkan identifikasi masalah maka masalah dapat dibatasi pada:<br />
1. Pengaruh kesejahteraan terhadap kinerja guru di Sekolah XXX <br />
2. Pengaruh iklim sekolah terhadap kinerja guru di Sekolah XXX <br />
3. Pengaruh kesejahteraan dan iklim sekolah terhadap kinerja guru di Sekolah XXX <br />
<br />
<b>D. Perumusan Masalah</b><br />
Berdasarkan pembatasan masalah tersebut di atas maka masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut <br />
1. Bagaimana pengaruh kesejahteraan terhadap kinerja guru di Sekolah XXX ?<br />
2. Bagaimana pengaruh iklim sekolah terhadap kinerja guru di Sekolah XXX ?<br />
<div style="text-align: justify;">3. Bagaimana pengaruh kesejahteraan dan iklim sekolah secara bersama-sama terhadap kinerja guru di Sekolah XXX ?</div><br />
<b>E. Tujuan Penelitian </b><br />
Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah sebagai berikut :<br />
1. Untuk mengetahui pengaruh kesejahteraan terhadap kinerja guru di Sekolah XXX ?.<br />
2. Untuk mengetahui pengaruh iklim sekolah terhadap kinerja guru di Sekolah XXX ?<br />
3. Untuk mengetahui pengaruh kesejahteraan dan iklim sekolah secara bersama-sama terhadap kinerja guru di Sekolah XXX ?<br />
<br />
<b>F. Kegunaan Penelitian</b><br />
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu:<br />
<div style="text-align: justify;">1. Secara teoritis, hasil penelitian ini bisa digunakan oleh para guru sebagai kajian untuk mendalami dan mengembangkan cara-cara meningkatkan kinerjanya melalui kesejahteraan dan iklim sekolah.</div><div style="text-align: justify;">2. Secara aplikasi, hasil penelitian ini sangat bermanfaat bagi kepala sekolah, guru maupun pengawas untuk dapat meningkatkan iklim sekolah yang baik dan program kesejaheraan yang baik agar kinerja guru semakin tinggi.</div><div style="text-align: justify;">3. Sebagai bahan rujukan maupun bahan pertimbangan sejak awal perlu di lihat kembali tentang kesejahteraan, iklim sekolah, dan kinerja guru.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Download Tesis : Pengaruh Kesejahteraan dan Iklim Sekolah Terhadap Kinerja Guru <a target="new" href="
http://www.ziddu.com/download/13163868/PengaruhKesejahteraandanIklimSekolah.rar.html">DisiniSoft</a></div>AllSofthttp://www.blogger.com/profile/10271180698369713605noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-697308828988061873.post-1891580572914816922010-12-27T07:04:00.000-08:002010-12-27T07:36:22.606-08:00Peningkatan Kemampuan Mengarang Anak Tunarungu Melalui Metode Material Reflektif<div style="text-align: center;"><b>BAB I</b></div><div style="text-align: center;"><b>PENDAHULUAN </b></div><br />
<b>A. Latar Belakang </b><br />
<div style="text-align: justify;">Mengarang adalah salah satu kompetensi yang harus dikuasai siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Dalam mengarang siswa dapat mengungkapkan ide, perasaan, pendapat dan pengalamannya. Agar siswa dapat mengarang dengan baik diperlukan penguasaan bahasa yang meliputi penguasaan kosa kata, tata bahasa baik morfologi, sintaksis maupun semantic dan cara penulisannya. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Bagi anak yang tidak mengalami kendala atau hambatan dalam berbahasa dan berkomunikasi hal ini tidak menjadi masalah. Tetapi tidak demikian bagi anak tunarungu. Akibat dari ketunarunguannya maka akan timbul permasalahan antara lain masalah bahasa dan komunikasi yang selanjutnya akan mempengaruhi perkembangan kognitif dan intelektual, yaitu akan menjadi miskin dalam bahasa karena mengalami hambatan dalam proses pemerolehan bahasa. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Keterbatasan pendengaran dan keterbatasan bahasa menjadi penyebab anak tunarungu mengalami permasalahan dalam mengarang bila mereka tidak mendapat bimbingan dan dukungan dari pendidikan di sekolah, dalam keluarga atau lingkungannya. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Keluarga dan lingkungan yang jarang mengajak anak untuk bercakap, membiarkan anak asik bermain sendiri dan tidak memberikan bahasa kepada anak, apalagi bila di sekolah pun potensi anak tidak digali secara optimal. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Perbendaharaan kata anak masih terbatas, makna kata dalam ungkapan anak sering kurang tepat penggunaannya dan susunan kalimat masih terbolak balik. Kalimat satu dengan kalimat berikutnya kurang berkaitan dan tidak runtut. Dalam penulisan pun masih mengabaikan ejaan yang disempurnakan. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kondisi ini tentunya sangat memprihatinkan, walaupun di SDLB Tunarungu XXX sudah melaksanakan pembelajaran dengan metode maternal reflektif namun hasilnya belum memuaskan. Menurut pengamatan dan pengalaman penulis, kendalanya adalah guru kurang menggali lebih dalam ungkapan-ungkapan anak dalam percakapan, kurang maksimalnya pemanfaatan gambar yang disajikan guru, guru cepat puas dengan ungkapan anak padahal ungkapan anak belum sempurna baik ucapannya maupun susunan kalimatnya serta dalam pelaksanaan pembelajaran mengarang ada tahapan-tahapan yang tidak dilalui atau terlewatkan. Untuk itu penulis ingin berupaya meningkatkan kemampuan mengarang anak tunarungu di SDLB Tunarungu XXX melalui Metode Maternal Reflektif. </div><br />
<b>B. Indentifikasi Area dan Fokus Penelitian</b> <br />
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasi area dan fokus penelitian sebagai berikut : <br />
1. Siswa belum mampu mengarang dengan menggunakan kata-kata yang tepat. <br />
2. Siswa belum mampu mengarang dengan tata bahasa yang baik dan benar. <br />
<br />
<br />
<b>C. Pembatasan Fokus Penelitian</b> <br />
Peneliti membatasi focus penelitian yaitu pada “Pelaksanaan Pembelajaran Mengarang Anak Kelas IV di SDLB Tunarungu XXX dengan Metode Maternal Reflektif”.<br />
<br />
<b>D. Perumusan Masalah Penelitian </b><br />
<div style="text-align: justify;">Berdasarkan fokus penelitian pada penelitian tindakan ini, pertanyaan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut : </div><div style="text-align: justify;">- Apakah Metode Maternal Reflektif dapat meningkatkan kemampuan mengarang anak tunarungu Kelas IV di SDLB Tunarungu XXX?</div><br />
<b>E. Manfaat Hasil Penelitian</b> <br />
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : <br />
1. Manfaat untuk anak tunarungu <br />
Meningkatkan kemampuan mengarang anak tunarungu <br />
2. Manfaat untuk guru <br />
Memberikan masukkan kepada guru tentang cara yang efektif dalam memproses pembelajaran mengarang. <br />
3. Manfaat untuk sekolah <br />
Sekolah dapat memberikan pelayanan yang optimal bagi siswa tunarungu.<br />
<br />
Download Skripsi : Peningkatan Kemampuan Mengarang Anak Tunarungu Melalui Metode Material Reflektif <a target="new" href="http://www.ziddu.com/download/13150495/tanKemampuanmengarangdenganMetodematerialreflektif.rar.html">DisiniSoft</a>AllSofthttp://www.blogger.com/profile/10271180698369713605noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-697308828988061873.post-47832490072343200212010-12-26T14:07:00.000-08:002010-12-27T07:42:38.399-08:00Analisis Peranan Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Upaya Membantu Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Di Sekolah Menengah Atas<div style="text-align: center;"><b>BAB I</b></div><div style="text-align: center;"><b>PENDAHULUAN</b></div><br />
<div style="text-align: justify;"><b>A. Latar Belakang</b></div><div style="text-align: justify;">Pada masa globalisasi yang sedang berjalan saat ini, sangat dibutuhkan generasi-generasi yang mempunyai kemampuan tinggi di segala bidang baik Ekonomi, Teknik, Politik, Sosial, dan Iptek. Sehingga diharapkan lembaga-lembaga pendidikan baik yang dikelola Departemen Pendidikan Nasional maupun badan swasta harus membenahi perangkat, sarana dan prasarana pendidikannya, seperti pengadaan SDM dengan tenaga pengajar yang profesional serta mempunyai kompetensi dibidangnya masing-masing serta dibantu dengan peralatan yang mutakhir. </div><div style="text-align: justify;">Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kehidupan manusia di manapun dia berada. Dan merupakan gejala yang umum dalam kehidupan masyarakat. Penyelenggaraan pendidikan di jabarkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional bab II pasal 3 yaitu bahwa :</div><br />
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab <sup><a href="#1">[1]</a></sup><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">Melalui proses belajar yang terencana dan terpola dengan benar akan dicapai tujuan pendidikan dalam bentuk terjadinya perubahan perilaku, intelektual, sosial, dan emosional pada diri siswa, terarah kepada hal yang lebih baik serta konstruktif. Bila tujuan akhir suatu pendidikan adalah pembentukan manusia Indonesia yang utuh, maka proses pendidikan harus dapat membantu siswa mencapai kematangan emosional dan sosial, juga sebagai individu atau sebagai anggota masyarakat memiliki intelektual yang berkembang dengan matang maka proses pendidikan harus dapat membantu siswa mencapai kematangan emosional dan sosial, juga sebagai individu atau sebagai anggota masyarakat memiliki intelektual yang berkembang dengan matang.<br />
<br />
Namun demikian dalam kenyataan sesungguhnya dilapangan justru kesulitan dalam mencapai prestasi bagi siswa atau peserta didik tidak semudah diharapkan. Guru dalam melaksanakan kewajiban sehari-hari sering dihadapkan kepada siswa yang mempunyai berbagai masalah internal dan eksternal yang berkaitan dengan pelajaran maupun masalah yang berkaitan dengan kehidupan keluarga siswa itu sendiri. Untuk menangani hal-hal seperi ini guru bidang studi tidak mungkin dapat menyelesaikan secara tuntas tanpa bantuan dari seorang guru bimbingan dan konseling.<br />
Menjadi harapan semua pihak agar setiap siswa dapat mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan masing-masing. Pada kenyataannya tidak semua siswa dapat mencapai hasil belajar sebagaimana yang diharapakan, hal ini disebabkan oleh faktor-faktor yang sangat mempengaruhi baik dalam diri siswa (Indogen) maupun dari luar diri siswa (Exogen), hal ini merupakan masalah yang perlu mendapat perhatian khusus baik bagi sekolah maupun orang tua.<br />
<br />
W.S Winkel berpendapat bahwa : “masalah adalah suatu yang menghambat, merintangi, atau mempersulit manusia dalam usahanya mencapai sesuatu”.<sup><a href="#2">[2]</a></sup> <br />
<br />
Namun demikian pada dasarnya setiap siswa dapat dibantu dalam menghadapi masalahnya. <br />
<br />
Sehubung dengan pernyataan diatas Moh. Surya berpendapat bahwa : “Tujuan pembinaan siswa adalah untuk memberikan layanan agar siswa memperoleh kesejahteraan lahir dan batin dalam proses pendidikan yang sedang ditempuhnya sehingga mencapai tujuannya”. <sup><a href="#3">[3]</a></sup> <br />
<br />
Banyak para ahli telah melakukan penelitian atau survey kesulitan belajar, ternyata peran seorang pendidik dalam membantu mengatasi kesulitan siswa menjadi amat penting karena kesulitan belajar adalah salah satu faktor yang menghambat keberhasilan seorang siswa.<br />
<br />
Oleh karena itu keberadaan guru bimbingan dan konseling sangat membantu tugas-tugas guru bidang studi dan siswa, karena guru bimbingan dan konseling yang professional lebih mengerti tentang tugas dan tanggung jawabnya sebagai pendidik dan pengajar maupun pemberi arah bagi siswa yang sangat membutuhkan.<br />
<br />
Lembaga bimbingan dan konseling di sekolah merupakan usaha untuk membantu perkembangan individu (siswa) dalam rangka mengembangkan kemampuannya semaksimal mungkin untuk memperoleh manfaat sebesar-besarnya.<br />
Layanan bimbingan di sekolah bertujuan memberikan bantuan kepada siswa melalui pendekatan pribadi oleh guru bimbingan dan konseling, di mana salah satu bantuan yang diharapakan adalah bimbingan dan konseling dalam meningkatkan prestasi belajar para siswa di sekolah.<br />
<br />
Oleh karena itu penulis sangat tertantang untuk mengadakan penelitian mengenai Analisis Peranan Guru Bimbingan dan Konseling dalam Upaya Membantu Mengatasi Kesulitan Belajar di Sekolah Menegah Atas (SMA) XXX”.</div><br />
<b>B. Identifikasi Masalah</b><br />
<div style="text-align: justify;">Dalam usia remaja yang di alami seperti pada siswa di sekolah biasanya dari cara berfikir dan berperilaku masih labil, di samping itu remaja dengan usia demikian menghadapi berbagai masalah dari dalam dirinya maupun dari lingkungan. Untuk mengatasi hal tersebut dibutuhkan layanan bimbingan dan konseling dari guru bimbingan. Dari uraian diatas penulis dapat mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :</div><div style="text-align: justify;">1. Hambatan – hambatan yang dihadapi siswa dalam usaha meningkatkan prestasi belajar siswa perlu segera mendapatkan pemecahan.</div><div style="text-align: justify;">2. Kesulitan yang dihadapi guru bimbingan dan konseling dalam membantu pemecahan masalah siswa perlu dicari jalan keluarnya.</div><div style="text-align: justify;">3. Pelaksanaan bimbingan dan konseling dalam usaha meningkatkan kegiatan belajar siswa di sekolah perlu penjadualan yang khusus.</div><div style="text-align: justify;">4. Faktor internal dan faktor eksternal merupakan faktor penyebab kesulitan belajar siswa.</div><div style="text-align: justify;">5. Keberadaan dan kebutuhan guru bimbingan dan konseling di sekolah, harus mendapatkan perhatian yang sesuai.</div><div style="text-align: justify;">6. Guru bimbingan dan konseling harus mampu berperan terutama dalam membantu mengatasi kesulitan dalam belajar siswa. </div><br />
<b>C. Pembatasan Masalah</b><br />
<div style="text-align: justify;">Sesuai dengan identifikasi masalah di atas, maka penulis membatasi masalah agar di dalam pembahasan tidak meluas dan menjadi bias, masalah ini dibatasi pada Analisis Peranan Guru Bimbingan dan Konseling dalam Upaya Membantu Kesulitan Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) XXX.</div><br />
<b>D. Perumusan Masalah</b><br />
<div style="text-align: justify;">Berdasakan pembatasan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut : “ Sejauhmana Peranan Guru Bimbingan dan Konseling dalam Upaya Membantu Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa di Sekolah Menengah Atas (SMA) XXX”</div><br />
<b>E. Tujuan Penelitian</b><br />
<div style="text-align: justify;">Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data tentang aspek pelaksanaan bimbingan dan konseling dalam upaya pemecahan masalah yang dilakukan oleh pembimbing dalam melayani siswa, juga pemanfaatan dari pelaksanaan bimbingan dan konseling dalam upaya membantu mengatasi masalah kesulitan belajar siswa.</div><br />
<div class="footnote"><a name="1">[1]</a>Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Th. 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, BP Usaha, Jakarta 2003, hal. 7<br />
<a name="2">[2]</a>Winkel W.S. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah Menengah, Gramedia, Jakarta 1985, hal 11.<br />
<a name="3">[3]</a>Surya Moh. Dasar-dasar Konseling, PT. Tarsito, Bandung 1988, hal. 6<br />
</div><br />
Download Skripsi : Analisis Peranan Guru Bimbingan Dan Konseling Dalam Upaya Membantu Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Di Sekolah Menengah Atas <a target="new" href="http://www.ziddu.com/download/13150490/analisisperanangurubimbingankonseling.rar.html">DisiniSoft</a>AllSofthttp://www.blogger.com/profile/10271180698369713605noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-697308828988061873.post-71364622155671613892010-12-24T05:45:00.000-08:002010-12-27T07:47:12.323-08:00Evaluasi Penggajian Pada PT. XXX<div style="text-align: center;"><b>BAB I</b></div><div style="text-align: center;"><b>PENDAHULUAN</b></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b>A. Latar Belakang Masalah</b></div><div style="text-align: justify;">Perusahaan merupakan organisasi yang didirikan dengan tujuan untuk menjalankan suatu usaha yang menghasilkan keuntungan dari pengunaan dan pemanfaatan sumber-sumber daya ekonomi yang dimiliki secara maksimal, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Tujuan jangka pendek perusahaan adalah untuk menghasilkan laba. Laba merupakan pendapatan dikurangi semua pengeluaran yang telah dilakukan perusahaan. Untuk dapat berproduksi sehingga menghasilkan laba, perusahaan harus mempunyai sumber daya. Sumber daya utama yang harus dimiliki perusahaan meliputi manusia (pegawai), uang, material, dan mesin (termasuk fasilitas dan energi). Masing-masing sumber daya tersebut harus di kelola agar penggunaannya maksimal dan berfungsi secara efisien, khususnya dalam hal ini sumber daya manusia, dimana kebutuhan akan tenaga kerja yang baik dan terampil dirasakan sangat perlu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sumber daya manusia merupakan faktor penentu maju atau mundurnya suatu perusahaan dan sangat berpengaruh terhadap suatu perusahaan, sehingga harus dikelola secara hati-hati. Sebuah perusahaan harus memperhatikan kesejahteraan para tenaga kerjanya, dimana biasanya hal itu dapat diwujudkan melalui penghasilan (gaji) yang diberikan perusahaan kepada para tenaga kerjanya sebagai imbalan atas pembayaran jasa dan tenaga mereka. </div><div style="text-align: justify;">Pengelolaan sumber daya manusia, Melalui sistem penggajian adalah suatu permasalahan penting yang harus di perhatikan perusahaan. Hal ini karena antara perusahaan dan tenaga kerja atau pegawai mempunyai hubungan timbal-balik yang saling membutuhkan. Perusahaan menginginkan pegawainya bekerja dengan hasil yang maksimal tanpa adanya pemborosan dalam biaya gaji yang dikeluarkan pada periode tertentu, sementara disisi lain para pegawai menginginkan suatu imbalan yang memadai sesuai dengan jasa yang diberikannya kepada perusahaan. Dalam rangka pemenuhan kebutuhan mereka. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Upaya tersebut dapat dilakukan dengan cara pengelolaan informasi yang benar yang membutuhkan suatu sistem yang mana di dalam suatu sistem itu terdapat elemen-elemen lingkungan yang saling berkaitan dan berfungsi sebagai sistem informasiantar organisasi. Pembangunan dan pengembangan suatu sistem menjadi hal yang sangat penting dalam pengembangan informasi, sehingga informasi yang disajikan lebih informatif dan dapat bermanfaat bagi para penggunaanya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sistem penggajian merupakan salah satu strategi yang dilakukan perusahaan untuk merencanakan dan sekaligus mengetahui berapa gaji yang didapat pegawai setiap bulannya. Ketepatan waktu pembayaran dan kecermatan perhitungan gaji adalah faktor pendukung yang memacu kerja pegawai dengan semangat kerja yang baik maka akan meningkatkan kreatifitas dan produktifitas namun sebaliknya apabila sering terjadi masalah yang berkaitan dengan penggajian dapat menurunkan semangat kerja pegawainya yang pada akhirnya produktifitas perusahaan juga akan menurun. Tidak hanya itu kesalahan sistem penggajian dan upah dapat menimbulkan pemborosan besar bagi perusahaan, pemborosan ini akan memperbesar biaya perusahaan dari yang seharusnya dikeluarkan, sehingga pada akhirnya akan mempengaruhi perolehan laba perusahaan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Disamping itu perusahaan juga dituntut oleh lembaga pemerintah untuk memenuhi semua peraturan-peraturan yang berkaitan dengan masalah ketenagakerjaan seperti misalnya besarnya gaji dan upah minimum pegawai, kesempatan dan keselamatan kerja, dan masalah-masalah lainnya yang telah ditetapkan oleh instansi pemerintah yang berkaitan.</div><div style="text-align: justify;">Berdasarkan uraian tersebut di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dalam bentuk skripsi dengan judul <b>EVALUASI PROSEDUR PENGGAJIAN PADA PT. XXX</b></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b>B. Pembatasan Masalah </b></div><div style="text-align: justify;">Mengacu pada latar belakang masalah seperti yang diuraikan di atas, maka dalam penelitian ini penulis perlu membuat batasan masalah. Hal ini dimaksudkan agara penelitian yang dilakukan lebih fokus dan lebih terarah pada topik yang sedang dianalisis. Adapun batasan masalah tersebut adalah hanya membahas tentang prosedur penggajian dalam rangka pengendalian internal.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b>C. Perumusan Masalah</b></div><div style="text-align: justify;">Dengan pertimbangan diatas maka penulis akan merumuskan masalah sebagai berikut : </div><div style="text-align: justify;">1. Bagaimana prosedur penggajian yang dilaksanakan oleh PT. XXX?</div><div style="text-align: justify;">2. Apakah prosedur tersebut dapat dijadikan sebagai sarana pengendalian?</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b>D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian</b></div><div style="text-align: justify;">1. Tujuan Penelitian</div><div style="text-align: justify;">a. Untuk mengetahui bagaimanakah prosedur penggajian yang dilaksanakan perusahaan.</div><div style="text-align: justify;">b. Untuk mengetahui apakah prosedur tersebut dapat dijadikan sebagai sarana pengendalian gaji</div><div style="text-align: justify;">2. Kegunaan Penelitian</div><div style="text-align: justify;">a. Bagi Perusahaan</div><div style="text-align: justify;">Penelitian ini diharapkan menjadi masukan yang berguna bagi perusahaannya dan merupakan alternatif untuk memperbaiki suatu masalah sistem penggajian yang ada diperusahaan.</div><div style="text-align: justify;">b. Bagi pihak lain </div><div style="text-align: justify;">hasil penelitian diharapkan dapat menjadi sumbangan pustaka dalam mengembangan disiplin ilmu.</div><div style="text-align: justify;">c. Bagi penulis</div><div style="text-align: justify;">Disamping sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi pada jurusan akutansi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Jakarta. juga dapat menerapkan salah satu mata kuliah yang didapat selama salah satu mata kuliah yang didapat selama perkuliahan. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b>E. Sistematika Penulisan Skripsi</b></div><div style="text-align: justify;">Skripsi ini terdiri dari 5 (lima) bab dimana tiap-tiap bab satu sama lainnya saling berkaitan sehingga memberikan gambaran menyeluruh dan berkesinambungan atas topik yang dibahas.</div><div style="text-align: justify;">Pokok-pokok permasalahn yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah sebagai berikut : </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b>BAB I PENDAHULUAN</b></div><div style="text-align: justify;">Bab pertama dari skripsi ini akan menguraikan latar belakang permasalahan, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b>Bab II TINJAUAN PUSTAKA</b></div><div style="text-align: justify;">Bab II ini yaitu Tinjauan Pustaka akan menguraikan teori-teori yang melandasi permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini yaitu teori-teori yang berhubungan dengan sistem penggajian yang akan diambil dari sumber-sumber berupa tulisan yang ada di dalam literatur-literatus yang mendukung</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b>Bab III METODOLOGI PENELITIAN</b></div><div style="text-align: justify;">Bab ketiga akan menguraikan metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi, yang terdiri dari lokasi penelitian, sifat penelitian data yang dikumpulkan, teknik pengambilan data serta teknik analisis data. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b>Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN</b></div><div style="text-align: justify;">Dalam bab ini akan menguraikan hasil yang diperoleh dari penelitian lapangan yang dilakukan pada PT. XXX Bab ini membahas tinjauan umum perusahaan, sistem penggajian dan pengendalian intern atas penggajian. Disamping itu penulis akan melakukan evaluasi atas penerapan sistem penggajian pada PT. XXX</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b>Bab V PENUTUP</b> </div><div style="text-align: justify;">Bab ini terakhir ini akan memuat kesimpulan-kesimpulan yang dibuat berdasarkan atas penerapan sistem penggajian pada PT. XXX, seperti yang telah diuraikan dalam bab sebelumnya, dan juga akan memberikan saran-saran yang di harapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan sebagai upaya pengendalian terhadap pelaksanaan prosedur dan pencatatan transaksi yang berhubungan dengan sistem penggajian.</div><br />
Download Skripsi : Evaluasi Penggajian Pada PT. XXX <a target="new" href=" http://www.ziddu.com/download/13150491/EvaluasiProsedurpenggajian.rar.html">DisiniSoft</a>AllSofthttp://www.blogger.com/profile/10271180698369713605noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-697308828988061873.post-69544701002298250472010-08-18T05:55:00.000-07:002010-12-23T19:24:24.048-08:00Model Pencegahan dan Penyembuhan Patologi Sosial Berbasis Nilai<div style="text-align: center; font-weight: bold;">BAB I<br /><br/><br />PENDAHULUAN<br /></div><br /><br/><br /><strong>A. LATAR BELAKANG MASALAH</strong><br/><br /><div style="text-align: justify;">Kebutuhan akan informasi yang jelas, arah hidup yang bersih, merupakan kebutuhan bersama baik pemerintah maupun masyarakat. Disamping itu beban psikologis yang di tanggung manusia pasca modern Timbul bukan karena teknologi komunikasi, melainkan karena kecepatan perubahan yang di timbulkannya. Salah satu diantara beban itu ialah berkurangnya kemampuan manusia untuk memahami dan menguasai lingkungannya. Para psikolog sepakat bahwa salah satu ciri penyakit adaptasi pasca modern ialah aliensi manusia di pisahkan dari pengalaman <a name='more'></a>manusiawinya.<sup><a href="http://www.blogger.com/post-edit.do#1">[1]</a></sup><br /><br/><br/><br />Dengan informasi yang jelas membantu memilah dan memilih dalam beradaptasi karena kecepatan perubahan yang di timbulkan dari kemajuan teknologi mekanisasi urbanisasi dan industri membawa dampak gang berbeda, norma yang baru belum tertanam yang lama mulai goyah Salah satu penegak pi;ar masyarakat adalah dai.<br /><br/><br/><br /><br />Untuk itu apa yang dikemukakan Jalaludin Rahmat (2004), para da’i diimbau berfikir Global bertindak lokal.<sup><a href="http://www.blogger.com/post-edit.do#2">[2]</a></sup> Dalam hal ini belajar mencoba mengangkat materi patologi Sosial yang hematnya mempunyai tiga ciri yakni aktual, faktual dan relevan dengan kegiatan dakwah. Karena berdakwah mengajak “ amar ma’ruf dan nahi munkar”.<br/><br/><br />Kemudian menurut Anton Tabah Pekat “Penyakit-penyakit Masyarakat” sulit di berantas dimana penyakit-penyakit anti Protistusi, perjudian dan narkoba ( MAPPAN ) yang mengadakan seminar sehari di Bogor selasa 25 Februari 2005, saat presentasi “molimo” singkatan dari minum, madon, madat dan maling.<sup><a href="http://www.blogger.com/post-edit.do#3">[3]</a></sup> Materi ini dalam dunia perguruan disebut Patologi Sosial.<br /><br/><br/><br />Penyakit masyarakat yang secara etimologi berasal dari kata pathos bahasa yunani yang berarti penderitaan. Logos ilmu pemgeahuan. Dalam hal ini ada dua pengertian yaitu patologi sebagai ilmu dan kondsi masyarakat yang sakit.<br /><br/><br/><br />Diawal abad 21 para sosiolog mendifinisikan ;”Tingkah laku yang bertentangan dengan norma kebaikan, stabilitas local, pola kesederhanaan, moral dan hak milik, solidarias kekeluarggan, hidup rukun bertetangga, kebaikkan dan hukum formal.”<sup><a href="http://www.blogger.com/post-edit.do#4">[4]</a></sup> Penderitaan yang merugikan manusia baik dari segi usia maupun ekonomi. Oleh sebab itu perlu dijahui. Karena tingah laku adalah proses bukan barang cetakan, maska diperlukan proses dalam pembentukan kesadaran.<br /><br/><br/><br />Pada tahun 1956 Sumantri Praptokusuma mantan Sekretaris Jenderal Kementrian Sosial RI mengimbau agar ada Fakultas Patologi Sosial di bawah naungan Universitas Gajah Mada.<sup><a href="http://www.blogger.com/post-edit.do#5">[5]</a></sup> Kelihatannya belum mendapat perhatian hingga sekarang belum ada Fakultas tersebut.<br /><br/><br/><br />Mengapa tertarik dengan materi ini , karena mengajak orang untuk menjahui penyakit dan penderitaan yang akan ditimbulkannya, sesuai dengan nahi munkar. Dan tugas ini bagian dari kegiatan dakwah yang mengajak kepada ma. ruf dan menjahui yang munkar,<br />Proses penemuan judul cukup panjang tertarik mengemukakan judul ini yang juga merupakan sumbangan pemikiran ketua prodi Pendidikan Umum Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. Dimana awalnya adalah pemahamam da’i tentang patologi sosial. Melalui Gerakan Dakwah sebagai salah satu jalur kegiatan Kodi.<br /><br/><br/><br />Koordinasi Dakwah Islam Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta sebagai tempat lokasi Penelitian. Pemilihan lokasi ini karena Jakarta sebagai jendela Indonesia. Koordinasi Dakwah Islam Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta yang juga melaksanakan Pendidikan Kader Mubaligh. Yang mewakili 48 organisasi Islam merupakan salah satu pilar membangun masyarakat.<sup><a href="http://www.blogger.com/post-edit.do#6">[6]</a></sup> Diharapkan mampu melakukan gerakan dakwah yang bersifat mencegah dan menyembuhkan . Dakwah bukan saja memberikan wawasan keislaman yang lebih luas ( yang bersifat kognitif ). Karena dakwah membangun pranata masyarakat yang tetap kokoh dalam pijakan beragama menjadi tantangan sekaligus tujuan dalam berdakwah .<br /><br/><br/><br />Disamping dakwah dapat melupakan persoalan dan meredakan tekanan psikologis, namun lebih jauh dakwah juga harus membantu orang-orang modern dalam memahami dirinya. Seperti yang dikemukakan Max Weber dengan hidup mencari makna, dimasa milliux paradigma ilmu tetap mendominasi tetapi untuk apa dan mau kemana menjadi tidak jelas. Dalam buku Social Pathology Perspective Comparative “What to do How to life”<br /><br/><br/><br /><br /><strong>B. MASALAH DAN PERUMUSAN MASALAH </strong><br /><br/><br />1. Bagaimana Model pencegahan dan penyembuhan patologi sosial berbasis nilai yang dilaksanakan di Koordinasi dakwah islam Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta.<br/><br />2. Apakah model pencegahan dan penyembuhan patologi sosial berbasis nilai difahami oleh pelaku dakwah ( da’i ) dan penerima dakwah atau mad’u.<br/><br/><br /><br />Bagaimana pelaksanaan patologi sosial waktu berdakwah, melihat di Kodi sebagai tempat pendidikan kader mubaligh. Dengan belajar kita dapat mengetahuinya dengan mencari tahu dapat mencoba mempredeksi kedepan. Sekiranya pemahaman tentang penyakit masyarakat tidak kita kaji ulang dapat menimbulkan masalah baru yang lebih rumit lagi, dan akan semakin kehilangan kesempatan untuk mengatasinya serta kehilangan akar masalah. Oleh sebab itu dari yang dikemukakan diatas perlu Rekayasa sosial dengan Perubahan sosial yang terencana (Planned sosial change) agar berdakwah sebagai (agent of social change) yang strategis ini dapat dimanfa’atkan, membantu memperkecil penyebaran penyakit masyarakat, kemudian ada tahapan didalam proses pelaksanaan hingga hasil berdakwah dapat di evaluasi.<br /><br/><br /><br /><strong>1. Metodelogi Penelitian</strong><br /><br/><br />Metode adalah cara kerja desertasi ini setelah memasuki lapangan agar pembahasannya dapat lebih terarah, maka peneliti memilih pendekatan kualitatif. Dengan di dasari beberapa alasan seperti yang di kaji adalah makna suatu tindakan apa yang berada dibalik tindakan seseorang. Di tambah Menurut W. Lawren Newman metode peneltian sosial mengemukakan teori interpretatif yaitu “apa hubungan pengalaman dengan kenyataan” pendekatan interpretatif, adalah seluruh analisa sistem tingkah laku sosial, sikap,perbuatan, melalui observasi tentang masyarakat pada sa’at itu, agar tercapai suatu pemahaman atau interpretasi bagaimana masyarakat bisa menciptakan, mengolah dan memelihara dunia sosialnya.<br /><br/><br/><br /><br />Bagaimana masyarakat bisa menciptakan mengolah dan memelihara dunia sosialnya hal ini memerlukan “kesadaran bersama” sesuai dengan fungsinya dan porsi masing-masing. Belajar mencoba mencari makna dari seluruh sistem tingkah laku sosial yang di sebut “model” apabila benar didalam menemukan makna suatu kebaikkan. Apabila salah bernilai juga sudah berusaha menemukan.<br /><br/><br/><br /><br />Penelitian kualitatiif pada hakekatnya ialah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya.berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami tafsiran mereka tentang dunia sekitarnnya. Model yang di kemukakan dapat di Transfer kepada kondisi yang bersamaan. Kemudian di dalam menghadapi lingkungan sosial individu memiliki strategi bertindak yang tepat bagi dirinya sendiri, sehingga memerlukan pengkajian yang mendalam. Penelitian kualitatif memberikan peluang bagi pengkajian mendalam terhadap suatu fenomena Selanjutnya Penelitian tentang keyakinan, kesadaran, dan tindakan individu di masyarakat sangat memungkinkan menggunakan penelitian kualitatif, karena yang dikaji ialah fenomena yang tidak bersifat eksternal dan berada di dalam diri masing-masing individu.<br /><br/><br/><br /> <br />Selanjutnya penelitian kualitatif memberikan peluang untuk meneliti fenomena secara holistik. Fenomena yang dikaji merupakan satu kesattuan yang tak terpisahkan. karena tindakan yang terjadi dikalangan masyarakat bukanlah tindakan yang diakibatkan oleh satu dua faktor akan tetapi melibatkan sekian banyak faktor yang saling terkait. Penelitian kualitatif memberikan peluang untuk memahami fenomena menurut emicview atau pandangan aktor setempat.<br /><br/><br/><br /><br /><strong>2. Penelitian Pendahuluan, Memasuki lapangan.</strong><br /><br/><br />Penelitian ini adalah penelitian lanjutan tentang “urgensi Pemahaman Da’i Tentang patologi Sosial” untuk mendapat gelar magister di sekolah pascasarjana bidang dirasat islamiah institut agama islam negeri sunan ampel surabaya. kemudian penelitian pemahaman da’i tentang patologi sosial di Kodi DKI Jakarta. Sebagai penelitian proposal yang di biayai Fakultas dakwah dan komunikasi. Untuk persiapan desertasi yang didalam perjalanannya menjadi mencari model pencegahan dan penyembuhan patologi sosial berbasis nilai.<br /><br/><br/><br /><br />Penelitian ini mencari tahu bagaimana model pelaksana menegakkan “amar ma’ruf nahi munkar di kodi” Apakah da’i ( pelaku dakwah) faham dan mad’u (penerima dakwah) dengan modelnya mengerti dan mengetahui model ini, dapatkah model ini di transfer keberbagai ragam penyakit dalam kondisi yang sama. Apakah model ini dapat digunakan para lulusan Pendidikan Kader Mubaligh dari Koordinasi Dakwah Islam DKI Jakarta.<br /><br/><br/><br /><br />Penelitian kualitatif pada hakekatnya ialah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya. Apakah teori yang dikemukakan dapat di “transfer” kepada kondisi yang bersamaan. Teori atau disebut juga model dikemukakan Sugiyono ialah:<br />“Teori adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi dan proposisi yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik, melalui spesifikasi hubungan antara variable, sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena”. <br />Selanjutnya Sitirahayu Haditono ( 1999 ) menyatakan bahwa suatu teori akan memperoleh arti yang penting, bila ia lebih banyak dapat melukiskan, menerangkan, dan meramalkan gejala yang ada.<br /><br/><br/><br /><br />Menurut Stephen W. Little John dalam Teori of Human communication yang diartikan dengan teori–teori mengidentifikasikan pola-pola dari peristiwa-peristiwa dilingkungan sehingga kita tahu apa yang kita harapkan. Kemudian teori-teori menarik perhatian kita kepada aspek-aspek penting dari kehidupan sehari-hari, Dengan teori-teori mendorong kita memutuskan apa yang penting dan apa yang tidak. Dan dengan teori pula memungkinkan memprediksi apa yang akan terjadi kemudian.<br />Karakteristik Penelitian Kualitatif yaitu Penelitian sistem tingkah laku. Dalam penelitian Patologi Sosial awal menggunakan unit analisis individu, sedangkan perspektif patologi sosial modern menggunakan pendekatan sistem.<br /><br/><br />a. Desain<br /><br/><br />Desain bersifat, umum, fleksibel, berkembang dan muncul dalam proses penelitian<br /><br/><br />b. Tujuan<br /><br/><br />Tujuan adalah menemukan pola hubungan yang bersifat interaktif, menggambarkan realitas yang kompleks, memperoleh pemahaman makna dan menemukan teori, atau model.<br /><br/><br />c. Tehnik Penelitian<br /><br/><br />Tehnik Penelitian turun kelapangan memasuki lapangan, memilah dan memilih di lapangan dan menetapkan pilihan. Di samping itu bersifat tinjauan kepustakaan,observasi, wawancara. dokumentasi, tringulasi.<br /><br/><br />d. Instrumen Penelitian<br /><br/><br />Instrumen Penelitiannya yakni peneliti sebagai instrument (human instrumen). buku catatan, tape recorder, camera, handy camp dan lain-lain. Data bersifat deskriptif, dokumen pribadi, catatan lapangan, ucapan tindakan, responden, dokumen dan lain-lain.<br />Sampel/sumber data, adalah kecil, tidak representative, purposive, snowball, berkembang selama proses penelitian.<br /><br/><br/><br />Analisis bersifat terus menerus, sejak awal sampai akhir penelitian, induktif, mencari pola, model, thema, teori.<br /><br/><br />Usulan desain, adalah singkat, literature yang digunakan bersifat sementara, tidak menjadi pegangan utama, prosudure bersifat umum seperti akan tour/piknik, masalah bersifat sementara dan akan ditemukan setelah studi pendahuluan, tidak dirumuskan hipotesis, karena justru akan menemukan hipotesis, focus penelitian ditetapkan setelah diperoleh data awal dari lapangan.<br /><br/><br />Kapan penelitian dianggap selesai adalah setelah tidak ada data yang dianggap baru/ jenuh. Kepercayaan dalam hasil penelitian, berupa pengujian kredibilitas, depenabilitas, proses dan hasil penelitian<br /><br/><br/><br /><br /><br /><strong>3. Alasan Menggunakan Pendekatan Kualitatif </strong><br /><br/><br />Dalam hal ini perlu dikemukakan, mengapa pendekatan kualitatif yang digunakan didasari beberapa alasan memahami situasi sosial secara mendalam, mengembangkan dan menemukan teori. Disamping itu arah dan fungsi penelitian kualitatif berobyek yaitu temuan” Model Pencegahan dan Penyembuhan Patologi Sosial Berbasis Nilai “ di Kodi DKI Jakarta.. yang unsur-unsurnya dianalisa. Kemudian dicari faktor pendukung dan penghambatnya” Setelah itu apakah da’i dan da’iyah , mengerti dan faham akan temuan tersebut. Selanjutnya apakah dia mengerti bahwa temuan itu dapat di “ Trasfer “ ke kondisi penyakit yang bersamaan.<br /><br/><br /></div><br /><br /><br /><div class="footnote"><br /> <a name="1">[1]</a>Jalaludin Rahmat, <em>Islam Aktual, Refleksi Sosial Masyarakat, Cendikiawan Muslim</em> (Bandung: Penerbit.. cet ke XIII ) hal 65 -70.<br /><br/><br /> <a name="2">[2]</a>Jalaludin Rahmad, <em>Islam Aktual </em>(Bandung: Mizan, cet ke VI th 2004 ), hal 75.<br /><br/><br /> <a name="3">[3]</a>Di Akses tanggal 25 November 2008 Tempo interaktif. Com/ hg /it/ Anton Tabah. ( Komisaris Polisi) staf khusus yang memberi materi pada sa’at itu tentang penyakit-penyakit masyarakat yang mengemukakan bahwa para pelakunya semakin berani dan terang-terangan , Sehingga munulnya berbagai penyakit yang sangat rentan dan sulit untuk diberantas.<br /><br/><br /> <a name="4">[4]</a>Kartini Kartono,<em>Patologi Sosial,</em>(Jakarta,PT. Raja Grafindo Persada)<br /><br/><br /> <a name="5">[5]</a> S.Imam Asyari, <em>Patologi Sosial </em>( Surabaya, Penerbit Usaha Nasional cet ke 1 ), hal 18.<br /><br/><br /> <a name="6">[6]</a>M.Djauhari Sekretaris KODI Islamic Center . Wawancara tanggal 11 Oktober 2005.<br /> </div>AllSofthttp://www.blogger.com/profile/10271180698369713605noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-697308828988061873.post-8291341045086455092010-08-17T16:39:00.000-07:002010-12-23T19:24:24.075-08:00Tinjauan Hukum Islam Tentang Dekandensi Moral Bagi Remaja Terhadap Hukum<div style="text-align: center;"><span style="font-weight: bold;">BAB I</span><br/><br /><span style="font-weight: bold;">PENDAHULUAN</span><br /></div><br/><br /><span style="font-weight: bold;">A. Latar Belakang Masalah</span><br /><br /><div style="text-align: justify;">Masyarakat terbentuk apabila ada dua orang atau lebih hidup bersama, sehingga dalam pergaulan hidup itu timbul berbagai hubungan atau pertalian yang mengakibatkan bahwa yang seorang dengan yang lain saling mengenal dan pengaruhi mempengaruhi.<sup><a href="#1">[1]</a></sup> Dalam masyarakat terdapat aneka ragam hubungan-hibungan antar manusia sebagai individu,hubungan manusia sebagai kelompok, hubungan kelompok dengan kelompok yang merupakan landasan bagi kehidupan bermasyarakat.<sup><a href="#2">[2]</a></sup><a name='more'></a><br/><br/><br />Di dalam hidup bermasyarakat, induvidu-induvindu yang merupakan anggota masyatakat mempunyai kerakteristik yang berbeda-beda, dan akan berhadapan langsung dengan induvidu lainnya. Akibat dari hubungan yang terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung menimbulkan berbagai macam permasalahan, hal ini semakin jelas bila ada pertentangan yang terjadi akibat kepentingan yang berlainan. Untukk mengatasi dan mengatur permasalahn yang terjadi di dalam masyarakat diperlukan adanya suatu ketentuan yang mengatur dan memaksa untuk mewujudkan tata tertib dalam masyarakat yang disebut sebagai hukum.<br/><br/><br />Hukum Islam sebagai tatanan hukum yang dipegangi (diataati) oleh mayoritas penduduk dan rakyat Indonesia adalah hukum yang telah hidup didalam masyarakat, merupakan sebagai dari ajaran dan keyakinan Islam dan ada dalam kehidupan hukum Nasional serta merupakan bahan dalam pembinaan dan pengembangannya. Hukum Islam mempunyai peranan yang sangat penting dalam menanggulangi penyimpangan hukum yang terjadi dalam masyarakat, penyimpangan hukum yang terjadi itu merupakan gejala sosial dalam masyarakat sebagai konsekwensi akhir dan mau tidak mau harus dirasakan oleh anggota masyarakat yang bersangkutan.<br/><br/><br />Gejala sosial itu dapat sebagai akibat dari beberapa factor baik yang berdiri atau pun dari rangkaian kejadian yang mendahuluinya seperti lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat. Apabila hal ini sudah terjadi maka kesadaran hukum belum sepenuhnya dilakukan oleh remaja. Sosok remaja, selain usia mereka masih muda juga merupakan sosok yang sedang mengalami masa pancaroba dan perkembangan kejiwaan yang cukup berat di tengah-tengah suasana modern saat ini.<br/><br/><br />Jiwa remaja relatif masih sangat labil dan bersifat emisional, semua itu dikarenakan, mereka masih mencari jati diri atau identitas diri sehingga masih sangat mungkin dipengaruhi untuk mencoba segala ssesuatu yang belum pernah dirasakannya.<sup><a href="#3">[3]</a></sup><br/><br/><br />Kesadaran hukum remaja banyak dihubungkan dengan perilaku manusia dan perilaku masyarakat untuk memperaktekkan aturan-aturan dalam kaitannya dengan moral dan etika kebiasaan. Masalah pelanggaran yang dilakukan remaja sudah mengarah kepada perbuatan kriminal seperti: membuat keonaran, terlibat tawaran, menkomsumsi narkoba atau obat-obatan terlarang, minuman minuman keras, terlibat pencurian, perzinaan dan lain-lain. Yang mempengaruhi kehidupan sosial remaja itu sendiri.<br/><br/><br />Padahal Islam telah memberikan jaminan bahwa semua orang akan hidup dalam kebahagian apabila mereka mau mewujudkan dan mengikuti perintah Allah Swt, aturan hukum yang telah Allah buat akan membawa manusia pada kemaslahatan. Namun, menjalani perintah saja tidaklah cukup sebaliknya manusia juga harus menjahui dan meninggalkan perbuatan dan perilaku yang akan merusaknya tersebut.<br/><br/><br />Apabila Indinesia sebagai Negara hukum, yang pemerintah dan rakyatnya berpedoman pada hukum maka sudah selayaknya bila ada permasalahatan yang timbul diselasikan secara hukum pula. Berdasarkan uraian diatas. Penulis membahas masalah yang berkaitan dengan remaja.<br/><br/><br />Untuk itu Penulis memilih judul <strong>“TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG DEKANDENSI MORAL BAGI REMAJA TERHADAP HUKUM”</strong><br /><br/><br/><br /><strong>B. Pembatasan dan Perumusan Masalah</strong><br/><br />Melihat luasnya permasalahan tentang lemahnya kesadaran remaja terhadap hukum, maka untuk itu. Penulis hanya mebatasi pada masalah remaja, batas usianya, perilaku, dan pembinaannya menurut hukum Islam. Dari pebatasan masalah tersebut maka Penulis perlu membuat perumusan masalah agar pembahasannya lebih terarah, sebagai berikut :<br/><br />1. Apa saja kriteria remaja ?<br/><br />2. Bagaiman akhlak dan perilaku remaja menurut Islam ?<br/><br />3. Bagaiman konsep hukum Islam tentang kesadaran hukum dikaitkan dengan perilaku remaja ?<br/><br/><br /><br /><strong>C. Tujuan Penilitian</strong><br/><br />1. Untuk mengatahui bagaimana kriteria remaja<br/><br />2. Untuk mengatahui akhlak dan perilaku untuk remaja meurut islam<br/><br />3. Untuk mengatahui konsep hukum Islam tentang kesadaran hukum<br/><br/><br /><br /><strong>D. Metode Penilitian</strong><br/><br />Dalam penulisan skripsi ini menggunakan metode pembahsan Deskriptif analisis, dalam artian pembahasan skripsi ini penulis paparkan dengan mengemukakan data-data yang obyektif yang ada disamping sedikit analisis penulis terhadap pembahasan yang telah dipaparkan. Dalam pengumpulan data-data tersebut. Penulis juga menggunakan satu metode saja yaitu dengan metode studi kepustkaan, dimana dalam mencari dan mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dengan melakukan penilitian kepustakaan (Libarary Research), disamping juga membaca tulisan-tulisan yang didalamnya terhadap hal-hal yang berhubungan dengan pembahsan skripsi ini. Kesemuanya itu Penulis lakukan dengan berpedoman pada buku panduan “Pedoman Penulis Skripsi, Tesis dan Disertai IAIA Kayu manis Jakarta 2007 kecuali :<br/><br />1. Ayat al-Qur’an tidak pakai footnote tetapi hanya ditulis nomor dan ayatnya<br/><br />2. Terjamahanya ditulis dalam satu spasi<br/><br />3. Kutip awal dan kutip akhir<br/><br />4. Hadist pakai sanad sebagian memakai rawi dan sebagian tidak memakai footnote<br/><br/><br /><br /><strong>E. Sistematika Penulisan</strong><br/><br />Dalam setiap skripsi terbagi dalam lima bab, yaitu :<br/><br />BAB I : Pendahuluan, bab ini mambahas tentang latar belakang masalah,perumusan dan pembatasan masalah, metode penilitian dan sistematika penulis.<br/><br/><br />BAB II : Bab ini membahas konsep umum terhadap remaja yang meliputi pengertian remaja, batas usianya dan pola perkembangn fisik & segi psikis remaja<br/><br/><br />BAB III : Bab ini membahas konsep hukum islam terhadap kesadaran hukum yang meliputi pengertian hukum Islam, kesadaran hukum dalam islam, sanksi orang yang melanggar hukum menurut Islam.<br/><br/><br />BAB IV : Bab ini membahas tinjauan hukum Islam tentang peningkatan kesedaran hukum remaja yang meliputi perilaku dan akhlak dan analisis penulis terhadap kesadaran hukum remaja.<br/><br/><br />BAB V : Bab ini adalah bab yang penutup meliputi kesimpulan dan saran-saran.<br /></div><br /><br/><br /><div class="footnote"><br /> <a name="1">[1]</a>Cst Kansil, <em>Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Di Indonesia, </em>(Jakarta: Balai Pustaka 1986), h. 30 <br/><br /> <a name="2">[2]</a>R Tillar dan Sardin Pabadja, <em>Pendidikan dan Pengembangan Masyarakat, </em>(Jakarta: CV Prindo Jaya 1985), h. 29 <br/><br /> <a name="3">[3]</a>Ahmaad Sanusi Musthofa. <em>Problem Narkotika Psikotropika dan HIV AIDS, </em>(Jakarta: Zikrul Hikmah: 2002), Cet ke-1, h. 124<br /> </div>AllSofthttp://www.blogger.com/profile/10271180698369713605noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-697308828988061873.post-29613858517992649282010-08-14T02:18:00.000-07:002010-12-23T19:24:24.093-08:00Pengaruh Motivasi Belajar dan Disiplin Siswa Terhadap Prestasi Siswa<div style="text-align: center; font-weight: bold;">BAB I<br/><br />PENDAHULUAN<br /></div><br/><br /><span style="font-weight: bold;">A. Latar Belakang Masalah</span><br /><div style="text-align: justify;">Siswa adalah sumber daya yang berharga dalam sekolah, sebab melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh manusia ini, sekolah dapat mencapai tujuannya. Seiring dengan itu pula siswa sebagai anggota sekolah mengupayakan agar pendidikan tetap berlangsung kehidupannya serta mengembangkannya untuk mencapai kemajuan yang diinginkan, karena sebagai salah satu bentuk kehidupan. Sekolah ini pun terikat dalam proses keberadaan pertumbuhan dan <a name='more'></a>perkembangan.<br /><br/><br/><br />Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), dimana secara mendasar pendidikan mempunyai peranan meningkatkan kemampuan dasar manusia untuk mendapatkan memanfaatkan, mengembangkan, serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. SDM berkualitas sangat penting,dalam melaksanakan pembangunan berkelanjutan . Oleh karenanya, perluasan dan pemerataan kesempatan belajar merupakan salah satu prioritas utama dalam pembangunan, baik sarana maupun prasarana pendidikan tingkat dasar, menengah dan atas. Pada awalnya dimulai dengan program wajib belajar 6 tahun, kemudian diperluas 9 tahun, sehingga mendorong masyarakat untuk berperan aktif dalam pendidikan. Dengan demikian, setiap anak mendapatkan kesempatan yang sama untuk mengikuti pendidikan sampai ke tingkat atas minimal sampai tamat Sekolah Menengah Pertama (SMP).<br/><br/><br /> Penempatan siswa merupakan salah satu faktor yang menyebabkan meningkatnya motivasi belajar siswa pada suatu sekolah. Penempatan siswa adalah bentuk dari pengembangan sumberdaya manusia yang mengarah pada pencapaian keunggulan sekolah karena penempatan siswa adalah bentuk usaha meningkatkan motivasi belajar siswa. Penempatan siswa akan membawa dampak positif karena akan mampu meningkatkan kemampuan, keterampilan dan sikap siswa terhadap tugas-tugasnya.<br/><br/><br />Salah satu upaya yang dapat dilakukan organisasi untuk menunjukkan prestasi adalah dengan memberikan disiplin dan program siswa yang dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan sekolah. Kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi membawa konsekuensi logis kepada sekolah yang bekerja untuk mencapai target prestasi pendidikan. Untuk memenangkan persaingan maka sekolah dituntut untuk memperbaiki prestasi kepada sekolah yang menjadi sentral dalam pelayanan sebuah pendidikan.<br/><br/><br />Dengan adanya prestasi yang tinggi sangat dibutuhkan untuk dapat bekerjasama antar siswa serta dapat mencapai tujuan sekolah. Tetapi sebaliknya dengan adanya siswa yang memiliki prestasi rendah akan sukar untuk mencapai hasil kerja yang baik, serta siswa itu akan segera menyerah daripada berusaha untuk mengatasi kesukaran tersebut. Hal ini akan berlainan apabila siswa mempunyai prestasi yang tinggi, sebab dengan prestasi yang tinggi para siswa akan berusaha untuk mengatasi kesukaran dalam menjalankan tugas dan pekerjaannya yang diberikan guru. <br/><br/><br />Siswa sebagai unsur dalam sekolah inilah yang diharapkan prestasinya dalam mencapai tujuan sekolah dengan belajar sesuai dengan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya. Jadi prestasi merupakan hasil yang dicapai setelah siswa melakukan suatu pelajaran. Pelajaran atau tugas dari guru ini sebelumnya sudah ditentukan terlebih dahulu dalam suatu perincian pelajaran. Jadi pentingnya prestasi belajar ini berkaitan dengan masa depan siswa juga sekolah yang bersangkutan.<br/><br/><br />Keinginan untuk berkarya oleh individu ini disebut keinginan berprestasi. Selanjutnya prestasi yang tinggi merupakan kontribusi yang berharga bagi keberhasilan sekolah sebab prestasi yang baik di semua tingkat sekolah, pencapaian tujuan dan keberhasilan sekolah menjadi sesuatu yang sangat sulit atau bahkan mustahil.<br/><br/><br />Bagi sekolah, di dalam prestasi belajar siswa dapat memberikan suatu faedah yang sangat besar, karena dapat diwujudkan keahlian yang dimiliki dari pendidikan formal maupun pendidikan non-formal dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan oleh sekolah.<br/><br/><br />Peningkatan diri siswa dalam mengerjakan pelajaran melalui prestasi belajar dilaksanakan agar dapat mengetahui prestasi yang diraih oleh siswa sehingga untuk memudahkan sekolah dapat menentukan pengembangan dan kompensasi yang diberikan kepada sekolah yang telah melalui tahap seleksi yang ketat, kemudian dilatih dan ditempatkan sesuai dengan kemampuannya.<br/><br/><br />Dengan demikian, SDN xxx Kecamatan xxx Kabupaten xxx tidak hanya mengharapkan sesuatu dari guru tetapi pihak organisasi juga berusaha untuk memenuhi harapan para gurunya. Atas dasar inilah, maka penulis merasa tertarik untuk membuat penelitian ini dengan judul <strong>“Pengaruh Motivasi Belajar dan Disiplin Siswa Terhadap Prestasi pada SDN xxx Kecamatan xxx Kabupaten xxx”</strong><br /><br/><br/><br /><strong>B. Identifikasi Masalah</strong><br/><br />1. Motivasi belajar dari siswa yang sangat rendah yang disebabkan minimnya pendidikan yang diberikan serta tidak sesuainya pelajaran yang diterima siswa dengan beban tugasnya.<br/><br />2. Guru belum disiplin dalam melaksanakan guruannya seperti datang tidak tepat waktu dan sering tidak ada ditempat pada saat jam kerja masih berlangsung.<br/><br />3. Rendahnya kualitas lulusan siswa pada SDN xxx Kecamatan xxx Kabupaten xxx dengan kemampuan intelektualitas dan keterampilan yang dimiliki siswa dalam operasional belajarnya sangat rendah, sehingga siswa dalam melaksanakan tugasnya tidak efektif dan efisien.<br/><br/><br /><br /><strong>C. Pembatasan Masalah</strong><br/><br />Sesuai dengan uraian di atas, prestasi adalah sebuah variabel terikat yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Namun guna memperjelas arah dan obyek penelitian, maka dibatasi hanya mengkaji pengaruh dua variabel bebas saja yaitu motivasi belajar dan disiplin siswa pada SDN xxx Kecamatan xxx Kabupaten xxx.<br/><br />Walaupun masih ada variabel lainnya yang berpengaruh terhadap prestasi pada SDN xxx Kecamatan xxx Kabupaten xxx, namun faktor motivasi belajar dan disiplin siswa penulis anggap sebagai faktor intern yang memiliki pengaruh langsung dan lebih mudah untuk dikondisikan atau dikendalikan daripada faktor-faktor lainnya yang bersifat eksternal terhadap prestasi pada SDN xxx Kecamatan xxx Kabupaten xxx.<br/><br/><br /><br /><strong>D. Perumusan Masalah</strong><br/><br />Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini merumuskan masalah sebagai berikut :<br/><br />1. Apakah terdapat pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi pada SDN xxx Kecamatan xxx Kabupaten xxx?<br/><br />2. Apakah terdapat pengaruh disiplin siswa terhadap prestasi pada SDN xxx Kecamatan xxx Kabupaten xxx.?<br/><br />3. Apakah terdapat pengaruh motivasi belajar dan disiplin siswa secara bersama-sama terhadap prestasi pada SDN xxx Kecamatan xxx Kabupaten xxx?<br/><br/><br /><br /><strong>E. Maksud dan Tujuan Peneliti</strong><br/><br />Berdasarkan batasan dan perumusan masalah yang telah dikemukakan, maksud dari penelitian ini adalah :<br/><br />1. Menganalisis pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi pada SDN xxx Kecamatan xxx Kabupaten xxx.<br/><br />2. Menganalisis pengaruh disiplin siswa terhadap prestasi pada SDN xxx Kecamatan xxx Kabupaten xxx.<br/><br />3. Menganalisis pengaruh motivasi belajar dan disiplin siswa secara bersama-sama terhadap prestasi pada SDN xxx Kecamatan xxx Kabupaten xxx.<br /><br /></div>AllSofthttp://www.blogger.com/profile/10271180698369713605noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-697308828988061873.post-28381047060785618392010-08-13T15:51:00.000-07:002010-12-23T19:24:24.111-08:00Konsep Akal Dalam Al-Qur'an<div style="text-align: center; font-weight: bold;">BAB I<br/><br />PENDAHULUAN<br /></div><br/><br /><span style="font-weight: bold;">A. Latar Belakang Masalah</span><br /><div style="text-align: justify;">Dalam doktrin agama ada dua sumber untuk mendapatkan pengetahuan dan petunjuk kebenaran: al-‘Ulüm al-Naqliyah (ilmu-ilmu naqly) yang sumbernya berdasarkan wahyu Tuhan, dan al-‘Ulüm al-Aqliyah (ilmu-ilmu rasional) yang sumbernya berdasarkan akal. Pada galibnya, dipahami bahwa wahyu dan akal masing-masing dipandang sebagai objek dan subjek, akan tetapi pengetahuan dan petunjuk kebenaran berdasarkan wahyu bersifat absolute (pasti) dan mutlak benar, sedangkan yang disebut pengetahuan atau petunjuk berdasarkan akal bersifat relatif tidak <a name='more'></a>pasti dan tidak mutlak benar.<br/><br/><br />Sebagaimana diketahui, Yunani adalah tempat lahirnya filsafat dan ilmu pengetahuan, kira-kira 600 tahun sebelum Masehi. Para filosof Yunani menggunakan akal mereka dalam melahirkan dan mengembangkan pengetahuan. Sehubungan dengan itu perlu ditegaskan bahwa pada zaman itu filsafat dan ilmu pengetahuan merupakan satu kesatuan yang belum terpisah seperti dewasa ini. Maka akal dalam ilmu pengetahuan sama dengan filsafat mempunyai kedudukan tinggi, dan mempunyai peran yang amat penting sekali.<sup><a href="#1">[1]</a></sup> <br/><br/><br />Pada abad ke-8 dan ke-9 Masehi, berkembanglah teologi yang bercorak rasional. Dalam teologi ini manusia diberikan Tuhan kebebasan dalam menentukan kemauan dan perbuatannya. Dengan kata lain, dalam teologi ini manusia bersifat dinamis dan aktif, bukan statis dan pasif. Dalam pada itu alam menurut teologi ini diatur oleh Tuhan menurut hukum alam ciptaan-Nya, yang dalam al-Qur’an disebut sunnatulláh.<br />Sunnatulláh menurut Harun Nasution bukanlah hukum alam atau natural law yang dikenal di Eropa. Hukum alam Darwin adalah hasil nature, sedangkan sunnatulláh adalah ciptaan Tuhan atas kehendak-Nya, maka alam manusia yang mengikuti sunnatulláh, pada hakikatnya mengikuti kehendak Tuhan. Teologi rasional ini mengajarkan kebebasan manusia dalam kehendak serta perbuatan, dan adanya sunnatulláh yang mengatur alam semesta, menghasilkan ilmu pengetahuan pada masa lima abad tersebut di atas, yang dalam Islam dikenal dengan zaman klasik.<br/><br/><br />Ayat al-kauniyyah dalam al-Qur’an merupakan ayat-ayat yang mengajarkan manusia supaya memperhatikan fenomena alam, mendorong ulama Islam zaman klasik untuk mempelajari dan meneliti alam sekitar. Pada masa antara abad kedelapan dan ketiga belas masehi ilmu pengetahuan duniawi mulai berkembang, perkembangan tersebut didahului dengan penerjemahan buku-buku Yunani kedalam bahasa Arab yang berpusat di Bait Al-Hikmah di Bagdad.<br/><br/><br />Para ulama dan cendikiawan Islam zaman silam bukan hanya menguasai ilmu dan filsafat yang memperoleh dari peradaban Yunani klasik itu, tetapi mereka berkembang dan tambahkan kedalam hasil-hasil penyelidikan mereka sendiri dalam lapangan ilmu pengetahuan dan hasil-hasil pemikiran mereka dalam lapangan filsafat.<br/><br/><br />Untuk pengembangan ilmu-ilmu itu didirikan universitas-universitas yang termasyhur diantaranya adalah Universitas Cordoba di Andalus (Spanyol Islam) Universitas Al-Azhar di Kairo dan Universitas Al-Nizamiah di Bagdad. Di Universitas Cordoba ikut menyertakan orang-orang Nasrani dan negara-negara Eropa lainnya.<sup><a href="#2">[2]</a></sup><br/><br/> <br />Filosof Islam yang terkenal dalam ilmu kedokteran adalah Ibnu Sina (Avicena) dan Ibnu Rusyd (Averros), dan Ensiklopedi Ibnu Rusyd Al-Kulliyyãt fi Al-Thib dengan nama Colliget. Di Spanyol Islam dikenal Abu Al-Qosim Al-Zahrawi (Abulcasis) seorang ahli bedah. Abu Bakar Muhammad bin Zakaria Al-Razi yang di Eropa terkenal dengan nama Rhazes, semasa hidupnya mengepalai rumah sakit Baghdad. Dalam ilmu matematika terkenal dengan tokoh Muhammad Ibn Musa Al-Khawarizmi, yang memunculkan istilah logaritme yang mengandung arti sistem hitungan desimal. Abu ‘Ali Hasan bin Al-Haytam, di dalam bukunya (Al-Manãzib) tesebut ia menentang teori Euclid. Ia berpendapat bahwa bendalah yang mengirim cahaya itulah timbul gambaran benda dalam mata. Dan masih banyak lagi tokoh dan filosof Islam yang terkenal pada zaman klasik tersebut dari berbagai bidang ilmu.<br/><br/> <br />Ketika pemikiran rasional Islam pindah ke Eropa dan berkembang disana, di dunia Islam zaman pertengahan bekembang pemikiran tradisional, menggantikan pemikiran rasional tersebut. Dalam pemikiran tradisional ini, para ulama bukan hanya terikat pada al-Qur’an dan Hadits tetapi juga pada ajaran hasil ijtihad ulama zaman klasik yang amat banyak jumlahnya. Oleh karena itu ruang lingkup pemikiran ulama zaman pertengahan amat sempit, mereka tidak mempunyai kebebasan berpikir. Akibatnya sains dan filsafat bahkan juga ilmu-ilmu agama tidak berkembang di dunia Islam zaman pertengahan. Filsafat dan sains malahan hilang dari pedaran. Hal ini bertentangan sekali dengan keadaan di Eropa Zaman Modern di mana filsafat dan sains amat pesat perkembangannya dan jauh melampaui capaian dunia Islam.<br/><br/> <br />Al-Qur’an sebagai wahyu ilahi pada hakikatnya, pengertian dan maksudnya hanya kepunyaan Allah. Sebagai penguasa firman, harus dikaitkan kepada dunia makhluk sebagai pelaksana tuntutan firman Tuhannya. Oleh karena itu Allah yang Maha Bijaksana membekali alat yang sangat berharga kepada manusia yaitu akal. Sehingga menjadi satu-satunya makhluk Allah yang mempunyai kemampuan berpikir, guna menggali dan menyelidiki secara cermat arti dan maksud al-Qur’an itu. Sebagaimana telah disebutkan dalam firman-Nya, yang artinya :<br /><blockquote>“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya”. (Q:S. al-Nisã [4]: 82)</blockquote><br />Dari konsepsi al-Qur’an seperti inilah, penulis ingin mengetahui lebih banyak tentang konsep akal menurut al-Qur’an, yang selalu siap untuk dipelajari dan dimengerti oleh pemikiran manusia. Karena al-Qur’an dan akal sangatlah penting bagi manusia untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia seutuhnya, baik dari kesadaran akan iman dan taqwa (imtaq) maupun dari segi ilmu pengetahuan dan tekhnologi (iptek). Semua ini akan terwujud apabila manusia masih memegang teguh kepada ketentuan-ketentuan Allah yang bersifat absolute, ketentuan ini disebut kebenaran Qur’ani dan kabenaran kauni. Yang semuanya terdapat pada suri tauladan atau dapat diteladani dari sunnah Rasulullah saw.<br/><br/><br />Dari asumsi di atas, penulis kemudian memberikan judul tesis ini. <strong>“Konsep Akal Dalam Al-Qur’an”.</strong><br/><br/><br /><br /><strong>B. Pembatasan dan Perumusan Masalah</strong><br/><br />Penulisan tesis ini tidak dimaksudkan untuk menguraikan semua pokok-pokok permasalahan yang terkandung dalam ayat-ayat al-Qur’an, akan tetapi dibatasi pada pokok-pokok permasalahan yang berkait dengan aspek-aspek wujud aktifitas akal yang perlu ditopang dengan semangat ijtihad didalam memahami nash al-Qur’an.<br/><br /><br/><br />Karena akal merupakan prasyarat adanya manusia yang hakiki. Artinya manusia belum dapat dipandang selayaknya manusia, jika belum sempurna akalnya. Oleh karena itu hukum (syari’at) hanya diperuntukkan bagi orang yang berakal. Hal ini penting karena akal merupakan kemampuan khas manusia, yang secara potensial dapat didayagunakan untuk mendeskripsikan pengetahuan, memikirkan fenomena-fenomena, melakukan penalaran dan akhirnya melakukan tindakan dengan mengambil keputusan.<br/><br/><br />Sesuai dengan latar belakang yang dikemukakan di atas. Tulisan ini dimaksudkan untuk menjelaskan bahwa al-Qur’an menggambarkan kegiatan orang-orang yang menggunakan akalnya sebagai orang yang berpikir keras mengenai ciptaan Allah yaitu alam semesta dan juga mengenai kekuasaan Allah. Seperti dalam firmannya:<br /><blockquote>Artinya:“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka”. (Q:S. ‘Ali ‘Imrãn [3] :191)</blockquote><br />Dari pembatasan masalah tersebut, dapat dirumuskan sebagai berikut:<br/><br />1. Apa dan bagaimana al-Qur'an memberikan makna pada akal.<br/><br />2. Bagaimana peranan akal dalam al-Qur'an.<br/><br/><br /><br /><strong>C. Tujuan dan Manfaat Penulisan</strong><br/><br />Penyusunan tesis ini bertujuan untuk:<br/><br />1. Mengungkapkan bahwa hanya dengan penggunaan akal yang lebih proporsional dapat dibangun optimisme dan melenyapkan obskurantisme atau kemasabodohan intelektual yang melanda umat Islam<br/><br />2. Dengan akal pula, manusia bisa berinisiatif dan kreatif dalam membangun peradaban yang bermanfaat bagi umat manusia.<br/><br />3. Mengungkapkan tentang pentingnya akal bagi manusia dalam memahami ketuhanan dan pembinaan hukum dalam kehidupan di dunia.<br/><br />Adapun manfaat dari penyusunan tesis ini adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan terhadap kajian atas konsep, kedudukan, dan peran akal dalam memahami al-Qur'an<br /></div><br /><br /><div class="footnote"><br /><a name="1">[1]</a>Harun Nasution, <em>Islam Rasional; Gagasan dan Pemikiran,</em> (Bandung: Mizan, 1995.) h. 297. <br/><br /><a name="2">[2]</a>Philip K. Hitti, <em>History of the Arab. </em>(London: McMillan dan Co. Ltd. 1964), hlm 350 <br /></div>AllSofthttp://www.blogger.com/profile/10271180698369713605noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-697308828988061873.post-18451025860432025292010-08-13T10:06:00.000-07:002010-12-27T07:53:08.477-08:00Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah Dengan Kinerja Guru<div style="text-align: center; font-weight: bold;">BAB I<br />
<br />
PENDAHULUAN<br />
</div><br />
<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">A. Latar Belakang</span><br />
<div style="text-align: justify;">Dalam era globalisasi, Negara berkembang menghadapi tantangan berat dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, Iptek. Lingkungan hidup khususnya dunia pendidikan Indonesia adalah Negara berkambang yang semakin maju dan diirinngi dengan kemajuan diberbagai bidang salah satu komponen dalam mendukunng kemajuan suatu Negara adalah kemajuan di bidang pendidikan penulis mengamati para orang tua sudah semakin kritis dalam memilih lembaga <a name='more'></a>pendidikan yang bermutu dan berkualitas.<br />
</div><br />
<div style="text-align: justify;">Lembaga pendidikan yang baik tidak hanya mengejar ilmu pengtahuan semata tetapi juga yang lebih penting pembentukan karakter yang sesuai dengan akar budaya banngsa juga disertai dengan kecerdasan yang religius untuk itulah keberhasilan pendididkan ditunjang oleh berbagai hal yang salah satunya kemampuan memimpin dalam keharmonisan para tenaga kependidikan, di suatu lembaga atau suatu pendidikan hal ini akan terlihat satu ke satuan yang utuh dimana para orang tua tertarik untuk mencari lembaga pendidikan yng mempunyai mutu, sebagai suatu yang utuh dari sebuah lembaga pendidikan.<br />
</div><br />
<div style="text-align: justify;">Penulis mencoba meneliti untuk menguraikan salah satu komponen yang mendukung keberhasilan pada sebuah lembahga pendidikan yaitu apakah ada kaitan antara gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru dalam pencapaian tujuan diatas, maka bangsa Indonesia berusaha untuk mencerdaskan sumber daya manusia yang terampil dan berdaya guna dan untuk mencapai tujuan pembangunan. Tujuan ini baik jangka pendek maupun jangka panjang terhadap penyelenggaran pendidikan nasional berdasarkan pancasila sebagai landasan hidup bangsa, pendidikan merupakan suatu pilar yang utama dalam menghadapi tantangan hidup di masa depan, tantangan persaingan ketat dunia kerja, tantangan perubahan sosial budaya yang sangat cepat berdampak pada pergeseran manusia terhadap pengetahuan.<br />
</div><br />
<div style="text-align: justify;">Sekolah adalah sebuah organisasi yang kompleks dan unik sehinga memerlukan koordinasi yang tingggi, oleh sebab itu kepala sekolah yang berhasil yaitu tercapainya tujuan sekolah, serta tujuan dari para individu yang ada di dalam lingkungan sekolah. Melalui sentuhan guru disekolah diharapkan mampu menghasilkan peserta didik yang memiliki kompetensi tinggi dan siap menghadapi tantangan hidup dengan penuh keyakinan dan percaya diri yang tinggi, sekarang dan kedepan. Sekolah ( pendidik ) harus mampu menciptakan sumber daya yang berkualitas, baik secara ke ilmuan maupun secara mental,oleh karena itu sekolah yang unggul mempunyai cirri-ciri : 1. Kepala sekolah yang dinamis dan komunikatif dengan kemerdekaan memimpin menuju visi keunggulan pendidikan, 2. memiliki visi, misi dan strategi untuuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan dengan jelas, 3. guru-guru yang berkompeten dan bejiwa kader yang senantiasa bergairah melaksanakan tugas profesionalnya secara inovatif, 4. siswa yang sibuk, bergairah dan bekerja keras dalam mewujudkan perilaku pembelajaran, 5. masyarakat dan orang tua yang berperan serta dalam menunjang pendiddikan. <br />
</div><br />
<div style="text-align: justify;">Berdasarkan uraian diatas penulis merasa tertarikk untuk mengadakan penelitian yang berjudul <span style="font-weight: bold;">“ Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah Dengan Kinerja Guru di SMP xxx Jakarta” .</span><br />
</div><br />
<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">B. Identifikasi Masalah</span><br />
<div style="text-align: justify;">Berasarkan latar belakang di attas, maka dapat di identfikasikan masalah-masalah sebagai berikut :<br />
</div>1. Bagaimanakah Kepemimpinan Kepala Sekolah di SMP xxx Jakarta<br />
<br />
2. Bagaimanakah fungsi Kepala Sekolah sebagai pemimpin<br />
<br />
3. Bagaimanakah fungsi Kepala Sekolah sebagai pendidik<br />
<br />
4. Bagaimanakah fungsi Kepala Sekolah sebagai pencipta iklim kerja<br />
<br />
5. Bagaimanakah fungsi Kepala Sekolah sebagai leader<br />
<br />
6. Bagaimanakah fungsi Kepala Sekolah sebagai motivator<br />
<br />
7. Seberapa besar fungsi guru sebagai pengelola pembelajaran<br />
<br />
8. Seberapa besar kemampuan guru dalam pengembangan propesi<br />
<br />
9. Seberapa besar guru menguasai kemampuan akademik<br />
<br />
10. Bagaianakah kinerja guru secara umum di SMP xxx Jakarta<br />
<br />
11. Adakah hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru<br />
<br />
<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">C. Pembatasan Masalah</span><br />
<div style="text-align: justify;">Pembatasan masalah merupakan pembatasan penelaahan yang dilakukan oleh peneliti agar peneliti tidak menjadi luas. Untuk itu peneliti membatasi masalah penelitian dalam hal kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru<br />
</div><br />
<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">D. Perumusan Masalah</span><br />
<div style="text-align: justify;">Perumusan masalah merupakan permasalahan yang akan dicari jawabannya dalam penelitian ini, dalam hal ini peneliti menetapkan 2 masalahh yang bekaitan dengan penelitian yaitu :<br />
</div>1. Adakah hubungan yang signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan kineja guru di SMP xxx Jakarta.<br />
<br />
2. berapa besar pengaruh kepamimpinaan kepala sekolah dengan kinerja guru di SMP xxx Jakarta<br />
<br />
<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">E. Tujuan Penelitian</span><br />
<br />
Penelitan ini bertujuan untuk :<br />
<br />
1. Mengetahui dan menganalisis ubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan kenerja guru<br />
<br />
2. Mengetahui dan menganalisis pengaruh kepemimpinan kepala sekolaah dengan kinerja guru.<br />
<br />
<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">F. Kegunaan Penelitian</span><br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">1. Manfaat Akademis</span><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai pendalaman terhadap masalah-masalah yamg berhubungan dengan kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja guru serta faktor-faktor yang mempengaruhinya<br />
</div><br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">2. Manfaat Praktis</span><br />
<div style="text-align: justify;">Memberikan sumbangan pemikiran yang berhungan dengan kepemimpinan kepala sekolah dalam kaitannya dengan kinerja guru<br />
</div><br />
<span style="font-weight: bold;">3. Bagi Peneliti</span><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">Sebagai upaya lebih mendalami masalah yang berhungan dengan ke pemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru<br />
</div><br />
Download Skripsi : Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah Dengan Kinerja Guru <a target="new" href="http://www.ziddu.com/download/13150496/HubunganKepemimpinanKepalaSekolahdanGuru.rar.html">DisiniSoft</a>AllSofthttp://www.blogger.com/profile/10271180698369713605noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-697308828988061873.post-19875528491831795272010-08-13T01:49:00.000-07:002010-12-23T19:24:24.145-08:00Analisis Peranan Guru Bimbingan Konseling dalam Membantu Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa<div style="text-align: center;"><span style="font-weight: bold;">BAB I</span><br/><br /><span style="font-weight: bold;">PENDAHULUAN</span><br /></div><br/><br /><span style="font-weight: bold;">A. Latar Belakang</span><br /><div style="text-align: justify;">Pada masa globalisasi yang sedang berjalan saat ini, sangat dibutuhkan generasi-generasi yang mempunyai kemampuan tinggi di segala bidang baik Ekonomi, Teknik, Politik, Sosial, dan Iptek. Sehingga diharapkan lembaga-lembaga pendidikan baik yang dikelola Departemen Pendidikan Nasional maupun badan swasta harus membenahi perangkat, sarana dan prasarana pendidikannya, seperti pengadaan SDM dengan tenaga pengajar yang profesional serta mempunyai kompetensi dibidangnya masing-masing serta <a name='more'></a>dibantu dengan peralatan yang mutakhir. <br /></div><div style="text-align: justify;">Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kehidupan manusia di manapun dia berada. Dan merupakan gejala yang umum dalam kehidupan masyarakat. Penyelenggaraan pendidikan di jabarkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional bab II pasal 3 yaitu bahwa :<br /></div><div style="text-align: justify;"><blockquote>Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab)</blockquote><br /></div><br/><br /><div style="text-align: justify;">Melalui proses belajar yang terencana dan terpola dengan benar akan dicapai tujuan pendidikan dalam bentuk terjadinya perubahan perilaku, intelektual, sosial, dan emosional pada diri siswa, terarah kepada hal yang lebih baik serta konstruktif. Bila tujuan akhir suatu pendidikan adalah pembentukan manusia Indonesia yang utuh, maka proses pendidikan harus dapat membantu siswa mencapai kematangan emosional dan sosial, juga sebagai individu atau sebagai anggota masyarakat memiliki intelektual yang berkembang dengan matang maka proses pendidikan harus dapat membantu siswa mencapai kematangan emosional dan sosial, juga sebagai individu atau sebagai anggota masyarakat memiliki intelektual yang berkembang dengan matang.<br /></div><br/><div style="text-align: justify;">Namun demikian dalam kenyataan sesungguhnya dilapangan justru kesulitan dalam mencapai prestasi bagi siswa atau peserta didik tidak semudah diharapkan. Guru dalam melaksanakan kewajiban sehari-hari sering dihadapkan kepada siswa yang mempunyai berbagai masalah internal dan eksternal yang berkaitan dengan pelajaran maupun masalah yang berkaitan dengan kehidupan keluarga siswa itu sendiri. Untuk menangani hal-hal seperi ini guru bidang studi tidak mungkin dapat menyelesaikan secara tuntas tanpa bantuan dari seorang guru bimbingan dan konseling.<br /></div><br/><div style="text-align: justify;">Menjadi harapan semua pihak agar setiap siswa dapat mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan masing-masing. Pada kenyataannya tidak semua siswa dapat mencapai hasil belajar sebagaimana yang diharapakan, hal ini disebabkan oleh faktor-faktor yang sangat mempengaruhi baik dalam diri siswa (Indogen) maupun dari luar diri siswa (Exogen), hal ini merupakan masalah yang perlu mendapat perhatian khusus baik bagi sekolah maupun orang tua.<br /></div><br/><div style="text-align: justify;">W.S Winkel berpendapat bahwa : “masalah adalah suatu yang menghambat, merintangi, atau mempersulit manusia dalam usahanya mencapai sesuatu”. )<br /></div><div style="text-align: justify;">Namun demikian pada dasarnya setiap siswa dapat dibantu dalam menghadapi masalahnya.<br /></div><div style="text-align: justify;">Sehubung dengan pernyataan diatas Moh. Surya berpendapat bahwa : “Tujuan pembinaan siswa adalah untuk memberikan layanan agar siswa memperoleh kesejahteraan lahir dan batin dalam proses pendidikan yang sedang ditempuhnya sehingga mencapai tujuannya”. ) <br /></div><div style="text-align: justify;">Banyak para ahli telah melakukan penelitian atau survey kesulitan belajar, ternyata peran seorang pendidik dalam membantu mengatasi kesulitan siswa menjadi amat penting karena kesulitan belajar adalah salah satu faktor yang menghambat keberhasilan seorang siswa.<br /></div><div style="text-align: justify;">Oleh karena itu keberadaan guru bimbingan dan konseling sangat membantu tugas-tugas guru bidang studi dan siswa, karena guru bimbingan dan konseling yang professional lebih mengerti tentang tugas dan tanggung jawabnya sebagai pendidik dan pengajar maupun pemberi arah bagi siswa yang sangat membutuhkan.<br /></div><br/><div style="text-align: justify;">Lembaga bimbingan dan konseling di sekolah merupakan usaha untuk membantu perkembangan individu (siswa) dalam rangka mengembangkan kemampuannya semaksimal mungkin untuk memperoleh manfaat sebesar-besarnya.<br /></div><br/><div style="text-align: justify;">Layanan bimbingan di sekolah bertujuan memberikan bantuan kepada siswa melalui pendekatan pribadi oleh guru bimbingan dan konseling, di mana salah satu bantuan yang diharapakan adalah bimbingan dan konseling dalam meningkatkan prestasi belajar para siswa di sekolah.<br /></div><div style="text-align: justify;">Oleh karena itu penulis sangat tertantang untuk mengadakan penelitian mengenai <span style="font-weight: bold;"> Analisis Peranan Guru Bimbingan dan Konseling dalam Upaya Membantu Mengatasi Kesulitan Belajar di Sekolah Menegah Atas (SMA) xxx Jakarta”.</span><br /></div><br/><br /><span style="font-weight: bold;">B. Identifikasi Masalah</span><br /><div style="text-align: justify;">Dalam usia remaja yang di alami seperti pada siswa di sekolah biasanya dari cara berfikir dan berperilaku masih labil, di samping itu remaja dengan usia demikian menghadapi berbagai masalah dari dalam dirinya maupun dari lingkungan. Untuk mengatasi hal tersebut dibutuhkan layanan bimbingan dan konseling dari guru bimbingan. Dari uraian diatas penulis dapat mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :<br /></div><div style="text-align: justify;">1. Hambatan – hambatan yang dihadapi siswa dalam usaha meningkatkan prestasi belajar siswa perlu segera mendapatkan pemecahan.<br /></div><div style="text-align: justify;">2. Kesulitan yang dihadapi guru bimbingan dan konseling dalam membantu pemecahan masalah siswa perlu dicari jalan keluarnya.<br /></div><div style="text-align: justify;">3. Pelaksanaan bimbingan dan konseling dalam usaha meningkatkan kegiatan belajar siswa di sekolah perlu penjadualan yang khusus.<br /></div>4. Faktor internal dan faktor eksternal merupakan faktor penyebab kesulitan belajar siswa.<br /><div style="text-align: justify;">5. Keberadaan dan kebutuhan guru bimbingan dan konseling di sekolah, harus mendapatkan perhatian yang sesuai.<br /></div><div style="text-align: justify;">6. Guru bimbingan dan konseling harus mampu berperan terutama dalam membantu mengatasi kesulitan dalam belajar siswa.<br /></div><br/><br /><span style="font-weight: bold;">C. Pembatasan Masalah</span><br /><div style="text-align: justify;">Sesuai dengan identifikasi masalah di atas, maka penulis membatasi masalah agar di dalam pembahasan tidak meluas dan menjadi bias, masalah ini dibatasi pada Analisis Peranan Guru Bimbingan dan Konseling dalam Upaya Membantu Kesulitan Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) xxx Jakarta.<br /></div><br/><br /><span style="font-weight: bold;">D. Perumusan Masalah</span><br /><div style="text-align: justify;">Berdasakan pembatasan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut : “ Sejauhmana Peranan Guru Bimbingan dan Konseling dalam Upaya Membantu Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa di Sekolah Menengah Atas (SMA) xxx Jakarta”<br /></div><br/><br /><span style="font-weight: bold;">E. Tujuan Penelitian</span><br /><div style="text-align: justify;">Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data tentang aspek pelaksanaan bimbingan dan konseling dalam upaya pemecahan masalah yang dilakukan oleh pembimbing dalam melayani siswa, juga pemanfaatan dari pelaksanaan bimbingan dan konseling dalam upaya membantu mengatasi masalah kesulitan belajar siswa.<br /></div><br/><br /><span style="font-weight: bold;">F. Kegunaan Penelitian</span><br/><br />Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi :<br/><br />1. Sekolah<br /><div style="text-align: justify;">Yaitu untuk memperbaiki sistem bimbingan dan konseling yang ada di sekolah tersebut agar membantu meningkatkan prestasi siswa.<br /></div>2. Guru bimbingan dan konseling<br /><div style="text-align: justify;">Sebagai bahan acuan dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling guna meningkatkan kemampuan yang dimiliki.<br /></div>3. Guru bidang studi<br /><div style="text-align: justify;">Agar bekerjasama dengan guru bidang studi lainnya, guru bimbingan dan konseling sehingga lebih kosentrasi dalam bidangnya.<br /></div>4. Bagi siswa<br /><div style="text-align: justify;">Yaitu agar siswa lebih rajin belajar serta mempererat hubungannya dengan guru bimbingan dan konseling juga guru bidang studi untuk meningkatkan prestasi belajarnya.<br /></div>5. Bagi Kepala Sekolah<br /><div style="text-align: justify;">Yaitu dapat menjadi bahan pemikiran tentang pentingnya layanan bimbingan dan konseling terhadap siswa, baik yang bermasalah maupun tidak, juga dalam segi peningkatan kualitas tenaga bimbingan dan konseling di sekolah yang dibimbingnya.<br /></div>6. Bagi penulis<br /><div style="text-align: justify;">Yaitu untuk melengkapi persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.<br /></div>AllSofthttp://www.blogger.com/profile/10271180698369713605noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-697308828988061873.post-53325808456520085082010-08-12T11:24:00.000-07:002010-12-27T07:51:15.428-08:00Analisis Strategi Pemasaran Produk Tabungan Haji Bank xxx Syariah Jakarta<div style="text-align: center; font-weight: bold;">BAB 1<br />
</div><div style="text-align: center;"><span style="font-weight: bold;">PENDAHULUAN</span><br />
</div><br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">A. Latar Belakang Masalah</span><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">Sudah berabad-abad lamanya ekonomi dunia didominasi oleh sistem bunga, dan hampir semua transaksi khususnya dalam perbankan dikaitkan dengan bunga.pengalaman ratusan tahun dalam dominasi bunga telah membuktikan ketidakberdayaan sistem ini dalam menjembatani ketimpangan ekonomi, bahkan menjadi faktor terjadinya ketimpangan ini. Banyak orang kaya yang menjadi semakin kaya di atas beban orang lain, begitu juga banyak negara mencapai kemakmurannya di atas<a name='more'></a> kemiskinan negara lain. Kesenjangan ekonomi semakin melebar antara negara maju dan negara berkembang, sedangkan di dalam negara berkembang kesenjangan itu semakin dalam.<sup><a href="#1">[1]</a></sup><br />
<br />
<br />
Atas fenomena seperti diatas hanya sedikit orang yang menyadari bahaya bunga bagi terciptanya keadilan ekonomi. Pemerintah diberbagai negara menjadi sangat sibuk dengan sistem bunga dan yang sudah menjadi build-in dalam sistem itu adalah sifat kapitalistik dan diskriminatif. Dan karena kelemahan sistem itu pula pemerintah di negara-negara bersangkutan menjadi sibuk menambal kekurangan itu dengan berbagai program dan peraturan yang memaksa orang yang diuntungkan agar menaruh simpati kepada orang yang merasa di rugikan dalam sistem bunga itu.<sup><a href="#2">[2]</a></sup><br />
<br />
<br />
Walaupun demikian kita patut bersyukur ketika dominasi itu berada dipuncaknya, Undang-Undang no. 7 tahun 1992 dengan segala ketentuan dan keputusan yang mendukung UU tersebut telah mengundang lembaga keuangan syariah yang anti riba. Kedatangan lembaga keuangan ini disambut dengan perasaan suka cita oleh berbagai kalangan umat Islam, dukungan mereka diwujudkan dengan berdirinya lembaga keuangan syariah baik bank maupun non bank.<sup><a href="#3">[3]</a></sup><br />
<br />
<br />
Setelah itu, fenomena meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap keberadaan sistem perbankan yang sesuai dengan prinsip syariah mendapat respon positif dari pemerintah yang antara lain dikeluarkannya UU No.7 tahun 1992 tentang perbankan yang menetapkan bahwa perbankan di Indonesia menganut dual banking sistem, yaitu perbankan konvensional dan perbankan syariah. Perundang-undangan tersebut selanjutnya disempurnakan dengan UU No.10 tahun 1998, guna memberikan landasan hukum yang lebih jelas bagi operasional perbankan syariah nasional.<sup><a href="#4">[4]</a></sup><br />
<br />
<br />
Sebagaimana kita maklumi, perbankan syariah adalah salah satu unsur dari sistem keuangan syariah. Kesemarakan perkembangan perbankan syariah nasional juga diikuti dengan lembaga-lembaga keuangan syariah dan kegiatan ekonomi yang diidentifikasikan sebagai sesuai dengan sistem syariah.<sup><a href="#5">[5]</a></sup><br />
<br />
<br />
Bank adalah lembaga keuangan yang tugas pokoknya mengumpulkan dana dari masyarakat dan menyalurkannya kepada masyarakat, selain itu bank juga memberikan jasa-jasa keuangan, pembayaran pembiayaan lainnya, sebagai lembaga keuangan yang mendapat kepercayaan masyarakat atas dananya. Bank-bank berusaha semaksimal mungkin melakukan dana tarik (insentif) ekonomi berupa bunga tinggi, bonus serta hadiah-hadiah yang menarik. Berbagai langkah dilakukan bank dengan tujuan menghimpun dana masyarakat, yang salah satu caranya adalah dengan meningkatkan jumlah nasabah.<br />
<br />
<br />
Seiring dengan perputaran waktu, perkembangan bank syariah mengalami booming pada era reformasi yang di tandai dengan perubahan UU No. 7 tahun 1992 menjadi UU No.10 tahun 1998 tentang perbankan.7 Dalam Undang-Undang tersebut diatur dengan rinci landasan hukum jenis-jenis usaha yang di operasikan dan diimplementasikan oleh bank syariah. Undang-Undang tersebut juga memberikan arahan bagi bank konvensional untuk membuka cabang syariah atau bahkan mengkonversikan dirinya secara total menjadi bank syariah, tampak peluang tersebut disambut antusias oleh masyarakat perbankan, dimana sejumlah bank mulai memberikan perhatian dalam bidang perbankan syariah, itu terbukti dengan banyaknya bank konvensional yang sudah membuka cabang syariah salah satunya yang membuka cabang syariah adalah bank xxx syariah untuk melayani masyarakat yang menginginkan sistem perbankan berdasarkan prinsip syariah dalam rangka mewujudkan bank xxx syariah sebagai universal banking.<br />
<br />
<br />
Bank sebagai lembaga keuangan perlu mengkomunikasikan setiap produk yang mereka tawarkan. Hal ini dilakukan agar masyarakat mengetahui dan memiliki minat membeli manfaat dari produk yang di tawarkan sesuai dengan kebutuhannya dan keinginannya. Banyak bank menawarkan produknya, baik produk baru atau suatu pengembangan dari produk lama. Diantara mereka ada yang gagal dan tidak sukses dalam merebut kepuasan konsumen. Hal ini disebabkan karena pasar pembeli yang selalu berubah-rubah. Beberapa kepuasan nas bah yang dimaksud antara lain:<br />
<br />
1. Keamanannya terjamin atau penarikannya mudah dilakukan<br />
<br />
2. Mudah dan praktis,tidak berbelit-belit jika kita ingin mendepositokan uang dan mudah dipindahkan ke rekening giro atau tabungan serta mudah memindahkan dana dalam jumlah besar dan kecil.<br />
<br />
3. Rasa bangga menabung di bank yang bersangkutan.<br />
<br />
<br />
Bank xxx syariah merupakan salah satu bank syariah yang mengeluarkan produk-produknya berdasarkan prinsip syariah, salah satu produknya adalah tabungan haji. Tabungan Haji merupakan salah satu produk dari perbankan syariah yang memakai sistem mudharabah yang mana tabungan pemilik dana yang penyetorannya dan penarikannya dapat dilakukan sesuai perjanjian yang telah disepakati sebelumnya. Pada simpanan mudharabah tidak diberikan bunga, sebagai pembentukan laba bagi bank islam tetapi diberikan bagi hasil, variasi jenis simpanan yang berakad mudhorobah dapat dikembangkan ke dalam berbagai variasi tabungan, sesuai kebutuhan masyarakat asalkan tidak melanggar syara.<br />
<br />
<br />
Dan sebelumnya sistem mudharabah sudah berlaku sebelum Islam datang. Kita ketahui bahwa khodijah adalah seorang wanita kaya selalu memberi uang kepada orang lain untuk menjalankan sebagai modal usaha, rasulullah juga pernah membawa dagangan Siti khodijah ke Syria (Syam). Perniagaan itu dapat keuntungan yang banyak dan beliau itu mendapat keuntungan dari bagian itu.kemudian sesudah datang, praktek mudharabah masih tetap berjalan. Pada saat Islam melakukan khaibar, rasulullah menyerahkan pertanian pada orang Yahudi (atas dasar permintaan mereka) dengan syarat berbagi keuntungan sama banyak dengan umat Islam.<br />
<br />
<br />
Melaksanakan haji merupakan salah satu dari rukun Islam yang kelima, yang diwajibkan kepada seluruh umat manusia yang beragama Islam bagi yang mampu, untuk itu diperlukannya dana yang cukup dan aman untuk menunaikan salah satu rukun Islam tersebut, sekarang banyak perusahaan-perusahaan yang membuka biro perjalanan haji, baik ONH atau ONH plus. Begitu juga dengan perbankan syariah seperti Bank Muamalat, Bank syariah Mandiri, Bank Danamon syariah dan Bank xxx syariah yang sudah mengeluarkan produknya yaitu Tabungan Haji.<br />
<br />
<br />
Kalau soal haji, Indonesia memang memegang rekornya, bukan hanya karena jamaah yang setiap tahun mencapai 200 ribu orang, tapi juga ongkos naik hajinya termahal, berkisar antara 20 juta hingga 30 juta. sementara pelayanan tak dapat di pungkiri yaitu masih belum memuaskan. ”Dari Islamic Hospitality dan Islamic service sangat jauh dari yang di harapkan” kata Dirut center for Islamic Economic research and application (CIERA) Jafril Khalil. Padahal, tarif ibadah haji Indonesia itu termahal bila dibandingkan dengan ongkos dari negara-negara tetangga. Misalnya, Malaysia hanya 6500 ringgit, Singapura sebesar 4000 dolar Singapura, Thailand sebesar 2100 dolar AS.<br />
<br />
<br />
Lembaga Tabungan Haji (LTH) yang telah dipraktekkan di Malaysia sejak tahun 1962 dipandang sangat tepat. Pasalnya hampir semua muslim di negeri ini mempunyai keinginan yang kuat untuk beribadah haji, ini juga yang mengilhami Lembaga Tabungan Haji di Malaysia.<br />
<br />
<br />
Tabungan Haji adalah tabungan yang mengunakan prinsip mudharabah yaitu simpanan pihak ketiga yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada saat nasabah akan menunaikan ibadah haji atau pada saat tertentu sesuai dengan yang diperjanjikan. Simpanan ini menerapkan imbalan dengan sistem bagi hasil al-Mudharabah. Karena adanya persaingan antar bank saat ini,maka bank xxx syariah yang memiliki produk Tabungan Haji dituntut untuk melakukan proses pemasaran yang dapat menarik minat masyarakat untuk menjadi nasabah bank xxx syariah. Pemasaran yang dijalankan harus menerapkan suatu strategi yang tepat dalam rangka menarik minat masyarakat untuk menjadi nasabah dan mempertahankan nasabah yang sudah ada.<br />
<br />
<br />
Berdasarkan uraian di atas, penulis bermaksud ingin membahasnya lebih lanjut mengenai<span style="font-weight:bold;"> “ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK TABUNGAN HAJI PADA BANK XXX SYARIAH CABANG XXX.”</span><br />
</div><br />
<br />
<div class="footnote"><br />
<a name="1">[1]</a>Soerjono Soekanto, <em>Kesadaran Hukum dan Kepatuhan,</em> (Jakarta: CV. Rajawali), 1982, h. 35<br />
<br />
<a name="2">[2]</a>2Tim Pengembangan Perbankan Syariah Institut Bankir Indonesia, <em>Konsep, Produk dan Implementasi Operasional Bank Syariah,</em> (Jakarta: Djambatan, 2003), Cet. ke-2, h. 214<br />
<br />
<a name="3">[3]</a>3Heri Sudarsono, <em>Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi,</em> (Yogyakarta, Ekonisia, 2003), h. 158<br />
<br />
<a name="4">[4]</a>Tim Pengembangan Perbankan Syariah Institut Bankir Indonesia, <em>Konsep, Produk dan Implementasi Operasional Bank Syariah,</em> (Jakarta: Djambatan, 2003), Cet. ke-2, h. 214<br />
<br />
<a name="5">[5]</a><em>Ibid., </em>h. 215<br />
</div><br />
Download Skripsi : Analisis Strategi Pemasaran Produk Tabungan Haji Bank xxx Syariah Jakarta <a target="new" href="http://www.ziddu.com/download/13150494/AnalisisPemasaranProdukTabungan.rar.html">DisiniSoft</a>AllSofthttp://www.blogger.com/profile/10271180698369713605noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-697308828988061873.post-63233375464714598302010-08-12T04:35:00.000-07:002010-12-27T07:49:39.669-08:00Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Kepuasan Terhadap Loyalitas Nasabah (Studi Kasus Bank xxx Jakarta)<div style="text-align: center; font-weight: bold;">BAB I<br />
<br />
PENDAHULUAN<br />
</div><br />
<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">A. Latar Belakang Penelitian</span><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">Persaingan antara perusahaan pada era globalisasi ini semakin tajam, perhatian terhadap kepuasan maupun ketidakpuasan pelanggan telah semakin besar, banyak pihak yang menaruh perhatian terhadap hal ini, karena itu perusahaan harus menempatkan orientasi pada kepuasan pelanggan sebagai tujuan <a name='more'></a>utama.<br />
</div><br />
<br />
<div style="text-align: justify;"><br />
Kunci utama untuk memenangkan persaingan adalah memberikan nilai dan kepuasan kepada pelanggan melalui penyampaian produk atau jasa yang berkualitas. Perusahaan harus memberikan pelayanan yang memuaskan kepada pelanggan. Yang memang harus diberikan pelayanan sebaik mungkin, bila tidak mereka akan meninggalkan perusahaan dan akan menjadi pelanggan pesaing yang akan mengakibatkan penurunan penjualan dan akhirnya menurunkan laba yang dapat mengakibatkan kerugian.<br />
</div><br />
<br />
<div style="text-align: justify;"><br />
Secara umum tingkat kualitas pelayanan dipengaruhi beberapa faktor seperti reliability (kehandalan), assurance (Keyakinan/jaminan), tangible (penampilan elemen fisik), empathy (perhatian) dan responsiveness (tanggapan). Kelima faktor dimensi kualitas jasa ini dapat dipengaruhi secara langsung oleh karyawan. Faktor-faktor kualitas pelayanan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berdasarkan teori Gunros (2000).<br />
</div><br />
<br />
<div style="text-align: justify;"><br />
Menurut Gonros (dalam Fandi Tjiptono, 2005) memaparkan tiga dimensi kualitas jasa yaitu outcome-reluted (technical quality), process-related (functional quality), dan image-related dimensions. Ketiga dimensi ini kemudian dijabarkan ke dalam tujuh kriteria penilaian kualitas jasa sebagai berikut :<br />
</div><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">1. Profesionalisme dan Keterampilan (Professionalism & Skills) : Pelanggan menganggap bahwa penyedia jasa, para karyawan, system operasionya, dan sumber daya fisiknya memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah pelanggan secara professional.<br />
</div><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">2. Reputasi dan Kredibilitas (Reputation & Credibility) : Pelanggan meyakini bahwa bisnis penyedia jasa dapat sipercaya, memberikan value for money yang selayaknya, dan mencerminkan kinerja dan nilai positif.<br />
</div><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">3. Skin dan Perilaku (Altitudes & Behavior) : Pelanggan merasa bahwa para karyawan kontak memperhatikan rnereka dan berusaha membantu memecahkan masalah pelanggan secara spontan dan dengan senang hati.<br />
</div><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">4. Aksesibilitas dan fleksibilitas (Accessibility & flexibility) : Pelanggan merasa bahwa penyedia jasa, lokasi, jam kerja, karyawan, dan system operasionalnya dirancang dan dioperasikan sedemikian rupa sehingga pelanggan dapat mengaksesnya dengan mudah. Selain itu juga dirancang dengan maksud agar dapat bersifat fleksibel dalam menyesuaikan permintaan dan keinginan pelanggan.<br />
</div><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">5. Reliabilitas dan Trustworthiness (Reliability & Trustworthiness) : Pelanggan meyakini bahwa apapun yang terjadi atau telah disepakati, mereka bisa mengandalkan penyedia jasa, karyawan dan sistemnya dalam memenuhi janji-janjinya dan bertindak demi kepentingan pelanggan.<br />
</div><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">6. Service Recovery : Pelanggan meyakini bahwa bila ada kesalahan atau bila terjadi sesuatu yang tidak diharapkan, penyedia jasa akan segera dan secara aktif mengambil tindakan untuk mengendalikan situasi dan menemukan solusi yang tepat.<br />
</div><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">7. Serviscape : Pelanggan merasa bahwa kondisi fisik dan aspek lingkungan service encounter lainnya mendukung pengalaman positif atas proses jasa.<br />
</div><br />
<br />
<div style="text-align: justify;"><br />
Didalam bisnis perbankan juga tidak bisa terlepas dari hal tersebut, karena dalam kegiatan bisnisnya yang diutamakan adalah pelayanan langsung terhadap konsumen (nasabah). Oleh karena itu, setiap bank berlomba berusaha memberikan pelayanan terbaik bagi nasabah dengan memberikan kepuasan kepada para nasabahnya.<br />
</div><div style="text-align: justify;">Nilai kepuasan nasabah pada bank berbeda-beda tergantung pada nilai keunggulan yang ditawarkannya. Fasilitas mesin ATM tersedia di berbagai lokasi yang strategis, layanan, jasa bank dengan sumber daya manusia yang terlatih untuk melayani keinginan nasabah. Pelayanan yang ditawarkan oleh pihak bank mencerminkan kualitas nilai pelayanan bagi nasabahnya. Berbagai upaya bank untuk terus mempertahankan kredibilitasnya sebagai bank yang profesional, maka ia harus dapat memberikan rasa kepercayaan dan keamanan bagi nasabah menginvestasikan uangnya di bank tersebut. Kepuasan nasabah dan kesuksesan bisnis jasa perbankan sangat tergantung oleh usaha bank memberikan layanan yang sesuai dengan keinginan nasabah. (Abdullah ubay Siddik : 2005:4-5)<br />
</div><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">Aplikasi teknologi perbankan selalu mengacu pada tekad untuk memberikan layanan yang terpadu, cepat dan akurat. Begitu pula halnya dengan Bank XXX agar tetap eksis di dunia perbankan. Bank xxx merupakan salah satu dari sekian banyak lembaga keuangan yang telah menyediakan fasilitas dan pelayanan yang terbaik bagi para nasabahnya, perlu rnenganalisa dan mengetahui lebih mendalam mengenai berbagai faktor kualitas, pelayanan yang dapat mempengaruhi kepuasan nasabah, mengingat kepuasan nasabah merupakan hal yang penting dalam mempertahankan kepercayaan dan loyalitas nasabah terhadap suatu bank.<br />
</div><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">Namun seberapa besar pengaruh kualitas pelayanan dan kepuasan terhadap loyalitas, belum diketahui secara pasti. Untuk itu penulis mencoba menelitinya dalam bentuk skripsi yang berjudul :<br />
</div><div style="text-align: justify;"><span style="font-weight: bold;">”Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Kepuasan Terhadap Loyalitas Nasabah (Studi kasus pada Bank xxx Jakarta)”.</span><br />
</div><br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">B. Perumusan Masalah</span><br />
<div style="text-align: justify;">Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:<br />
</div>1. Seberapa besar pengaruh kualitas pelayanan terhadap loyalitas nasabah di Bank xxx.<br />
<br />
2. Seberapa besar pengaruh kepuasan terhadap loyalitas nasabah di Bank xxx.<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">3. Seberapa besar pengaruh kualitas pelayanan dan kepuasan secara bersama-sama (simultan) terhadap loyalitas nasabah di Bank xxx.<br />
</div><br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">C. Tujuan dan Manfaat Penelitian </span><br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">1. Tujuan Penelitian</span><br />
<br />
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:<br />
<div style="text-align: justify;">a. Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh kualitas pelayanan terhadap loyalitas nasabah di Bank xxx.<br />
<br />
</div><div style="text-align: justify;">b. Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh kepuasan terhadap loyalitas nasabah di Bank xxx.<br />
<br />
</div><div style="text-align: justify;">c. Untuk rncnganalisis seberapa besar pengaruh kualitas pelayanan dan kepuasan terhadap loyalitas nasabah di Bank xxx.<br />
</div><br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">2. Manfaat Penelitian</span><br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">a. Bagi penulis </span><br />
<div style="text-align: justify;">Dapat memberikan pengertian yang mendalam tentang kualitas pelayanan dan kepuasan nasabah dalam suatu bank. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat rnenambah pemahaman baru dan rneningkatkan kemampuan analisis dalam bidang kualitas pelayanan, kepuasan dan loyalitas nasabah.<br />
</div><br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">b. Bagi Perusahaan </span><br />
<div style="text-align: justify;">Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan pada bank untuk dapat lebih memperbaiki dan meningkatkan kualitas pelayanan agar tercipta kepuasan serta loyalitas nasabah yang lebih baik lagi.<br />
</div><br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">c. Akademisi</span><br />
<div style="text-align: justify;">Secara teoritis penelitian ini berguna untuk perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang pemasaran dan kwalitas pelayanan nasabah. Selain itu, digunakan sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya di bidang pemasaran dan kualitas pelayanan kepada nasabah.<br />
</div><br />
Download Skripsi : Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Kepuasan Terhadap Loyalitas Nasabah (Studi Kasus Bank xxx Jakarta) <a target="new" href="http://www.ziddu.com/download/13150492/AnalisisPengaruhPElayananKepuasanpadaNasabahBank.rar.html">DisiniSoft</a>AllSofthttp://www.blogger.com/profile/10271180698369713605noreply@blogger.com0