Pengaruh Penggunaan Media Belajar dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika

Posted by AllSoft Sabtu, 22 Januari 2011 0 komentar
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Secara detail dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 (1) pendidikan didefinisikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dalam hal ini tentu saja diperlukan adanya pendidik yang profesional terutama guru-guru di sekolah dasar dan menengah dan dosen-dosen di perguruan tinggi.

Untuk mencapai kualitas seperti yang diharapkan dalam tujuan Pendidikan Nasional diatas, peningkatan pendidikan harus selalu diusahakan baik dari segi kuantitas maupun segi kualitas. Dan ini melibatkan berbagai pihak yang terkait dalam proses ini. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan merupakan lembaga yang terkait langsung telah melakukan berbagai usaha dalam upaya membangun dan menyempurnakan sistem pembangunan nasional baik dalam pendidikan formal maupun pendidikan non formal. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal dimana terdapat kegiatan proses belajar mengajar perlu mendapat perhatian khusus, karena sekolahlah yang bertanggung jawab dalam menghasilkan manusia-manusia pembangunan yang berkualitas. 

Salah satu kegiatan proses belajar mengajar adalah belajar. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku. Perubahan ini tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan tetapi juga berbentuk kecakapan, ketrampilan, sikap, pengertian, penyesuaian diri dan sebagainya, dimana perubahan ini terlihat pada sikap dan tingkah laku.

Tindakan manusia dalam bersikap dan bertingkah laku tidak hanya sekedar menanggapi rangsangan dari luar dirinya, tapi juga ada faktor tertentu dari dalam diri yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan. Untuk memahaminya salah satu yang perlu dipelajari adalah minat. 

Muhibbin Syah dalam Psikologi Belajar menyatakan bahwa minat merupakan suatu kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Dapat disimpulkan bahwa minat merupakan serangkaian usaha untuk menumbuhkan keinginan terhadap sesuatu sehingga mendorongnya untuk memberikan perhatian yang besar terhadap hal tersebut. Sebagaiman diketahui bahwa minat dapat muncul karena adanya pengaruh luar. Minat seseorang bisa saja berubah karena adanya pengaruh-pengaruh seperti lingkungan dan kebutuhan.

Sebagaimana telah dikemukakan di atas bahwa seseorang yang memiliki minat terhadap kegiatan tertentu cenderung memberikan perhatian yang besar terhadap kegiatan tersebut. Tentunya dalam melaksanakan kegiatan dan usaha pencapaian tujuan perlu adanya pendorong untuk menumbuhkan minat.

Untuk menumbuhkan minat belajar matematika terhadap siswa SLTA dapat dilakukan oleh guru. Semangat pendidik dalam mengajar terhadap materi yang diajarkan, berhubungan erat dengan minat siswa yang belajar. Karena guru yang mempunyai semangat yang besar dalam mengajar terhadap materi yang diajarkan, akan mempengaruhi minat siswa terhadap materi yang diajarkan. Tidak mungkin seorang guru dapat membangkitkan minat siswanya, jika guru tersebut tidak memiliki minat dalam memberikan materi pelajaran Matematika.

Bidang studi yang menarik akan menumbuhkan minat seseorang untuk mempelajarinya dengan sebaik-baiknya, dan sebaliknya bidang studi yang tidak sesuai minatnya tidak akan mempunyai daya tarik baginya. Maka dari itu dalam kegiatan belajar mengajar diharapkan seorang guru harus dapat menyajikan materi pelajaran sebaik mungkin dan semenarik mungkin, apabila materi pelajaran yang diberikan kepada siswa tidak menarik baginya, maka timbullah rasa bosan, malas untuk belajar sehingga hasil yang diperoleh dalam studinya menurun. 

Sampai saat ini, berhitung sebagai salah satu bagian dari pelajaran Matematika masih dianggap sulit untuk dipelajari oleh kebanyakan siswa terutama siswa yang mengalami problem belajar dan minat akan pelajaran Matematika. Hal ini terjadi karena kurangnya motivasi dari dalam siswa itu sendiri, baik juga dari guru sebagai motivator yang harus dapat menumbuhkan minat siswa akan pelajaran matematika, serta kurangnya pemahaman tentang bagaimana pengoperasian Matematika yang sesungguhnya. Dari tahun ke tahun masalah ini terus menerus berulang dalam pencapaian prestasi belajar siswa di SMA XXX, hal ini dapat di lihat dari hasil rata- rata hasil Evaluasi Akhir Semester II di kelas XI IPA untuk pelajaran Matematika pada salah satu sekolah SMA

Kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing tingkat satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan dan silabus. Prinsip pengembangan KTSP adalah berpusat pada potensi, perkembangan dan kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya, tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, relevan dengan kebutuhan kehidupan, menyeluruh dan berkesinambungan, belajar sepanjang hayat.

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) atau yang dikenal dengan istilah Kurikulum 2006 , didalam silabus pada kolom sumber/alat/bahan, bahan pembelajaran tidak hanya mencakup lembar kerja , bahan-bahan untuk praktek, LCD, CD interaktif tetapi juga mencakup Komputer di dalamnya. Penyampaian pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar CD interaktif yang berbasis ICT atau TIK ( Teknologi Informasi dan Komunikasi ) , menjadi suatu keharusan yang harus didukung dengan tersedianya media komputer .

Mempertimbangkan prinsip KTSP tersebut maka sekolah harus menyediakan dan mengembangkan perangkat keras dan perangkat lunak pendidikan serta sumber daya manusia khususnya guru agar dapat menjalankan KTSP sesuai tujuannya. Kondisi tersebut menuntut paradigma bagi pengelola pendidikan di sekolah baik kepala sekolah, guru maupun tenaga administrasi untuk mampu melayani kebutuhan tersebut.

Oleh karena itu perlu dikembangkan sistem yang dapat mengakomodasi keperluan guru dalam pembelajaran dan sistem administrasi pembelajaran agar tujuan pencapaian kompetensi siswa dapat tercapai. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) atau ICT untuk kepentingan pembelajaran dan sistem administrasi pendukungnya. TIK / ICT mempunyai potensi yang sangat besar untuk dimanfaatkan dalam dunia pendidikan. Pada blue print TIK Depdiknas, setidak-tidaknya disebutkan ada tujuh fungsi TIK/ ICT dalam pendidikan, yakni sebagai sumber belajar, alat bantu / penggunaan media belajar, fasilitas pembelajaran, standard kompetensi, sistem administrasi, pendukung keputusan, sebagai infrastruktur. 

Pemanfaatan perkembangan teknologi multimedia dalam pembelajaran pada umumnya belum maksimal. Komputer yang ada di sekolah saat ini belum dimanfaatkan secara optimal sebagai sarana pembelajaran. Seringkali komputer hanya digunakan sebagai penggunaan media belajar program komputer saja. Padahal kita dapat menggunakan komputer tersebut alat untuk belajar pengetahuan yang lain dengan lebih menyenangkan. Cara ini menjadikan proses belajar mengajar akan lebih menarik dan interaktif, sehingga dapat menambah tingkat pemahaman dalam menyerap materi yang diajarkan. 

Jika pemilihan penggunaan media pembelajaran kurang tepat, maka akan menimbulkan masalah kepada para siswa yang berakibat minat dan motivasi belajar menjadi menurun. Hal ini disebabkan karena media pembelajarannya kurang menarik, apalagi kalau jumlah rata-rata siswa per kelas mencapai 40 atau 50 orang. Tetapi dengan menggunakan penggunaan media belajar berbasis ICT (Information Comunication and Teknologi) atau TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) selain akan mengurangi beban guru dalam menyiapkan media pembelajaran , yang lebih penting adalah dengan diikutsertakannya siswa dalam pengoperasian media tersebut, maka siswa akan merasa terlibat di dalamnya yang akibatnya dapat meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa. Siswa selain menjadi objek pembelajaran sekaligus juga sebagai subjek pembelajaran.

Pemanfaatan ICT di Indonesia masih sangat tertinggal bila dibandingkan dengan negara–negara lain. Ketertinggalan itu dalam pendayagunaan ICT merupakan isu kebijakan penting pembangunan pendidikan Indonesia. Dalam rangka mengejar ketertinggalan tersebut, perlu diperluas dan diintensifkan pemanfaatan ICT di bidang pendidikan : pertama, untuk dimanfaatkan dalam pengelolaan pendidikan melalui otomatisasi pendataan, pengelolaan, dan perkantoran. Kedua, pendayagunaan ICT baik sebagai materi kurikulum maupun media dalam proses pembelajaran interaktif.

Program yang berkaitan dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi di bidang pendidikan dapat diwujudkan dalam suatu kegiatan berupa pengembangan system, metode, dan materi pembelajaran dengan menggunakan ICT. Dengan menggunakan ICT dalam pendidikan, siswa dan yang memerlukan layanan dapat memperoleh pendidikan yang bermutu dan relevan. Sehubungan dengan itu, materi bahan ajar berbasis ICT ini kiranya dapat memberi alternatif bagaimana para guru mata pelajaran terkait dapat memanfaatkan perangkat ICT dalam pengembangan bahan ajar.

Mutu pendidikan Indonesia, terutama dalam mata pelajaran Matematika, masih rendah. Data UNESCO menunjukkan, peringkat Matematika Indonesia berada di deretan 34 dari 38 negara. Sejauh ini, Indonesia masih belum mampu lepas dari deretan penghuni papan bawah.
Hasil penelitian tim Programme of International Student Assessment (PISA) 2001 menunjukkan, Indonesia menempati peringkat ke-9 dari 41 negara pada kategori literatur Matematika. Sementara itu, menurut penelitian Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS), Matematika Indonesia berada di peringkat ke-34 dari 38 negara (data UNESCO).

Hal itu terungkap dalam konferensi pers The First Symposium on Realistic Teaching in Mathematics di Majelis Guru Besar (MGB) ITB, Jln. Surapati No. 1, Bandung, "Peringkat Indonesia berada di bawah Malaysia dan Singapura," ujar Drs. Firman Syah Noor, M.Pd., Ketua Asosiasi Guru Matematika Indonesia (AGMI).

Padahal, berdasarkan hasil penelitian TIMSS yang dilakukan oleh Frederick K. S. Leung pada 2003, jumlah jam pengajaran Matematika di Indonesia jauh lebih banyak dibandingkan Malaysia dan Singapura. Dalam satu tahun, siswa kelas 8 di Indonesia rata-rata mendapat 169 jam pelajaran Matematika. Sementara di Malaysia hanya mendapat 120 jam dan Singapura 112 jam.
Namun, hasil penelitian yang dipublikasikan di Jakarta pada 21 Desember 2006 itu menyebutkan, prestasi Indonesia berada jauh di bawah kedua negara tersebut. Prestasi Matematika siswa Indonesia hanya menembus skor rata-rata 411. Sementara itu, Malaysia mencapai 508 dan Singapura 605 (400=rendah, 475= menengah, 550=tinggi, dan 625=tingkat lanjut).
Waktu yang dihabiskan siswa Indonesia di sekolah tidak sebanding dengan prestasi yang diraih. Itu artinya, ada sesuatu dengan metode pengajaran Matematika di negara ini, seperti yang ditemukan dalam penelitian Frederick dari TIMMS. Dalam penelitian itu, Frederick yang berasal dari The University of Hongkong menyebutkan, mayoritas soal yang diberikan guru Matematika di Indonesia terlalu kaku.

Umumnya, siswa di Indonesia lebih banyak mengerjakan soal yang diekspresikan dalam bahasa dan simbol Matematika yang diset dalam konteks yang jauh dari realitas kehidupan sehari-hari.Akibatnya, siswa sering kali merasa bosan dan menganggap Matematika sebagai pelajaran yang tidak menyenangkan. Mereka pun tidak mampu menerapkan teori di sekolah untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Hal ini merupakan masalah yang mendorong dilakukannya penelitian. Maka dengan menitikberatkan pengaruh penggunaan media belajar berbasis ICT ( TIK ) terhadap minat dan prestasi belajar Matematika, berdasarkan dugaan, minat mempunyai peranan penting dalam keberhasilan prestasi belajar, maka penggunaan media belajar berbasis ICT ( TIK ) adalah merupakan salah satu metode untuk meningkatkan minat belajar tersebut.

Untuk mengetahui dan mendapatkan informasi yang lebih jelas tentang pengaruh penggunaan media belajar berbasis ICT ( TIK ) terhadap hasil belajar Matematika ditinjau dari minat belajar, maka penelitian ini dilakukan.

B. Identifikasi Masalah
Kualitas pendidikan di sekolah biasanya diukur dari keberhasilan dan prestasi belajar yang diperoleh oleh siswa selama proses belajar mengajar. Kegagalan atau keberhasilan pendidikan tidak hanya bergantung pada guru sebagai pendidik, akan tetapi kemampuan dan kesiapan peserta didik untuk mengikuti pelajaran Matematika juga sangat berperan besar.
Dalam pemilihan media pembelajaran, guru akan dihadapkan kepada kendala yang akan memberi tambahan beban dalam pemilihan bahan ajar yang merupakan masalah yang harus dihadapi oleh seorang guru. Bertitik tolak dari latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, timbul beberapa masalah yang berkaitan dengan pengaruh penggunaan media belajar berbasis ICT terhadap hasil belajar Matematika ditinjau dari minat belajar tinggi dan rendah.
1. Apakah proses belajar mengajar di sekolah telah mencapai kualitas yang diharapkan dalam tujuan pendidikan nasional ?
2. Apakah yang menyebabkan sebagian besar masyarakat menganggap bahwa Matematika itu kurang menarik?
3. Kendala apa yang sering dihadapi oleh siswa dalam belajar Matematika?
4. Apakah rendahnya hasil belajar Matematika disebabkan oleh sulitnya materi pelajaran Matematika?
5. Apakah cara mengajar guru mempengaruhi hasil belajar dan minat siswa dalam belajar Matematika?
6. Faktor-faktor apa yang paling berpengaruh terhadap hasil belajar siswa?
7. Apakah ada siswa yang memiliki minat belajar yang rendah dalam belajar Matematika tetapi memiliki hasil belajar yang tinggi?
8. Apakah ada siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi dalam belajar Matematika tetapi memiliki hasil belajar yang rendah?
9. Adakah pengaruh penggunaan media belajar berbasis ICT sebagai salah satu metode belajar terhadap hasil belajar Matematika?
10. Adakah pengaruh metode konvensional terhadap hasil belajar Matematika?
11. Adakah pengaruh minat belajar siswa terhadap hasil belajar Matematika?
12. Diharapkan hasil belajar Matematika siswa yang pembelajarannya dengan menggunakan penggunaan media belajar berbasis ICT (Information Comunication and Teknologi) / TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) yang ditinjau dari minat belajar siswa dapat berpengaruh positif.

C. Pembatasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada masalah:
1. Seberapa besar pengaruh hasil belajar matematika siswa yang diberikan dengan menggunakan penggunaan media belajar berbasis ICT (Information Comunication and Teknologi) pada materi “ Fungsi Komposisi dan Fungsi Invers “pada kelas XI IPA SMA Negeri 8 dan kelas XI IPA SMA Negeri 1 yang terdaftar pada semester genap tahun ajaran 2009/2010 ditinjau berdasarkan minat belajar siswa terhadap pelajaran matematika.
2. Pengaruh artinya kekuatan yang ada atau timbul dari sesuatu, baik dari benda hidup maupun benda mati yang berkuasa. Misalnya dari benda mati “buku “ terhadap siswa, untuk benda hidup “orang tua “ terhadap anak, guru terhadap siswa, siswa terhadap siswa yang lainnya.
3. Penggunaan media belajar berbasis ICT (Information Comunication technology) atau TIK ( Tekhnik Informasi dan Komputer ) adalah Penyajian bahan ajar dengan menggunakan media komputer yang digunakan dalam proses belajar mengajar, yang melibatkan perangkat komputer (Hardware dan software) serta brainware (yang mengoperasikan komputer)
4. Minat mempunyai pengertian adanya perhatian lalu timbul rasa suka pada objek yang dimaksud. Berlanjut dari rasa suka maka akan timbul keinginan untuk mengetahui lebih banyak mengenai hal atau objek tertentu.
5. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan yang diperoleh siswa sebagai hasil dari apa yang dipelajarinya di sekolah, yang relatif menetap dalam potensi tingkah laku yang terjadi sebagai akibat dari latihan dengan pengetahuan pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 8  yang terdaftar pada semester genap tahun ajaran 2010/2011