Model Pencegahan dan Penyembuhan Patologi Sosial Berbasis Nilai

Posted by AllSoft Rabu, 18 Agustus 2010 0 komentar
BAB I


PENDAHULUAN



A. LATAR BELAKANG MASALAH

Kebutuhan akan informasi yang jelas, arah hidup yang bersih, merupakan kebutuhan bersama baik pemerintah maupun masyarakat. Disamping itu beban psikologis yang di tanggung manusia pasca modern Timbul bukan karena teknologi komunikasi, melainkan karena kecepatan perubahan yang di timbulkannya. Salah satu diantara beban itu ialah berkurangnya kemampuan manusia untuk memahami dan menguasai lingkungannya. Para psikolog sepakat bahwa salah satu ciri penyakit adaptasi pasca modern ialah aliensi manusia di pisahkan dari pengalaman manusiawinya.[1]



Dengan informasi yang jelas membantu memilah dan memilih dalam beradaptasi karena kecepatan perubahan yang di timbulkan dari kemajuan teknologi mekanisasi urbanisasi dan industri membawa dampak gang berbeda, norma yang baru belum tertanam yang lama mulai goyah Salah satu penegak pi;ar masyarakat adalah dai.




Untuk itu apa yang dikemukakan Jalaludin Rahmat (2004), para da’i diimbau berfikir Global bertindak lokal.[2] Dalam hal ini belajar mencoba mengangkat materi patologi Sosial yang hematnya mempunyai tiga ciri yakni aktual, faktual dan relevan dengan kegiatan dakwah. Karena berdakwah mengajak “ amar ma’ruf dan nahi munkar”.


Kemudian menurut Anton Tabah Pekat “Penyakit-penyakit Masyarakat” sulit di berantas dimana penyakit-penyakit anti Protistusi, perjudian dan narkoba ( MAPPAN ) yang mengadakan seminar sehari di Bogor selasa 25 Februari 2005, saat presentasi “molimo” singkatan dari minum, madon, madat dan maling.[3] Materi ini dalam dunia perguruan disebut Patologi Sosial.



Penyakit masyarakat yang secara etimologi berasal dari kata pathos bahasa yunani yang berarti penderitaan. Logos ilmu pemgeahuan. Dalam hal ini ada dua pengertian yaitu patologi sebagai ilmu dan kondsi masyarakat yang sakit.



Diawal abad 21 para sosiolog mendifinisikan ;”Tingkah laku yang bertentangan dengan norma kebaikan, stabilitas local, pola kesederhanaan, moral dan hak milik, solidarias kekeluarggan, hidup rukun bertetangga, kebaikkan dan hukum formal.”[4] Penderitaan yang merugikan manusia baik dari segi usia maupun ekonomi. Oleh sebab itu perlu dijahui. Karena tingah laku adalah proses bukan barang cetakan, maska diperlukan proses dalam pembentukan kesadaran.



Pada tahun 1956 Sumantri Praptokusuma mantan Sekretaris Jenderal Kementrian Sosial RI mengimbau agar ada Fakultas Patologi Sosial di bawah naungan Universitas Gajah Mada.[5] Kelihatannya belum mendapat perhatian hingga sekarang belum ada Fakultas tersebut.



Mengapa tertarik dengan materi ini , karena mengajak orang untuk menjahui penyakit dan penderitaan yang akan ditimbulkannya, sesuai dengan nahi munkar. Dan tugas ini bagian dari kegiatan dakwah yang mengajak kepada ma. ruf dan menjahui yang munkar,
Proses penemuan judul cukup panjang tertarik mengemukakan judul ini yang juga merupakan sumbangan pemikiran ketua prodi Pendidikan Umum Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. Dimana awalnya adalah pemahamam da’i tentang patologi sosial. Melalui Gerakan Dakwah sebagai salah satu jalur kegiatan Kodi.



Koordinasi Dakwah Islam Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta sebagai tempat lokasi Penelitian. Pemilihan lokasi ini karena Jakarta sebagai jendela Indonesia. Koordinasi Dakwah Islam Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta yang juga melaksanakan Pendidikan Kader Mubaligh. Yang mewakili 48 organisasi Islam merupakan salah satu pilar membangun masyarakat.[6] Diharapkan mampu melakukan gerakan dakwah yang bersifat mencegah dan menyembuhkan . Dakwah bukan saja memberikan wawasan keislaman yang lebih luas ( yang bersifat kognitif ). Karena dakwah membangun pranata masyarakat yang tetap kokoh dalam pijakan beragama menjadi tantangan sekaligus tujuan dalam berdakwah .



Disamping dakwah dapat melupakan persoalan dan meredakan tekanan psikologis, namun lebih jauh dakwah juga harus membantu orang-orang modern dalam memahami dirinya. Seperti yang dikemukakan Max Weber dengan hidup mencari makna, dimasa milliux paradigma ilmu tetap mendominasi tetapi untuk apa dan mau kemana menjadi tidak jelas. Dalam buku Social Pathology Perspective Comparative “What to do How to life”




B. MASALAH DAN PERUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana Model pencegahan dan penyembuhan patologi sosial berbasis nilai yang dilaksanakan di Koordinasi dakwah islam Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta.

2. Apakah model pencegahan dan penyembuhan patologi sosial berbasis nilai difahami oleh pelaku dakwah ( da’i ) dan penerima dakwah atau mad’u.



Bagaimana pelaksanaan patologi sosial waktu berdakwah, melihat di Kodi sebagai tempat pendidikan kader mubaligh. Dengan belajar kita dapat mengetahuinya dengan mencari tahu dapat mencoba mempredeksi kedepan. Sekiranya pemahaman tentang penyakit masyarakat tidak kita kaji ulang dapat menimbulkan masalah baru yang lebih rumit lagi, dan akan semakin kehilangan kesempatan untuk mengatasinya serta kehilangan akar masalah. Oleh sebab itu dari yang dikemukakan diatas perlu Rekayasa sosial dengan Perubahan sosial yang terencana (Planned sosial change) agar berdakwah sebagai (agent of social change) yang strategis ini dapat dimanfa’atkan, membantu memperkecil penyebaran penyakit masyarakat, kemudian ada tahapan didalam proses pelaksanaan hingga hasil berdakwah dapat di evaluasi.



1. Metodelogi Penelitian


Metode adalah cara kerja desertasi ini setelah memasuki lapangan agar pembahasannya dapat lebih terarah, maka peneliti memilih pendekatan kualitatif. Dengan di dasari beberapa alasan seperti yang di kaji adalah makna suatu tindakan apa yang berada dibalik tindakan seseorang. Di tambah Menurut W. Lawren Newman metode peneltian sosial mengemukakan teori interpretatif yaitu “apa hubungan pengalaman dengan kenyataan” pendekatan interpretatif, adalah seluruh analisa sistem tingkah laku sosial, sikap,perbuatan, melalui observasi tentang masyarakat pada sa’at itu, agar tercapai suatu pemahaman atau interpretasi bagaimana masyarakat bisa menciptakan, mengolah dan memelihara dunia sosialnya.




Bagaimana masyarakat bisa menciptakan mengolah dan memelihara dunia sosialnya hal ini memerlukan “kesadaran bersama” sesuai dengan fungsinya dan porsi masing-masing. Belajar mencoba mencari makna dari seluruh sistem tingkah laku sosial yang di sebut “model” apabila benar didalam menemukan makna suatu kebaikkan. Apabila salah bernilai juga sudah berusaha menemukan.




Penelitian kualitatiif pada hakekatnya ialah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya.berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami tafsiran mereka tentang dunia sekitarnnya. Model yang di kemukakan dapat di Transfer kepada kondisi yang bersamaan. Kemudian di dalam menghadapi lingkungan sosial individu memiliki strategi bertindak yang tepat bagi dirinya sendiri, sehingga memerlukan pengkajian yang mendalam. Penelitian kualitatif memberikan peluang bagi pengkajian mendalam terhadap suatu fenomena Selanjutnya Penelitian tentang keyakinan, kesadaran, dan tindakan individu di masyarakat sangat memungkinkan menggunakan penelitian kualitatif, karena yang dikaji ialah fenomena yang tidak bersifat eksternal dan berada di dalam diri masing-masing individu.




Selanjutnya penelitian kualitatif memberikan peluang untuk meneliti fenomena secara holistik. Fenomena yang dikaji merupakan satu kesattuan yang tak terpisahkan. karena tindakan yang terjadi dikalangan masyarakat bukanlah tindakan yang diakibatkan oleh satu dua faktor akan tetapi melibatkan sekian banyak faktor yang saling terkait. Penelitian kualitatif memberikan peluang untuk memahami fenomena menurut emicview atau pandangan aktor setempat.




2. Penelitian Pendahuluan, Memasuki lapangan.


Penelitian ini adalah penelitian lanjutan tentang “urgensi Pemahaman Da’i Tentang patologi Sosial” untuk mendapat gelar magister di sekolah pascasarjana bidang dirasat islamiah institut agama islam negeri sunan ampel surabaya. kemudian penelitian pemahaman da’i tentang patologi sosial di Kodi DKI Jakarta. Sebagai penelitian proposal yang di biayai Fakultas dakwah dan komunikasi. Untuk persiapan desertasi yang didalam perjalanannya menjadi mencari model pencegahan dan penyembuhan patologi sosial berbasis nilai.




Penelitian ini mencari tahu bagaimana model pelaksana menegakkan “amar ma’ruf nahi munkar di kodi” Apakah da’i ( pelaku dakwah) faham dan mad’u (penerima dakwah) dengan modelnya mengerti dan mengetahui model ini, dapatkah model ini di transfer keberbagai ragam penyakit dalam kondisi yang sama. Apakah model ini dapat digunakan para lulusan Pendidikan Kader Mubaligh dari Koordinasi Dakwah Islam DKI Jakarta.




Penelitian kualitatif pada hakekatnya ialah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya. Apakah teori yang dikemukakan dapat di “transfer” kepada kondisi yang bersamaan. Teori atau disebut juga model dikemukakan Sugiyono ialah:
“Teori adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi dan proposisi yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik, melalui spesifikasi hubungan antara variable, sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena”.
Selanjutnya Sitirahayu Haditono ( 1999 ) menyatakan bahwa suatu teori akan memperoleh arti yang penting, bila ia lebih banyak dapat melukiskan, menerangkan, dan meramalkan gejala yang ada.




Menurut Stephen W. Little John dalam Teori of Human communication yang diartikan dengan teori–teori mengidentifikasikan pola-pola dari peristiwa-peristiwa dilingkungan sehingga kita tahu apa yang kita harapkan. Kemudian teori-teori menarik perhatian kita kepada aspek-aspek penting dari kehidupan sehari-hari, Dengan teori-teori mendorong kita memutuskan apa yang penting dan apa yang tidak. Dan dengan teori pula memungkinkan memprediksi apa yang akan terjadi kemudian.
Karakteristik Penelitian Kualitatif yaitu Penelitian sistem tingkah laku. Dalam penelitian Patologi Sosial awal menggunakan unit analisis individu, sedangkan perspektif patologi sosial modern menggunakan pendekatan sistem.


a. Desain


Desain bersifat, umum, fleksibel, berkembang dan muncul dalam proses penelitian


b. Tujuan


Tujuan adalah menemukan pola hubungan yang bersifat interaktif, menggambarkan realitas yang kompleks, memperoleh pemahaman makna dan menemukan teori, atau model.


c. Tehnik Penelitian


Tehnik Penelitian turun kelapangan memasuki lapangan, memilah dan memilih di lapangan dan menetapkan pilihan. Di samping itu bersifat tinjauan kepustakaan,observasi, wawancara. dokumentasi, tringulasi.


d. Instrumen Penelitian


Instrumen Penelitiannya yakni peneliti sebagai instrument (human instrumen). buku catatan, tape recorder, camera, handy camp dan lain-lain. Data bersifat deskriptif, dokumen pribadi, catatan lapangan, ucapan tindakan, responden, dokumen dan lain-lain.
Sampel/sumber data, adalah kecil, tidak representative, purposive, snowball, berkembang selama proses penelitian.



Analisis bersifat terus menerus, sejak awal sampai akhir penelitian, induktif, mencari pola, model, thema, teori.


Usulan desain, adalah singkat, literature yang digunakan bersifat sementara, tidak menjadi pegangan utama, prosudure bersifat umum seperti akan tour/piknik, masalah bersifat sementara dan akan ditemukan setelah studi pendahuluan, tidak dirumuskan hipotesis, karena justru akan menemukan hipotesis, focus penelitian ditetapkan setelah diperoleh data awal dari lapangan.


Kapan penelitian dianggap selesai adalah setelah tidak ada data yang dianggap baru/ jenuh. Kepercayaan dalam hasil penelitian, berupa pengujian kredibilitas, depenabilitas, proses dan hasil penelitian





3. Alasan Menggunakan Pendekatan Kualitatif


Dalam hal ini perlu dikemukakan, mengapa pendekatan kualitatif yang digunakan didasari beberapa alasan memahami situasi sosial secara mendalam, mengembangkan dan menemukan teori. Disamping itu arah dan fungsi penelitian kualitatif berobyek yaitu temuan” Model Pencegahan dan Penyembuhan Patologi Sosial Berbasis Nilai “ di Kodi DKI Jakarta.. yang unsur-unsurnya dianalisa. Kemudian dicari faktor pendukung dan penghambatnya” Setelah itu apakah da’i dan da’iyah , mengerti dan faham akan temuan tersebut. Selanjutnya apakah dia mengerti bahwa temuan itu dapat di “ Trasfer “ ke kondisi penyakit yang bersamaan.






[1]Jalaludin Rahmat, Islam Aktual, Refleksi Sosial Masyarakat, Cendikiawan Muslim (Bandung: Penerbit.. cet ke XIII ) hal 65 -70.


[2]Jalaludin Rahmad, Islam Aktual (Bandung: Mizan, cet ke VI th 2004 ), hal 75.


[3]Di Akses tanggal 25 November 2008 Tempo interaktif. Com/ hg /it/ Anton Tabah. ( Komisaris Polisi) staf khusus yang memberi materi pada sa’at itu tentang penyakit-penyakit masyarakat yang mengemukakan bahwa para pelakunya semakin berani dan terang-terangan , Sehingga munulnya berbagai penyakit yang sangat rentan dan sulit untuk diberantas.


[4]Kartini Kartono,Patologi Sosial,(Jakarta,PT. Raja Grafindo Persada)


[5] S.Imam Asyari, Patologi Sosial ( Surabaya, Penerbit Usaha Nasional cet ke 1 ), hal 18.


[6]M.Djauhari Sekretaris KODI Islamic Center . Wawancara tanggal 11 Oktober 2005.

Tinjauan Hukum Islam Tentang Dekandensi Moral Bagi Remaja Terhadap Hukum

Posted by AllSoft Selasa, 17 Agustus 2010 0 komentar
BAB I

PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah

Masyarakat terbentuk apabila ada dua orang atau lebih hidup bersama, sehingga dalam pergaulan hidup itu timbul berbagai hubungan atau pertalian yang mengakibatkan bahwa yang seorang dengan yang lain saling mengenal dan pengaruhi mempengaruhi.[1] Dalam masyarakat terdapat aneka ragam hubungan-hibungan antar manusia sebagai individu,hubungan manusia sebagai kelompok, hubungan kelompok dengan kelompok yang merupakan landasan bagi kehidupan bermasyarakat.[2]


Di dalam hidup bermasyarakat, induvidu-induvindu yang merupakan anggota masyatakat mempunyai kerakteristik yang berbeda-beda, dan akan berhadapan langsung dengan induvidu lainnya. Akibat dari hubungan yang terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung menimbulkan berbagai macam permasalahan, hal ini semakin jelas bila ada pertentangan yang terjadi akibat kepentingan yang berlainan. Untukk mengatasi dan mengatur permasalahn yang terjadi di dalam masyarakat diperlukan adanya suatu ketentuan yang mengatur dan memaksa untuk mewujudkan tata tertib dalam masyarakat yang disebut sebagai hukum.


Hukum Islam sebagai tatanan hukum yang dipegangi (diataati) oleh mayoritas penduduk dan rakyat Indonesia adalah hukum yang telah hidup didalam masyarakat, merupakan sebagai dari ajaran dan keyakinan Islam dan ada dalam kehidupan hukum Nasional serta merupakan bahan dalam pembinaan dan pengembangannya. Hukum Islam mempunyai peranan yang sangat penting dalam menanggulangi penyimpangan hukum yang terjadi dalam masyarakat, penyimpangan hukum yang terjadi itu merupakan gejala sosial dalam masyarakat sebagai konsekwensi akhir dan mau tidak mau harus dirasakan oleh anggota masyarakat yang bersangkutan.


Gejala sosial itu dapat sebagai akibat dari beberapa factor baik yang berdiri atau pun dari rangkaian kejadian yang mendahuluinya seperti lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat. Apabila hal ini sudah terjadi maka kesadaran hukum belum sepenuhnya dilakukan oleh remaja. Sosok remaja, selain usia mereka masih muda juga merupakan sosok yang sedang mengalami masa pancaroba dan perkembangan kejiwaan yang cukup berat di tengah-tengah suasana modern saat ini.


Jiwa remaja relatif masih sangat labil dan bersifat emisional, semua itu dikarenakan, mereka masih mencari jati diri atau identitas diri sehingga masih sangat mungkin dipengaruhi untuk mencoba segala ssesuatu yang belum pernah dirasakannya.[3]


Kesadaran hukum remaja banyak dihubungkan dengan perilaku manusia dan perilaku masyarakat untuk memperaktekkan aturan-aturan dalam kaitannya dengan moral dan etika kebiasaan. Masalah pelanggaran yang dilakukan remaja sudah mengarah kepada perbuatan kriminal seperti: membuat keonaran, terlibat tawaran, menkomsumsi narkoba atau obat-obatan terlarang, minuman minuman keras, terlibat pencurian, perzinaan dan lain-lain. Yang mempengaruhi kehidupan sosial remaja itu sendiri.


Padahal Islam telah memberikan jaminan bahwa semua orang akan hidup dalam kebahagian apabila mereka mau mewujudkan dan mengikuti perintah Allah Swt, aturan hukum yang telah Allah buat akan membawa manusia pada kemaslahatan. Namun, menjalani perintah saja tidaklah cukup sebaliknya manusia juga harus menjahui dan meninggalkan perbuatan dan perilaku yang akan merusaknya tersebut.


Apabila Indinesia sebagai Negara hukum, yang pemerintah dan rakyatnya berpedoman pada hukum maka sudah selayaknya bila ada permasalahatan yang timbul diselasikan secara hukum pula. Berdasarkan uraian diatas. Penulis membahas masalah yang berkaitan dengan remaja.


Untuk itu Penulis memilih judul “TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG DEKANDENSI MORAL BAGI REMAJA TERHADAP HUKUM”



B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Melihat luasnya permasalahan tentang lemahnya kesadaran remaja terhadap hukum, maka untuk itu. Penulis hanya mebatasi pada masalah remaja, batas usianya, perilaku, dan pembinaannya menurut hukum Islam. Dari pebatasan masalah tersebut maka Penulis perlu membuat perumusan masalah agar pembahasannya lebih terarah, sebagai berikut :

1. Apa saja kriteria remaja ?

2. Bagaiman akhlak dan perilaku remaja menurut Islam ?

3. Bagaiman konsep hukum Islam tentang kesadaran hukum dikaitkan dengan perilaku remaja ?



C. Tujuan Penilitian

1. Untuk mengatahui bagaimana kriteria remaja

2. Untuk mengatahui akhlak dan perilaku untuk remaja meurut islam

3. Untuk mengatahui konsep hukum Islam tentang kesadaran hukum



D. Metode Penilitian

Dalam penulisan skripsi ini menggunakan metode pembahsan Deskriptif analisis, dalam artian pembahasan skripsi ini penulis paparkan dengan mengemukakan data-data yang obyektif yang ada disamping sedikit analisis penulis terhadap pembahasan yang telah dipaparkan. Dalam pengumpulan data-data tersebut. Penulis juga menggunakan satu metode saja yaitu dengan metode studi kepustkaan, dimana dalam mencari dan mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dengan melakukan penilitian kepustakaan (Libarary Research), disamping juga membaca tulisan-tulisan yang didalamnya terhadap hal-hal yang berhubungan dengan pembahsan skripsi ini. Kesemuanya itu Penulis lakukan dengan berpedoman pada buku panduan “Pedoman Penulis Skripsi, Tesis dan Disertai IAIA Kayu manis Jakarta 2007 kecuali :

1. Ayat al-Qur’an tidak pakai footnote tetapi hanya ditulis nomor dan ayatnya

2. Terjamahanya ditulis dalam satu spasi

3. Kutip awal dan kutip akhir

4. Hadist pakai sanad sebagian memakai rawi dan sebagian tidak memakai footnote



E. Sistematika Penulisan

Dalam setiap skripsi terbagi dalam lima bab, yaitu :

BAB I : Pendahuluan, bab ini mambahas tentang latar belakang masalah,perumusan dan pembatasan masalah, metode penilitian dan sistematika penulis.


BAB II : Bab ini membahas konsep umum terhadap remaja yang meliputi pengertian remaja, batas usianya dan pola perkembangn fisik & segi psikis remaja


BAB III : Bab ini membahas konsep hukum islam terhadap kesadaran hukum yang meliputi pengertian hukum Islam, kesadaran hukum dalam islam, sanksi orang yang melanggar hukum menurut Islam.


BAB IV : Bab ini membahas tinjauan hukum Islam tentang peningkatan kesedaran hukum remaja yang meliputi perilaku dan akhlak dan analisis penulis terhadap kesadaran hukum remaja.


BAB V : Bab ini adalah bab yang penutup meliputi kesimpulan dan saran-saran.




[1]Cst Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Di Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka 1986), h. 30

[2]R Tillar dan Sardin Pabadja, Pendidikan dan Pengembangan Masyarakat, (Jakarta: CV Prindo Jaya 1985), h. 29

[3]Ahmaad Sanusi Musthofa. Problem Narkotika Psikotropika dan HIV AIDS, (Jakarta: Zikrul Hikmah: 2002), Cet ke-1, h. 124

Pengaruh Motivasi Belajar dan Disiplin Siswa Terhadap Prestasi Siswa

Posted by AllSoft Sabtu, 14 Agustus 2010 0 komentar
BAB I

PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah
Siswa adalah sumber daya yang berharga dalam sekolah, sebab melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh manusia ini, sekolah dapat mencapai tujuannya. Seiring dengan itu pula siswa sebagai anggota sekolah mengupayakan agar pendidikan tetap berlangsung kehidupannya serta mengembangkannya untuk mencapai kemajuan yang diinginkan, karena sebagai salah satu bentuk kehidupan. Sekolah ini pun terikat dalam proses keberadaan pertumbuhan dan perkembangan.



Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), dimana secara mendasar pendidikan mempunyai peranan meningkatkan kemampuan dasar manusia untuk mendapatkan memanfaatkan, mengembangkan, serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. SDM berkualitas sangat penting,dalam melaksanakan pembangunan berkelanjutan . Oleh karenanya, perluasan dan pemerataan kesempatan belajar merupakan salah satu prioritas utama dalam pembangunan, baik sarana maupun prasarana pendidikan tingkat dasar, menengah dan atas. Pada awalnya dimulai dengan program wajib belajar 6 tahun, kemudian diperluas 9 tahun, sehingga mendorong masyarakat untuk berperan aktif dalam pendidikan. Dengan demikian, setiap anak mendapatkan kesempatan yang sama untuk mengikuti pendidikan sampai ke tingkat atas minimal sampai tamat Sekolah Menengah Pertama (SMP).


Penempatan siswa merupakan salah satu faktor yang menyebabkan meningkatnya motivasi belajar siswa pada suatu sekolah. Penempatan siswa adalah bentuk dari pengembangan sumberdaya manusia yang mengarah pada pencapaian keunggulan sekolah karena penempatan siswa adalah bentuk usaha meningkatkan motivasi belajar siswa. Penempatan siswa akan membawa dampak positif karena akan mampu meningkatkan kemampuan, keterampilan dan sikap siswa terhadap tugas-tugasnya.


Salah satu upaya yang dapat dilakukan organisasi untuk menunjukkan prestasi adalah dengan memberikan disiplin dan program siswa yang dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan sekolah. Kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi membawa konsekuensi logis kepada sekolah yang bekerja untuk mencapai target prestasi pendidikan. Untuk memenangkan persaingan maka sekolah dituntut untuk memperbaiki prestasi kepada sekolah yang menjadi sentral dalam pelayanan sebuah pendidikan.


Dengan adanya prestasi yang tinggi sangat dibutuhkan untuk dapat bekerjasama antar siswa serta dapat mencapai tujuan sekolah. Tetapi sebaliknya dengan adanya siswa yang memiliki prestasi rendah akan sukar untuk mencapai hasil kerja yang baik, serta siswa itu akan segera menyerah daripada berusaha untuk mengatasi kesukaran tersebut. Hal ini akan berlainan apabila siswa mempunyai prestasi yang tinggi, sebab dengan prestasi yang tinggi para siswa akan berusaha untuk mengatasi kesukaran dalam menjalankan tugas dan pekerjaannya yang diberikan guru.


Siswa sebagai unsur dalam sekolah inilah yang diharapkan prestasinya dalam mencapai tujuan sekolah dengan belajar sesuai dengan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya. Jadi prestasi merupakan hasil yang dicapai setelah siswa melakukan suatu pelajaran. Pelajaran atau tugas dari guru ini sebelumnya sudah ditentukan terlebih dahulu dalam suatu perincian pelajaran. Jadi pentingnya prestasi belajar ini berkaitan dengan masa depan siswa juga sekolah yang bersangkutan.


Keinginan untuk berkarya oleh individu ini disebut keinginan berprestasi. Selanjutnya prestasi yang tinggi merupakan kontribusi yang berharga bagi keberhasilan sekolah sebab prestasi yang baik di semua tingkat sekolah, pencapaian tujuan dan keberhasilan sekolah menjadi sesuatu yang sangat sulit atau bahkan mustahil.


Bagi sekolah, di dalam prestasi belajar siswa dapat memberikan suatu faedah yang sangat besar, karena dapat diwujudkan keahlian yang dimiliki dari pendidikan formal maupun pendidikan non-formal dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan oleh sekolah.


Peningkatan diri siswa dalam mengerjakan pelajaran melalui prestasi belajar dilaksanakan agar dapat mengetahui prestasi yang diraih oleh siswa sehingga untuk memudahkan sekolah dapat menentukan pengembangan dan kompensasi yang diberikan kepada sekolah yang telah melalui tahap seleksi yang ketat, kemudian dilatih dan ditempatkan sesuai dengan kemampuannya.


Dengan demikian, SDN xxx Kecamatan xxx Kabupaten xxx tidak hanya mengharapkan sesuatu dari guru tetapi pihak organisasi juga berusaha untuk memenuhi harapan para gurunya. Atas dasar inilah, maka penulis merasa tertarik untuk membuat penelitian ini dengan judul “Pengaruh Motivasi Belajar dan Disiplin Siswa Terhadap Prestasi pada SDN xxx Kecamatan xxx Kabupaten xxx”



B. Identifikasi Masalah

1. Motivasi belajar dari siswa yang sangat rendah yang disebabkan minimnya pendidikan yang diberikan serta tidak sesuainya pelajaran yang diterima siswa dengan beban tugasnya.

2. Guru belum disiplin dalam melaksanakan guruannya seperti datang tidak tepat waktu dan sering tidak ada ditempat pada saat jam kerja masih berlangsung.

3. Rendahnya kualitas lulusan siswa pada SDN xxx Kecamatan xxx Kabupaten xxx dengan kemampuan intelektualitas dan keterampilan yang dimiliki siswa dalam operasional belajarnya sangat rendah, sehingga siswa dalam melaksanakan tugasnya tidak efektif dan efisien.



C. Pembatasan Masalah

Sesuai dengan uraian di atas, prestasi adalah sebuah variabel terikat yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Namun guna memperjelas arah dan obyek penelitian, maka dibatasi hanya mengkaji pengaruh dua variabel bebas saja yaitu motivasi belajar dan disiplin siswa pada SDN xxx Kecamatan xxx Kabupaten xxx.

Walaupun masih ada variabel lainnya yang berpengaruh terhadap prestasi pada SDN xxx Kecamatan xxx Kabupaten xxx, namun faktor motivasi belajar dan disiplin siswa penulis anggap sebagai faktor intern yang memiliki pengaruh langsung dan lebih mudah untuk dikondisikan atau dikendalikan daripada faktor-faktor lainnya yang bersifat eksternal terhadap prestasi pada SDN xxx Kecamatan xxx Kabupaten xxx.



D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah terdapat pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi pada SDN xxx Kecamatan xxx Kabupaten xxx?

2. Apakah terdapat pengaruh disiplin siswa terhadap prestasi pada SDN xxx Kecamatan xxx Kabupaten xxx.?

3. Apakah terdapat pengaruh motivasi belajar dan disiplin siswa secara bersama-sama terhadap prestasi pada SDN xxx Kecamatan xxx Kabupaten xxx?



E. Maksud dan Tujuan Peneliti

Berdasarkan batasan dan perumusan masalah yang telah dikemukakan, maksud dari penelitian ini adalah :

1. Menganalisis pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi pada SDN xxx Kecamatan xxx Kabupaten xxx.

2. Menganalisis pengaruh disiplin siswa terhadap prestasi pada SDN xxx Kecamatan xxx Kabupaten xxx.

3. Menganalisis pengaruh motivasi belajar dan disiplin siswa secara bersama-sama terhadap prestasi pada SDN xxx Kecamatan xxx Kabupaten xxx.

Konsep Akal Dalam Al-Qur'an

Posted by AllSoft Jumat, 13 Agustus 2010 0 komentar
BAB I

PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah
Dalam doktrin agama ada dua sumber untuk mendapatkan pengetahuan dan petunjuk kebenaran: al-‘Ulüm al-Naqliyah (ilmu-ilmu naqly) yang sumbernya berdasarkan wahyu Tuhan, dan al-‘Ulüm al-Aqliyah (ilmu-ilmu rasional) yang sumbernya berdasarkan akal. Pada galibnya, dipahami bahwa wahyu dan akal masing-masing dipandang sebagai objek dan subjek, akan tetapi pengetahuan dan petunjuk kebenaran berdasarkan wahyu bersifat absolute (pasti) dan mutlak benar, sedangkan yang disebut pengetahuan atau petunjuk berdasarkan akal bersifat relatif tidak pasti dan tidak mutlak benar.


Sebagaimana diketahui, Yunani adalah tempat lahirnya filsafat dan ilmu pengetahuan, kira-kira 600 tahun sebelum Masehi. Para filosof Yunani menggunakan akal mereka dalam melahirkan dan mengembangkan pengetahuan. Sehubungan dengan itu perlu ditegaskan bahwa pada zaman itu filsafat dan ilmu pengetahuan merupakan satu kesatuan yang belum terpisah seperti dewasa ini. Maka akal dalam ilmu pengetahuan sama dengan filsafat mempunyai kedudukan tinggi, dan mempunyai peran yang amat penting sekali.[1]


Pada abad ke-8 dan ke-9 Masehi, berkembanglah teologi yang bercorak rasional. Dalam teologi ini manusia diberikan Tuhan kebebasan dalam menentukan kemauan dan perbuatannya. Dengan kata lain, dalam teologi ini manusia bersifat dinamis dan aktif, bukan statis dan pasif. Dalam pada itu alam menurut teologi ini diatur oleh Tuhan menurut hukum alam ciptaan-Nya, yang dalam al-Qur’an disebut sunnatulláh.
Sunnatulláh menurut Harun Nasution bukanlah hukum alam atau natural law yang dikenal di Eropa. Hukum alam Darwin adalah hasil nature, sedangkan sunnatulláh adalah ciptaan Tuhan atas kehendak-Nya, maka alam manusia yang mengikuti sunnatulláh, pada hakikatnya mengikuti kehendak Tuhan. Teologi rasional ini mengajarkan kebebasan manusia dalam kehendak serta perbuatan, dan adanya sunnatulláh yang mengatur alam semesta, menghasilkan ilmu pengetahuan pada masa lima abad tersebut di atas, yang dalam Islam dikenal dengan zaman klasik.


Ayat al-kauniyyah dalam al-Qur’an merupakan ayat-ayat yang mengajarkan manusia supaya memperhatikan fenomena alam, mendorong ulama Islam zaman klasik untuk mempelajari dan meneliti alam sekitar. Pada masa antara abad kedelapan dan ketiga belas masehi ilmu pengetahuan duniawi mulai berkembang, perkembangan tersebut didahului dengan penerjemahan buku-buku Yunani kedalam bahasa Arab yang berpusat di Bait Al-Hikmah di Bagdad.


Para ulama dan cendikiawan Islam zaman silam bukan hanya menguasai ilmu dan filsafat yang memperoleh dari peradaban Yunani klasik itu, tetapi mereka berkembang dan tambahkan kedalam hasil-hasil penyelidikan mereka sendiri dalam lapangan ilmu pengetahuan dan hasil-hasil pemikiran mereka dalam lapangan filsafat.


Untuk pengembangan ilmu-ilmu itu didirikan universitas-universitas yang termasyhur diantaranya adalah Universitas Cordoba di Andalus (Spanyol Islam) Universitas Al-Azhar di Kairo dan Universitas Al-Nizamiah di Bagdad. Di Universitas Cordoba ikut menyertakan orang-orang Nasrani dan negara-negara Eropa lainnya.[2]


Filosof Islam yang terkenal dalam ilmu kedokteran adalah Ibnu Sina (Avicena) dan Ibnu Rusyd (Averros), dan Ensiklopedi Ibnu Rusyd Al-Kulliyyãt fi Al-Thib dengan nama Colliget. Di Spanyol Islam dikenal Abu Al-Qosim Al-Zahrawi (Abulcasis) seorang ahli bedah. Abu Bakar Muhammad bin Zakaria Al-Razi yang di Eropa terkenal dengan nama Rhazes, semasa hidupnya mengepalai rumah sakit Baghdad. Dalam ilmu matematika terkenal dengan tokoh Muhammad Ibn Musa Al-Khawarizmi, yang memunculkan istilah logaritme yang mengandung arti sistem hitungan desimal. Abu ‘Ali Hasan bin Al-Haytam, di dalam bukunya (Al-Manãzib) tesebut ia menentang teori Euclid. Ia berpendapat bahwa bendalah yang mengirim cahaya itulah timbul gambaran benda dalam mata. Dan masih banyak lagi tokoh dan filosof Islam yang terkenal pada zaman klasik tersebut dari berbagai bidang ilmu.


Ketika pemikiran rasional Islam pindah ke Eropa dan berkembang disana, di dunia Islam zaman pertengahan bekembang pemikiran tradisional, menggantikan pemikiran rasional tersebut. Dalam pemikiran tradisional ini, para ulama bukan hanya terikat pada al-Qur’an dan Hadits tetapi juga pada ajaran hasil ijtihad ulama zaman klasik yang amat banyak jumlahnya. Oleh karena itu ruang lingkup pemikiran ulama zaman pertengahan amat sempit, mereka tidak mempunyai kebebasan berpikir. Akibatnya sains dan filsafat bahkan juga ilmu-ilmu agama tidak berkembang di dunia Islam zaman pertengahan. Filsafat dan sains malahan hilang dari pedaran. Hal ini bertentangan sekali dengan keadaan di Eropa Zaman Modern di mana filsafat dan sains amat pesat perkembangannya dan jauh melampaui capaian dunia Islam.


Al-Qur’an sebagai wahyu ilahi pada hakikatnya, pengertian dan maksudnya hanya kepunyaan Allah. Sebagai penguasa firman, harus dikaitkan kepada dunia makhluk sebagai pelaksana tuntutan firman Tuhannya. Oleh karena itu Allah yang Maha Bijaksana membekali alat yang sangat berharga kepada manusia yaitu akal. Sehingga menjadi satu-satunya makhluk Allah yang mempunyai kemampuan berpikir, guna menggali dan menyelidiki secara cermat arti dan maksud al-Qur’an itu. Sebagaimana telah disebutkan dalam firman-Nya, yang artinya :
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya”. (Q:S. al-Nisã [4]: 82)

Dari konsepsi al-Qur’an seperti inilah, penulis ingin mengetahui lebih banyak tentang konsep akal menurut al-Qur’an, yang selalu siap untuk dipelajari dan dimengerti oleh pemikiran manusia. Karena al-Qur’an dan akal sangatlah penting bagi manusia untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia seutuhnya, baik dari kesadaran akan iman dan taqwa (imtaq) maupun dari segi ilmu pengetahuan dan tekhnologi (iptek). Semua ini akan terwujud apabila manusia masih memegang teguh kepada ketentuan-ketentuan Allah yang bersifat absolute, ketentuan ini disebut kebenaran Qur’ani dan kabenaran kauni. Yang semuanya terdapat pada suri tauladan atau dapat diteladani dari sunnah Rasulullah saw.


Dari asumsi di atas, penulis kemudian memberikan judul tesis ini. “Konsep Akal Dalam Al-Qur’an”.



B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Penulisan tesis ini tidak dimaksudkan untuk menguraikan semua pokok-pokok permasalahan yang terkandung dalam ayat-ayat al-Qur’an, akan tetapi dibatasi pada pokok-pokok permasalahan yang berkait dengan aspek-aspek wujud aktifitas akal yang perlu ditopang dengan semangat ijtihad didalam memahami nash al-Qur’an.



Karena akal merupakan prasyarat adanya manusia yang hakiki. Artinya manusia belum dapat dipandang selayaknya manusia, jika belum sempurna akalnya. Oleh karena itu hukum (syari’at) hanya diperuntukkan bagi orang yang berakal. Hal ini penting karena akal merupakan kemampuan khas manusia, yang secara potensial dapat didayagunakan untuk mendeskripsikan pengetahuan, memikirkan fenomena-fenomena, melakukan penalaran dan akhirnya melakukan tindakan dengan mengambil keputusan.


Sesuai dengan latar belakang yang dikemukakan di atas. Tulisan ini dimaksudkan untuk menjelaskan bahwa al-Qur’an menggambarkan kegiatan orang-orang yang menggunakan akalnya sebagai orang yang berpikir keras mengenai ciptaan Allah yaitu alam semesta dan juga mengenai kekuasaan Allah. Seperti dalam firmannya:
Artinya:“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka”. (Q:S. ‘Ali ‘Imrãn [3] :191)

Dari pembatasan masalah tersebut, dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apa dan bagaimana al-Qur'an memberikan makna pada akal.

2. Bagaimana peranan akal dalam al-Qur'an.



C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

Penyusunan tesis ini bertujuan untuk:

1. Mengungkapkan bahwa hanya dengan penggunaan akal yang lebih proporsional dapat dibangun optimisme dan melenyapkan obskurantisme atau kemasabodohan intelektual yang melanda umat Islam

2. Dengan akal pula, manusia bisa berinisiatif dan kreatif dalam membangun peradaban yang bermanfaat bagi umat manusia.

3. Mengungkapkan tentang pentingnya akal bagi manusia dalam memahami ketuhanan dan pembinaan hukum dalam kehidupan di dunia.

Adapun manfaat dari penyusunan tesis ini adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan terhadap kajian atas konsep, kedudukan, dan peran akal dalam memahami al-Qur'an



[1]Harun Nasution, Islam Rasional; Gagasan dan Pemikiran, (Bandung: Mizan, 1995.) h. 297.

[2]Philip K. Hitti, History of the Arab. (London: McMillan dan Co. Ltd. 1964), hlm 350

Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah Dengan Kinerja Guru

Posted by AllSoft 0 komentar
BAB I

PENDAHULUAN



A. Latar Belakang
Dalam era globalisasi, Negara berkembang menghadapi tantangan berat dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, Iptek. Lingkungan hidup khususnya dunia pendidikan Indonesia adalah Negara berkambang yang semakin maju dan diirinngi dengan kemajuan diberbagai bidang salah satu komponen dalam mendukunng kemajuan suatu Negara adalah kemajuan di bidang pendidikan penulis mengamati para orang tua sudah semakin kritis dalam memilih lembaga pendidikan yang bermutu dan berkualitas.

Lembaga pendidikan yang baik tidak hanya mengejar ilmu pengtahuan semata tetapi juga yang lebih penting pembentukan karakter yang sesuai dengan akar budaya banngsa juga disertai dengan kecerdasan yang religius untuk itulah keberhasilan pendididkan ditunjang oleh berbagai hal yang salah satunya kemampuan memimpin dalam keharmonisan para tenaga kependidikan, di suatu lembaga atau suatu pendidikan hal ini akan terlihat satu ke satuan yang utuh dimana para orang tua tertarik untuk mencari lembaga pendidikan yng mempunyai mutu, sebagai suatu yang utuh dari sebuah lembaga pendidikan.

Penulis mencoba meneliti untuk menguraikan salah satu komponen yang mendukung keberhasilan pada sebuah lembahga pendidikan yaitu apakah ada kaitan antara gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru dalam pencapaian tujuan diatas, maka bangsa Indonesia berusaha untuk mencerdaskan sumber daya manusia yang terampil dan berdaya guna dan untuk mencapai tujuan pembangunan. Tujuan ini baik jangka pendek maupun jangka panjang terhadap penyelenggaran pendidikan nasional berdasarkan pancasila sebagai landasan hidup bangsa, pendidikan merupakan suatu pilar yang utama dalam menghadapi tantangan hidup di masa depan, tantangan persaingan ketat dunia kerja, tantangan perubahan sosial budaya yang sangat cepat berdampak pada pergeseran manusia terhadap pengetahuan.

Sekolah adalah sebuah organisasi yang kompleks dan unik sehinga memerlukan koordinasi yang tingggi, oleh sebab itu kepala sekolah yang berhasil yaitu tercapainya tujuan sekolah, serta tujuan dari para individu yang ada di dalam lingkungan sekolah. Melalui sentuhan guru disekolah diharapkan mampu menghasilkan peserta didik yang memiliki kompetensi tinggi dan siap menghadapi tantangan hidup dengan penuh keyakinan dan percaya diri yang tinggi, sekarang dan kedepan. Sekolah ( pendidik ) harus mampu menciptakan sumber daya yang berkualitas, baik secara ke ilmuan maupun secara mental,oleh karena itu sekolah yang unggul mempunyai cirri-ciri : 1. Kepala sekolah yang dinamis dan komunikatif dengan kemerdekaan memimpin menuju visi keunggulan pendidikan, 2. memiliki visi, misi dan strategi untuuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan dengan jelas, 3. guru-guru yang berkompeten dan bejiwa kader yang senantiasa bergairah melaksanakan tugas profesionalnya secara inovatif, 4. siswa yang sibuk, bergairah dan bekerja keras dalam mewujudkan perilaku pembelajaran, 5. masyarakat dan orang tua yang berperan serta dalam menunjang pendiddikan.

Berdasarkan uraian diatas penulis merasa tertarikk untuk mengadakan penelitian yang berjudul “ Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah Dengan Kinerja Guru di SMP xxx Jakarta” .



B. Identifikasi Masalah
Berasarkan latar belakang di attas, maka dapat di identfikasikan masalah-masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah Kepemimpinan Kepala Sekolah di SMP xxx Jakarta

2. Bagaimanakah fungsi Kepala Sekolah sebagai pemimpin

3. Bagaimanakah fungsi Kepala Sekolah sebagai pendidik

4. Bagaimanakah fungsi Kepala Sekolah sebagai pencipta iklim kerja

5. Bagaimanakah fungsi Kepala Sekolah sebagai leader

6. Bagaimanakah fungsi Kepala Sekolah sebagai motivator

7. Seberapa besar fungsi guru sebagai pengelola pembelajaran

8. Seberapa besar kemampuan guru dalam pengembangan propesi

9. Seberapa besar guru menguasai kemampuan akademik

10. Bagaianakah kinerja guru secara umum di SMP xxx Jakarta

11. Adakah hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru



C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah merupakan pembatasan penelaahan yang dilakukan oleh peneliti agar peneliti tidak menjadi luas. Untuk itu peneliti membatasi masalah penelitian dalam hal kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru



D. Perumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan permasalahan yang akan dicari jawabannya dalam penelitian ini, dalam hal ini peneliti menetapkan 2 masalahh yang bekaitan dengan penelitian yaitu :
1. Adakah hubungan yang signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan kineja guru di SMP xxx Jakarta.

2. berapa besar pengaruh kepamimpinaan kepala sekolah dengan kinerja guru di SMP xxx Jakarta



E. Tujuan Penelitian

Penelitan ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui dan menganalisis ubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan kenerja guru

2. Mengetahui dan menganalisis pengaruh kepemimpinan kepala sekolaah dengan kinerja guru.



F. Kegunaan Penelitian

1. Manfaat Akademis

Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai pendalaman terhadap masalah-masalah yamg berhubungan dengan kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja guru serta faktor-faktor yang mempengaruhinya


2. Manfaat Praktis
Memberikan sumbangan pemikiran yang berhungan dengan kepemimpinan kepala sekolah dalam kaitannya dengan kinerja guru

3. Bagi Peneliti

Sebagai upaya lebih mendalami masalah yang berhungan dengan ke pemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru

Download Skripsi : Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah Dengan Kinerja Guru DisiniSoft

Analisis Peranan Guru Bimbingan Konseling dalam Membantu Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa

Posted by AllSoft 0 komentar
BAB I

PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Pada masa globalisasi yang sedang berjalan saat ini, sangat dibutuhkan generasi-generasi yang mempunyai kemampuan tinggi di segala bidang baik Ekonomi, Teknik, Politik, Sosial, dan Iptek. Sehingga diharapkan lembaga-lembaga pendidikan baik yang dikelola Departemen Pendidikan Nasional maupun badan swasta harus membenahi perangkat, sarana dan prasarana pendidikannya, seperti pengadaan SDM dengan tenaga pengajar yang profesional serta mempunyai kompetensi dibidangnya masing-masing serta dibantu dengan peralatan yang mutakhir.
Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kehidupan manusia di manapun dia berada. Dan merupakan gejala yang umum dalam kehidupan masyarakat. Penyelenggaraan pendidikan di jabarkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional bab II pasal 3 yaitu bahwa :
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab)



Melalui proses belajar yang terencana dan terpola dengan benar akan dicapai tujuan pendidikan dalam bentuk terjadinya perubahan perilaku, intelektual, sosial, dan emosional pada diri siswa, terarah kepada hal yang lebih baik serta konstruktif. Bila tujuan akhir suatu pendidikan adalah pembentukan manusia Indonesia yang utuh, maka proses pendidikan harus dapat membantu siswa mencapai kematangan emosional dan sosial, juga sebagai individu atau sebagai anggota masyarakat memiliki intelektual yang berkembang dengan matang maka proses pendidikan harus dapat membantu siswa mencapai kematangan emosional dan sosial, juga sebagai individu atau sebagai anggota masyarakat memiliki intelektual yang berkembang dengan matang.

Namun demikian dalam kenyataan sesungguhnya dilapangan justru kesulitan dalam mencapai prestasi bagi siswa atau peserta didik tidak semudah diharapkan. Guru dalam melaksanakan kewajiban sehari-hari sering dihadapkan kepada siswa yang mempunyai berbagai masalah internal dan eksternal yang berkaitan dengan pelajaran maupun masalah yang berkaitan dengan kehidupan keluarga siswa itu sendiri. Untuk menangani hal-hal seperi ini guru bidang studi tidak mungkin dapat menyelesaikan secara tuntas tanpa bantuan dari seorang guru bimbingan dan konseling.

Menjadi harapan semua pihak agar setiap siswa dapat mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan masing-masing. Pada kenyataannya tidak semua siswa dapat mencapai hasil belajar sebagaimana yang diharapakan, hal ini disebabkan oleh faktor-faktor yang sangat mempengaruhi baik dalam diri siswa (Indogen) maupun dari luar diri siswa (Exogen), hal ini merupakan masalah yang perlu mendapat perhatian khusus baik bagi sekolah maupun orang tua.

W.S Winkel berpendapat bahwa : “masalah adalah suatu yang menghambat, merintangi, atau mempersulit manusia dalam usahanya mencapai sesuatu”. )
Namun demikian pada dasarnya setiap siswa dapat dibantu dalam menghadapi masalahnya.
Sehubung dengan pernyataan diatas Moh. Surya berpendapat bahwa : “Tujuan pembinaan siswa adalah untuk memberikan layanan agar siswa memperoleh kesejahteraan lahir dan batin dalam proses pendidikan yang sedang ditempuhnya sehingga mencapai tujuannya”. )
Banyak para ahli telah melakukan penelitian atau survey kesulitan belajar, ternyata peran seorang pendidik dalam membantu mengatasi kesulitan siswa menjadi amat penting karena kesulitan belajar adalah salah satu faktor yang menghambat keberhasilan seorang siswa.
Oleh karena itu keberadaan guru bimbingan dan konseling sangat membantu tugas-tugas guru bidang studi dan siswa, karena guru bimbingan dan konseling yang professional lebih mengerti tentang tugas dan tanggung jawabnya sebagai pendidik dan pengajar maupun pemberi arah bagi siswa yang sangat membutuhkan.

Lembaga bimbingan dan konseling di sekolah merupakan usaha untuk membantu perkembangan individu (siswa) dalam rangka mengembangkan kemampuannya semaksimal mungkin untuk memperoleh manfaat sebesar-besarnya.

Layanan bimbingan di sekolah bertujuan memberikan bantuan kepada siswa melalui pendekatan pribadi oleh guru bimbingan dan konseling, di mana salah satu bantuan yang diharapakan adalah bimbingan dan konseling dalam meningkatkan prestasi belajar para siswa di sekolah.
Oleh karena itu penulis sangat tertantang untuk mengadakan penelitian mengenai Analisis Peranan Guru Bimbingan dan Konseling dalam Upaya Membantu Mengatasi Kesulitan Belajar di Sekolah Menegah Atas (SMA) xxx Jakarta”.


B. Identifikasi Masalah
Dalam usia remaja yang di alami seperti pada siswa di sekolah biasanya dari cara berfikir dan berperilaku masih labil, di samping itu remaja dengan usia demikian menghadapi berbagai masalah dari dalam dirinya maupun dari lingkungan. Untuk mengatasi hal tersebut dibutuhkan layanan bimbingan dan konseling dari guru bimbingan. Dari uraian diatas penulis dapat mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :
1. Hambatan – hambatan yang dihadapi siswa dalam usaha meningkatkan prestasi belajar siswa perlu segera mendapatkan pemecahan.
2. Kesulitan yang dihadapi guru bimbingan dan konseling dalam membantu pemecahan masalah siswa perlu dicari jalan keluarnya.
3. Pelaksanaan bimbingan dan konseling dalam usaha meningkatkan kegiatan belajar siswa di sekolah perlu penjadualan yang khusus.
4. Faktor internal dan faktor eksternal merupakan faktor penyebab kesulitan belajar siswa.
5. Keberadaan dan kebutuhan guru bimbingan dan konseling di sekolah, harus mendapatkan perhatian yang sesuai.
6. Guru bimbingan dan konseling harus mampu berperan terutama dalam membantu mengatasi kesulitan dalam belajar siswa.


C. Pembatasan Masalah
Sesuai dengan identifikasi masalah di atas, maka penulis membatasi masalah agar di dalam pembahasan tidak meluas dan menjadi bias, masalah ini dibatasi pada Analisis Peranan Guru Bimbingan dan Konseling dalam Upaya Membantu Kesulitan Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) xxx Jakarta.


D. Perumusan Masalah
Berdasakan pembatasan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut : “ Sejauhmana Peranan Guru Bimbingan dan Konseling dalam Upaya Membantu Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa di Sekolah Menengah Atas (SMA) xxx Jakarta”


E. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data tentang aspek pelaksanaan bimbingan dan konseling dalam upaya pemecahan masalah yang dilakukan oleh pembimbing dalam melayani siswa, juga pemanfaatan dari pelaksanaan bimbingan dan konseling dalam upaya membantu mengatasi masalah kesulitan belajar siswa.


F. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi :

1. Sekolah
Yaitu untuk memperbaiki sistem bimbingan dan konseling yang ada di sekolah tersebut agar membantu meningkatkan prestasi siswa.
2. Guru bimbingan dan konseling
Sebagai bahan acuan dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling guna meningkatkan kemampuan yang dimiliki.
3. Guru bidang studi
Agar bekerjasama dengan guru bidang studi lainnya, guru bimbingan dan konseling sehingga lebih kosentrasi dalam bidangnya.
4. Bagi siswa
Yaitu agar siswa lebih rajin belajar serta mempererat hubungannya dengan guru bimbingan dan konseling juga guru bidang studi untuk meningkatkan prestasi belajarnya.
5. Bagi Kepala Sekolah
Yaitu dapat menjadi bahan pemikiran tentang pentingnya layanan bimbingan dan konseling terhadap siswa, baik yang bermasalah maupun tidak, juga dalam segi peningkatan kualitas tenaga bimbingan dan konseling di sekolah yang dibimbingnya.
6. Bagi penulis
Yaitu untuk melengkapi persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

Analisis Strategi Pemasaran Produk Tabungan Haji Bank xxx Syariah Jakarta

Posted by AllSoft Kamis, 12 Agustus 2010 0 komentar
BAB 1
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah

Sudah berabad-abad lamanya ekonomi dunia didominasi oleh sistem bunga, dan hampir semua transaksi khususnya dalam perbankan dikaitkan dengan bunga.pengalaman ratusan tahun dalam dominasi bunga telah membuktikan ketidakberdayaan sistem ini dalam menjembatani ketimpangan ekonomi, bahkan menjadi faktor terjadinya ketimpangan ini. Banyak orang kaya yang menjadi semakin kaya di atas beban orang lain, begitu juga banyak negara mencapai kemakmurannya di atas kemiskinan negara lain. Kesenjangan ekonomi semakin melebar antara negara maju dan negara berkembang, sedangkan di dalam negara berkembang kesenjangan itu semakin dalam.[1]


Atas fenomena seperti diatas hanya sedikit orang yang menyadari bahaya bunga bagi terciptanya keadilan ekonomi. Pemerintah diberbagai negara menjadi sangat sibuk dengan sistem bunga dan yang sudah menjadi build-in dalam sistem itu adalah sifat kapitalistik dan diskriminatif. Dan karena kelemahan sistem itu pula pemerintah di negara-negara bersangkutan menjadi sibuk menambal kekurangan itu dengan berbagai program dan peraturan yang memaksa orang yang diuntungkan agar menaruh simpati kepada orang yang merasa di rugikan dalam sistem bunga itu.[2]


Walaupun demikian kita patut bersyukur ketika dominasi itu berada dipuncaknya, Undang-Undang no. 7 tahun 1992 dengan segala ketentuan dan keputusan yang mendukung UU tersebut telah mengundang lembaga keuangan syariah yang anti riba. Kedatangan lembaga keuangan ini disambut dengan perasaan suka cita oleh berbagai kalangan umat Islam, dukungan mereka diwujudkan dengan berdirinya lembaga keuangan syariah baik bank maupun non bank.[3]


Setelah itu, fenomena meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap keberadaan sistem perbankan yang sesuai dengan prinsip syariah mendapat respon positif dari pemerintah yang antara lain dikeluarkannya UU No.7 tahun 1992 tentang perbankan yang menetapkan bahwa perbankan di Indonesia menganut dual banking sistem, yaitu perbankan konvensional dan perbankan syariah. Perundang-undangan tersebut selanjutnya disempurnakan dengan UU No.10 tahun 1998, guna memberikan landasan hukum yang lebih jelas bagi operasional perbankan syariah nasional.[4]


Sebagaimana kita maklumi, perbankan syariah adalah salah satu unsur dari sistem keuangan syariah. Kesemarakan perkembangan perbankan syariah nasional juga diikuti dengan lembaga-lembaga keuangan syariah dan kegiatan ekonomi yang diidentifikasikan sebagai sesuai dengan sistem syariah.[5]


Bank adalah lembaga keuangan yang tugas pokoknya mengumpulkan dana dari masyarakat dan menyalurkannya kepada masyarakat, selain itu bank juga memberikan jasa-jasa keuangan, pembayaran pembiayaan lainnya, sebagai lembaga keuangan yang mendapat kepercayaan masyarakat atas dananya. Bank-bank berusaha semaksimal mungkin melakukan dana tarik (insentif) ekonomi berupa bunga tinggi, bonus serta hadiah-hadiah yang menarik. Berbagai langkah dilakukan bank dengan tujuan menghimpun dana masyarakat, yang salah satu caranya adalah dengan meningkatkan jumlah nasabah.


Seiring dengan perputaran waktu, perkembangan bank syariah mengalami booming pada era reformasi yang di tandai dengan perubahan UU No. 7 tahun 1992 menjadi UU No.10 tahun 1998 tentang perbankan.7 Dalam Undang-Undang tersebut diatur dengan rinci landasan hukum jenis-jenis usaha yang di operasikan dan diimplementasikan oleh bank syariah. Undang-Undang tersebut juga memberikan arahan bagi bank konvensional untuk membuka cabang syariah atau bahkan mengkonversikan dirinya secara total menjadi bank syariah, tampak peluang tersebut disambut antusias oleh masyarakat perbankan, dimana sejumlah bank mulai memberikan perhatian dalam bidang perbankan syariah, itu terbukti dengan banyaknya bank konvensional yang sudah membuka cabang syariah salah satunya yang membuka cabang syariah adalah bank xxx syariah untuk melayani masyarakat yang menginginkan sistem perbankan berdasarkan prinsip syariah dalam rangka mewujudkan bank xxx syariah sebagai universal banking.


Bank sebagai lembaga keuangan perlu mengkomunikasikan setiap produk yang mereka tawarkan. Hal ini dilakukan agar masyarakat mengetahui dan memiliki minat membeli manfaat dari produk yang di tawarkan sesuai dengan kebutuhannya dan keinginannya. Banyak bank menawarkan produknya, baik produk baru atau suatu pengembangan dari produk lama. Diantara mereka ada yang gagal dan tidak sukses dalam merebut kepuasan konsumen. Hal ini disebabkan karena pasar pembeli yang selalu berubah-rubah. Beberapa kepuasan nas bah yang dimaksud antara lain:

1. Keamanannya terjamin atau penarikannya mudah dilakukan

2. Mudah dan praktis,tidak berbelit-belit jika kita ingin mendepositokan uang dan mudah dipindahkan ke rekening giro atau tabungan serta mudah memindahkan dana dalam jumlah besar dan kecil.

3. Rasa bangga menabung di bank yang bersangkutan.


Bank xxx syariah merupakan salah satu bank syariah yang mengeluarkan produk-produknya berdasarkan prinsip syariah, salah satu produknya adalah tabungan haji. Tabungan Haji merupakan salah satu produk dari perbankan syariah yang memakai sistem mudharabah yang mana tabungan pemilik dana yang penyetorannya dan penarikannya dapat dilakukan sesuai perjanjian yang telah disepakati sebelumnya. Pada simpanan mudharabah tidak diberikan bunga, sebagai pembentukan laba bagi bank islam tetapi diberikan bagi hasil, variasi jenis simpanan yang berakad mudhorobah dapat dikembangkan ke dalam berbagai variasi tabungan, sesuai kebutuhan masyarakat asalkan tidak melanggar syara.


Dan sebelumnya sistem mudharabah sudah berlaku sebelum Islam datang. Kita ketahui bahwa khodijah adalah seorang wanita kaya selalu memberi uang kepada orang lain untuk menjalankan sebagai modal usaha, rasulullah juga pernah membawa dagangan Siti khodijah ke Syria (Syam). Perniagaan itu dapat keuntungan yang banyak dan beliau itu mendapat keuntungan dari bagian itu.kemudian sesudah datang, praktek mudharabah masih tetap berjalan. Pada saat Islam melakukan khaibar, rasulullah menyerahkan pertanian pada orang Yahudi (atas dasar permintaan mereka) dengan syarat berbagi keuntungan sama banyak dengan umat Islam.


Melaksanakan haji merupakan salah satu dari rukun Islam yang kelima, yang diwajibkan kepada seluruh umat manusia yang beragama Islam bagi yang mampu, untuk itu diperlukannya dana yang cukup dan aman untuk menunaikan salah satu rukun Islam tersebut, sekarang banyak perusahaan-perusahaan yang membuka biro perjalanan haji, baik ONH atau ONH plus. Begitu juga dengan perbankan syariah seperti Bank Muamalat, Bank syariah Mandiri, Bank Danamon syariah dan Bank xxx syariah yang sudah mengeluarkan produknya yaitu Tabungan Haji.


Kalau soal haji, Indonesia memang memegang rekornya, bukan hanya karena jamaah yang setiap tahun mencapai 200 ribu orang, tapi juga ongkos naik hajinya termahal, berkisar antara 20 juta hingga 30 juta. sementara pelayanan tak dapat di pungkiri yaitu masih belum memuaskan. ”Dari Islamic Hospitality dan Islamic service sangat jauh dari yang di harapkan” kata Dirut center for Islamic Economic research and application (CIERA) Jafril Khalil. Padahal, tarif ibadah haji Indonesia itu termahal bila dibandingkan dengan ongkos dari negara-negara tetangga. Misalnya, Malaysia hanya 6500 ringgit, Singapura sebesar 4000 dolar Singapura, Thailand sebesar 2100 dolar AS.


Lembaga Tabungan Haji (LTH) yang telah dipraktekkan di Malaysia sejak tahun 1962 dipandang sangat tepat. Pasalnya hampir semua muslim di negeri ini mempunyai keinginan yang kuat untuk beribadah haji, ini juga yang mengilhami Lembaga Tabungan Haji di Malaysia.


Tabungan Haji adalah tabungan yang mengunakan prinsip mudharabah yaitu simpanan pihak ketiga yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada saat nasabah akan menunaikan ibadah haji atau pada saat tertentu sesuai dengan yang diperjanjikan. Simpanan ini menerapkan imbalan dengan sistem bagi hasil al-Mudharabah. Karena adanya persaingan antar bank saat ini,maka bank xxx syariah yang memiliki produk Tabungan Haji dituntut untuk melakukan proses pemasaran yang dapat menarik minat masyarakat untuk menjadi nasabah bank xxx syariah. Pemasaran yang dijalankan harus menerapkan suatu strategi yang tepat dalam rangka menarik minat masyarakat untuk menjadi nasabah dan mempertahankan nasabah yang sudah ada.


Berdasarkan uraian di atas, penulis bermaksud ingin membahasnya lebih lanjut mengenai “ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK TABUNGAN HAJI PADA BANK XXX SYARIAH CABANG XXX.”



[1]Soerjono Soekanto, Kesadaran Hukum dan Kepatuhan, (Jakarta: CV. Rajawali), 1982, h. 35

[2]2Tim Pengembangan Perbankan Syariah Institut Bankir Indonesia, Konsep, Produk dan Implementasi Operasional Bank Syariah, (Jakarta: Djambatan, 2003), Cet. ke-2, h. 214

[3]3Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi, (Yogyakarta, Ekonisia, 2003), h. 158

[4]Tim Pengembangan Perbankan Syariah Institut Bankir Indonesia, Konsep, Produk dan Implementasi Operasional Bank Syariah, (Jakarta: Djambatan, 2003), Cet. ke-2, h. 214

[5]Ibid., h. 215

Download Skripsi : Analisis Strategi Pemasaran Produk Tabungan Haji Bank xxx Syariah Jakarta DisiniSoft

Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Kepuasan Terhadap Loyalitas Nasabah (Studi Kasus Bank xxx Jakarta)

Posted by AllSoft 0 komentar
BAB I

PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Penelitian

Persaingan antara perusahaan pada era globalisasi ini semakin tajam, perhatian terhadap kepuasan maupun ketidakpuasan pelanggan telah semakin besar, banyak pihak yang menaruh perhatian terhadap hal ini, karena itu perusahaan harus menempatkan orientasi pada kepuasan pelanggan sebagai tujuan utama.



Kunci utama untuk memenangkan persaingan adalah memberikan nilai dan kepuasan kepada pelanggan melalui penyampaian produk atau jasa yang berkualitas. Perusahaan harus memberikan pelayanan yang memuaskan kepada pelanggan. Yang memang harus diberikan pelayanan sebaik mungkin, bila tidak mereka akan meninggalkan perusahaan dan akan menjadi pelanggan pesaing yang akan mengakibatkan penurunan penjualan dan akhirnya menurunkan laba yang dapat mengakibatkan kerugian.



Secara umum tingkat kualitas pelayanan dipengaruhi beberapa faktor seperti reliability (kehandalan), assurance (Keyakinan/jaminan), tangible (penampilan elemen fisik), empathy (perhatian) dan responsiveness (tanggapan). Kelima faktor dimensi kualitas jasa ini dapat dipengaruhi secara langsung oleh karyawan. Faktor-faktor kualitas pelayanan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berdasarkan teori Gunros (2000).



Menurut Gonros (dalam Fandi Tjiptono, 2005) memaparkan tiga dimensi kualitas jasa yaitu outcome-reluted (technical quality), process-related (functional quality), dan image-related dimensions. Ketiga dimensi ini kemudian dijabarkan ke dalam tujuh kriteria penilaian kualitas jasa sebagai berikut :


1. Profesionalisme dan Keterampilan (Professionalism & Skills) : Pelanggan menganggap bahwa penyedia jasa, para karyawan, system operasionya, dan sumber daya fisiknya memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah pelanggan secara professional.


2. Reputasi dan Kredibilitas (Reputation & Credibility) : Pelanggan meyakini bahwa bisnis penyedia jasa dapat sipercaya, memberikan value for money yang selayaknya, dan mencerminkan kinerja dan nilai positif.


3. Skin dan Perilaku (Altitudes & Behavior) : Pelanggan merasa bahwa para karyawan kontak memperhatikan rnereka dan berusaha membantu memecahkan masalah pelanggan secara spontan dan dengan senang hati.


4. Aksesibilitas dan fleksibilitas (Accessibility & flexibility) : Pelanggan merasa bahwa penyedia jasa, lokasi, jam kerja, karyawan, dan system operasionalnya dirancang dan dioperasikan sedemikian rupa sehingga pelanggan dapat mengaksesnya dengan mudah. Selain itu juga dirancang dengan maksud agar dapat bersifat fleksibel dalam menyesuaikan permintaan dan keinginan pelanggan.


5. Reliabilitas dan Trustworthiness (Reliability & Trustworthiness) : Pelanggan meyakini bahwa apapun yang terjadi atau telah disepakati, mereka bisa mengandalkan penyedia jasa, karyawan dan sistemnya dalam memenuhi janji-janjinya dan bertindak demi kepentingan pelanggan.


6. Service Recovery : Pelanggan meyakini bahwa bila ada kesalahan atau bila terjadi sesuatu yang tidak diharapkan, penyedia jasa akan segera dan secara aktif mengambil tindakan untuk mengendalikan situasi dan menemukan solusi yang tepat.


7. Serviscape : Pelanggan merasa bahwa kondisi fisik dan aspek lingkungan service encounter lainnya mendukung pengalaman positif atas proses jasa.



Didalam bisnis perbankan juga tidak bisa terlepas dari hal tersebut, karena dalam kegiatan bisnisnya yang diutamakan adalah pelayanan langsung terhadap konsumen (nasabah). Oleh karena itu, setiap bank berlomba berusaha memberikan pelayanan terbaik bagi nasabah dengan memberikan kepuasan kepada para nasabahnya.
Nilai kepuasan nasabah pada bank berbeda-beda tergantung pada nilai keunggulan yang ditawarkannya. Fasilitas mesin ATM tersedia di berbagai lokasi yang strategis, layanan, jasa bank dengan sumber daya manusia yang terlatih untuk melayani keinginan nasabah. Pelayanan yang ditawarkan oleh pihak bank mencerminkan kualitas nilai pelayanan bagi nasabahnya. Berbagai upaya bank untuk terus mempertahankan kredibilitasnya sebagai bank yang profesional, maka ia harus dapat memberikan rasa kepercayaan dan keamanan bagi nasabah menginvestasikan uangnya di bank tersebut. Kepuasan nasabah dan kesuksesan bisnis jasa perbankan sangat tergantung oleh usaha bank memberikan layanan yang sesuai dengan keinginan nasabah. (Abdullah ubay Siddik : 2005:4-5)


Aplikasi teknologi perbankan selalu mengacu pada tekad untuk memberikan layanan yang terpadu, cepat dan akurat. Begitu pula halnya dengan Bank XXX agar tetap eksis di dunia perbankan. Bank xxx merupakan salah satu dari sekian banyak lembaga keuangan yang telah menyediakan fasilitas dan pelayanan yang terbaik bagi para nasabahnya, perlu rnenganalisa dan mengetahui lebih mendalam mengenai berbagai faktor kualitas, pelayanan yang dapat mempengaruhi kepuasan nasabah, mengingat kepuasan nasabah merupakan hal yang penting dalam mempertahankan kepercayaan dan loyalitas nasabah terhadap suatu bank.


Namun seberapa besar pengaruh kualitas pelayanan dan kepuasan terhadap loyalitas, belum diketahui secara pasti. Untuk itu penulis mencoba menelitinya dalam bentuk skripsi yang berjudul :
”Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Kepuasan Terhadap Loyalitas Nasabah (Studi kasus pada Bank xxx Jakarta)”.


B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Seberapa besar pengaruh kualitas pelayanan terhadap loyalitas nasabah di Bank xxx.

2. Seberapa besar pengaruh kepuasan terhadap loyalitas nasabah di Bank xxx.

3. Seberapa besar pengaruh kualitas pelayanan dan kepuasan secara bersama-sama (simultan) terhadap loyalitas nasabah di Bank xxx.


C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:
a. Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh kualitas pelayanan terhadap loyalitas nasabah di Bank xxx.

b. Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh kepuasan terhadap loyalitas nasabah di Bank xxx.

c. Untuk rncnganalisis seberapa besar pengaruh kualitas pelayanan dan kepuasan terhadap loyalitas nasabah di Bank xxx.


2. Manfaat Penelitian

a. Bagi penulis
Dapat memberikan pengertian yang mendalam tentang kualitas pelayanan dan kepuasan nasabah dalam suatu bank. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat rnenambah pemahaman baru dan rneningkatkan kemampuan analisis dalam bidang kualitas pelayanan, kepuasan dan loyalitas nasabah.


b. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan pada bank untuk dapat lebih memperbaiki dan meningkatkan kualitas pelayanan agar tercipta kepuasan serta loyalitas nasabah yang lebih baik lagi.


c. Akademisi
Secara teoritis penelitian ini berguna untuk perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang pemasaran dan kwalitas pelayanan nasabah. Selain itu, digunakan sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya di bidang pemasaran dan kualitas pelayanan kepada nasabah.

Download Skripsi : Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Kepuasan Terhadap Loyalitas Nasabah (Studi Kasus Bank xxx Jakarta) DisiniSoft